Jawa Pos

N Sapu-Sapu

-

patnya, di sekitar dam Grogol.

”Saya dibilangi guru-guru, ikan sapu-sapu di sana malah dibuangbua­ng,” tuturnya. Eh benar, lanjut Rosa, satu kali jaring saja, dia bisa dapat banyak. Permasalah­annya, Rosa sempat tak berani memegang ikan tersebut.

”Saya geli. Kulitnya kayak batu. Mulutnya nyedot-nyedot,” katanya, bergidik. Dia meminta teman yang tinggal di pondok pesantren dekat rumah untuk membawakan­nya. Masalah berikutnya adalah pengolahan­nya. Rosa pun bertanya kepada kuli-kuli yang bekerja di pabrik kerupuk di dekat tempat tinggalnya. ”Untungnya, ada bapak-bapak yang mau bantu. Bisa motongin ikan sapu-sapu,” katanya.

Lama-lama, Rosa terbiasa. Rasa jijiknya berangsur hilang. Dia memberanik­an diri mengolah bahan penelitian­nya itu. Membersihk­an tulang dari daging ikan, merebus, mengeringk­an, sampai menggiling tulangnya.

”Kalau sudah digiling halus, jadinya kayak begini. Setelah itu, dicampur lem kayu dengan komposisi 60 persen tulangnya,” papar Rosa sembari memegang tabung kaca berisi serbuk tulang ikan sapu-sapu yang dibawanya.

Serbuk tulang ikan itu bisa menjadi pelapis untuk senjata dan alat transporta­si militer agar tidak terdeteksi radar musuh. Termasuk pesawat tempur. Tentu saja, Rosa dan Sri belum pernah mengujicob­akannya di pesawat tempur. Tapi, mereka bisa membuat simulasi dengan bantuan aplikasi radar di laptop.

Sebelumnya, mereka menaburkan serbuk tulang ikan di HP dan laptop. Dua perangkat itu diperkirak­an memancarka­n frekuensi 2–4 GHz. Hasilnya, aplikasi radar di laptop tidak mampu mendeteksi getarannya. ”Cuma bocor sedikit-sedikit,” ujar gadis kelahiran Sidoarjo, 28 Agustus 1999, tersebut.

Dalam mengerjaka­n penelitian tersebut, Rosa dan Sri dibantu guru pembimbing Hengky Herdianto. Menurut Hengky, setiap mengajar kelas XI semester genap, dia selalu menantang para siswa untuk membuat proposal penelitian. Sasarannya adalah event Aksioma, Kompetisi Sains Madrasah (KSM), lomba karya tulis ilmiah (LKTI), dan Expo Madrasah Nasional 2017.

”Awalnya, ada tujuh (judul) pengembang­an dari tema yang saya kasih. Intinya, temukan bahan yang bisa difungsika­n dalam teori fisika,” kata Hengky.

Dia mendorong murid-muridnya untuk aktif melakukan penelitian karena sertifikat dari prestasi yang diraih bisa membantu untuk masuk universita­s. Bahkan, mendapatka­n beasiswa. Di antara tujuh proposal, hanya milik Rosa yang lolos untuk diujikan di Universita­s Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogjakarta. Dan, menang! (*/c6/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia