Jawa Pos

Tanggung Akomodasi, tanpa Match Fee

-

FIJI sejatinya bukan lawan yang masuk bidikan PSSI untuk agenda FIFA matchday bulan ini. Maklum, mereka bukan negara dengan tradisi sepak bola hebat yang bisa menjadi keuntungan bagi Indonesia.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha Destria menyatakan sudah berusaha mendekati sejumlah federasi sepak bola dari negara-negara yang kualitas sepak bolanya lebih bagus. Mulai Asia, Amerika, hingga Eropa. ’’Namun, ratarata mereka sudah punya lawan. Kebe- tulan yang kosong adalah Fiji,’’ katanya.

PSSI berjanji mencarikan lawan tanding yang lebih kompetitif pada FIFA

matchday berikutnya. Tidak hanya untuk meningkatk­an pengalaman para penggawa timnas, tetapi juga berdampak positif dari sisi bisnis. ’’Sudah ada lima sampai enam calon lawan. Kami sedang mempertimb­angkan mana yang cocok,’’ katanya.

Karena Fiji bukan negara besar dengan pasar sepak bola yang bagus, beban yang ditanggung PSSI pun tidak banyak. Se- bagai tuan rumah, PSSI hanya menanggung akomodasi tim tamu. Termasuk tiket pergi pulang timnas Fiji.

Kabar bagusnya, PSSI tidak harus memberikan match fee kepada para penggawa Bula Boys, julukan timnas Fiji. ’’Sejak awal tidak ada kesepakata­n untuk membayar match fee,’’ kata sumber di internal PSSI yang namanya enggan disebut.

Hal itu berbeda dengan saat Indonesia menjamu Puerto Rico di Stadion Maguwoharj­o, Sleman, Juni lalu. Selain akomodasi, PSSI membayar match fee yang totalnya mencapai Rp 10 miliar. ’’Semua bergantung negosiasi. Tapi,

match fee hanya diberikan kepada negara yang peringkatn­ya lebih baik dari kita,’’ ungkapnya.

Pelatih timnas Fiji Christophe Gamel mengatakan sangat senang bermain melawan Indonesia. ’’Kami ingin belajar banyak dari Indonesia. Setelah uji coba ini, saya berharap dua atau tiga tahun ke depan sepak bola Fiji berkembang,’’ paparnya. (ben/c15/ca)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia