Jawa Pos

Empat Bocah SD Tertimpa Beringin

Dua di Antaranya Meninggal Dunia

-

GORONTALO – Dahan dan ranting sisa pohon beringin yang tumbang di sisi selatan lapangan SD Negeri 12 Kabila, Kabupaten Bone, Bolango, Gorontalo, hingga kemarin (6/9) masih tersisa. Sampah organik yang berserakan itu menyisakan duka mendalam bagi keluarga besar sekolah tersebut. Mereka baru saja kehilangan dua muridnya dalam insiden tumbangnya pohon beringin.

Kejadian itu bermula ketika dering bel berbunyi Senin (4/9) pukul 07.00 Wita. Para siswa SD Negeri 12 Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, mulai bersiap melaksanak­an upacara bendera. Satu per satu siswa beranjak menuju halaman. Tiba-tiba, braaakk... Sebuah pohon beringin yang terletak di pinggir selatan lapangan tumbang seketika.

Persiapan upacara buyar. Siswa yang sudah berada di lapangan kocar-kacir. Beberapa di antaranya histeris. Ada pula yang menangis ketakutan. Mereka berlari sekuat tenaga untuk menyelamat­kan diri dari terpaan pohon beringin setinggi 8 meter itu. Para guru yang juga bersiap upacara ikut panik. Tak ketinggala­n para orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah. Mereka berlarian untuk memastikan anak mereka tak tertimpa pohon.

Suasana makin menegangka­n ketika di antara batang dan ranting pohon tergeletak empat siswa. Mereka adalah Moh. Fajrin Bantali, 8, warga Desa Poowo Barat; Widyawati Napu, 8, warga Desa Toto Selatan; Mohammad Fauzila Lasantu, 9, warga Desa Poowo Barat; serta Akbar Maulana Lahati, 9, warga Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila. Keempatnya adalah siswa kelas 2 SD Negeri 12 Kabila. Mereka tak bisa lari akibat tertimpa batang dan ranting beringin.

Akbar Maulana dan Mohammad Fauzila dievakuasi terlebih dahulu. Mereka terkapar di antara ranting pohon. Selanjutny­a, menyusul Mohamad Fajrin dan Widyawati Napu yang tertimpa batang pohon.

Saat dievakuasi, keduanya terlihat mengalami luka parah di bagian kepala, wajah, dan punggung. Kondisi Fajrin dan Widyati cukup parah karena keduanya berada dekat dengan pohon tumbang. Bahkan, informasin­ya, sesaat sebelum pohon tumbang, keduanya sedang menunggu upacara sambil duduk berjongkok. Saat pohon tumbang, keduanya diduga tak bisa segera lari menyelamat­kan diri.

Selanjutny­a, empat bocah itu dibawa ke RS Toto. Sayang, saat tiba di rumah sakit, Fajrin dan Widyawati sudah tak bernyawa. Keduanya diperkirak­an meninggal di lokasi kejadian.

’’Setelah dinyatakan meninggal dunia, kedua korban meninggal langsung dibawa oleh keluarga,’’ kata Kabid Pelayanan RS Toto Kabila dr Milyadi Ma’sum.

Dua korban lainnya, Mohammad Fauzila dan Akbar Maulana, tidak mengalami luka yang cukup berarti. Meski begitu, keduanya mengalami trauma serta shock akibat peristiwa yang menimpanya pagi itu.

Belum diketahui persis penyebab tumbangnya pohon beringin di pinggir halaman SD Negeri 12 Kabila. Informasi yang dirangkum Gorontalo Post ( Jawa Pos Group), pohon beringin yang tumbang itu diperkirak­an berusia 20 tahun. Diameter pohon sekitar 60 sentimeter dengan tinggi 8 meter. Diduga pohon tumbang lantaran bagian akar tak kuat lagi menopang kondisi pohon. Apalagi, area tumbuhnya pohon beringin sudah dilantai dengan semen. Karena itu, diduga akar pohon beringin sulit berkembang. (tr-54/csr/tr-45/wan/c19/ami)

 ?? NATHA/GORONTALO POST/JPG ?? TAK ADA ANGIN TAK ADA HUJAN: Batang dan ranting pohon beringin yang tumbang menutupi separo area halaman SD Negeri 12 Kabila.
NATHA/GORONTALO POST/JPG TAK ADA ANGIN TAK ADA HUJAN: Batang dan ranting pohon beringin yang tumbang menutupi separo area halaman SD Negeri 12 Kabila.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia