Jawa Pos

Yakin Bisa Bersaing dengan RS Swasta

RSUD Baru Bakal Sumbang PAD

-

SIDOARJO – Meski sudah ada RSUD, kehadiran RSUD baru di Sidoarjo wilayah barat tidak bakal tumpang tindih. Bahkan, keberadaan­nya bisa saling menopang. Selain wujud mendekatka­n layanan kepada masyarakat, RSUD baru yang dibangun di Kecamatan Krian itu sangat berpotensi menambah pundi-pundi pendapatan asli daerah (PAD).

Menurut Dirut RSUD Sidoarjo dr Atok Iriawan SpP, pembanguna­n RSUD di Sidoarjo Barat merupakan langkah tepat. Rumah sakit itu sudah lama dan sangat membantu. Khususnya bagi warga di enam kecamatan. Yakni, Krian, Krembung, Prambon, Wonoayu, Tarik, dan Balongbend­o. Sebab, ketika sakit dan ingin berobat ke RSUD, warga harus menempuh jarak puluhan kilometer.

Dari paparan PT SMI (Persero), fasilitas RSUD baru itu pun terbilang lengkap. Alat kedokteran canggih akan disediakan. Jumlah tenaga medis dan nonmedis 218 orang. Bahkan, ada layanan traumatolo­gi center dan lung center. Dengan sejumlah kelengkapa­n itu, Atok meyakini rumah sakit tersebut bisa bersaing dengan rumah sakit lain. ”Dokternya diproteksi sehingga bisa fokus praktik di RS Sidoarjo Barat,” ujarnya.

Dari segi pemasukan, lanjut dia, pemkab tidak perlu cemas. Dari paparan PT SMI juga, sejak tahun pertama beroperasi, rumah sakit itu sudah memberikan pendapatan. Besarnya diproyeksi­kan mencapai Rp 45 miliar. Pemasukan tersebut didapat dari layanan Badan Penyelengg­ara Jaminan Sosial (BPJS). Setiap pasien yang memegang kartu BPJS langsung dilayani. ”Pendapatan pasti besar,” katanya.

Bangun Winarso, anggota Komisi D DPRD Sidoarjo, mengungkap­kan, RSUD baru itu memang diharapkan menjadi layanan kesehatan terbaik di wilayah barat. Sebab, secara fasilitas, rumah sakit tersebut masih unggul jauh dibandingk­an dengan rumah sakit lain dalam satu wilayah. Dia menyebut, saat ini di Sidoarjo Barat terdapat enam rumah sakit. Seluruhnya rumah sakit milik swasta.

Nah, pihaknya optimistis rumah sakit milik pemkab itu bakal menjadi pilihan warga. Selain fasilitasn­ya lebih lengkap, biaya obat dan rawat inap dipastikan lebih terjangkau. Meski sudah tergolong lengkap, pemkab harus terus menambah fasilitas dan layanan. Tiga sampai empat tahun ke depan, rumah sakit itu harus naik level. Ke depan, rumah sakit tersebut harus sama dengan RSUD Sidoarjo saat ini. ’’Penambahan fasilitas sangat penting,” jelasnya.

Sebagaiman­a diberitaka­n, satu di antara beberapa mimpi Bupati Saiful Ilah di periode terakhir memimpin Kota Delta adalah mewujudkan RSUD baru di Desa Tambak Kemerakan, Krian. Untuk mewujudkan RSUD baru itu, kebutuhan anggaran diperkirak­an mencapai Rp 220 miliar–Rp 250 miliar. Pemkab telah menjajaki untuk meminjam ke PT SMI. Tapi, setiap tahun pemkab harus mengangsur Rp 100 miliar selama sepuluh tahun.

Saat sudah beroperasi, pemkab bakal mendapat setoran dari keuntungan RSUD itu. Keuntungan masuk ke pendapatan asli daerah (PAD). Jumlah setorannya diestimasi­kan Rp 45 miliar. Setiap tahun setoran ke kas daerah itu akan naik. Bupati dan sejumlah anggota banggar juga su dah memberikan sinyal persetujua­n meng gunakan me ka nisme ker ja sama peme rintah dan badan usaha (KPBU). ( aph/ c17/ hud)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia