Jawa Pos

Delapan Bulan Bobol 16 Sekolah

Mayoritas Sasar SD, Beraksi Tengah Malam

-

SIDOARJO – Rekor yang diciptakan Catur Aribowo dan Muhammad Handoko ini mungkin belum tertanding­i. Selama delapan bulan terakhir, mereka membobol 16 sekolah di sejumlah wilayah. Barang yang diembat mulai laptop, monitor, handycam, speaker, printer, kamera, HP, sampai uang tunai.

Nah, target terakhir duo bandit itu adalah SDN Kragan, Gedangan. Aksi tersebut dilakukan pada 14 Agustus lalu. ”Mereka beraksi sejak Februari. Itu berarti sudah mencuri selama delapan bulan hingga kasus terakhir,” ungkap Kasatreskr­im Polresta Sidoarjo Kompol Muhammad Harris kemarin (19/9).

Setelah mendapat laporan dari pihak sekolah, polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi. Dari keterangan saksi mata dan sejumlah petunjuk yang ditemukan, petugas mencurigai seseorang. Dia adalah Catur Aribowo, 40.

Warga Kepuh Kemiri, Tulangan, yang indekos di Desa Punggul, Gedangan, itu diketahui pernah dua kali masuk jeruji besi karena kasus pembobolan. Berturuttu­rut pada 2015 selama 6 bulan dan 2016 selama 7 bulan. Kebetulan, jarak kosnya saat ini dengan SDN Kragan tidak terlalu jauh.

Insting petugas tidak meleset. Saat mendatangi tempat kos Catur pada 22 Agustus, Catur yang melihat kedatangan polisi langsung melarikan diri. ”Waktu penggerebe­kan pertama, tersangka lolos,” jelas Harris. Catur berhasil memperdaya­i petugas. Dia berlari ke gang kecil dan bersembuny­i di kamar mandi rumah warga.

Belajar dari kegagalan itu, polisi terus memantau tempat tinggal buruan. Hasilnya dipetik pada Senin lalu (18/9). Catur menampakka­n batang hidungnya menjelang dini hari. Sejumlah petugas yang sudah menyanggon­g langsung meringkusn­ya.

Saat diinteroga­si, Catur menyebut nama Handoko, warga Desa Tambak Sawah, Waru, sebagai rekannya ketika beraksi. Oleh petugas, pria 30 tahun itu juga dibekuk beberapa saat kemudian. Dalam proses penyidikan, keduanya mengakui semua perbuatann­ya. ”Barang curian dimasukkan ke dalam glangsing (karung plastik, Red). Mereka boncengan naik motor,” kata Harris.

Dalang pembobolan adalah Catur. Dia mengajak Handoko yang juga pernah mendekam di bui selama enam bulan karena kasus pembobolan pada 2012. Menurut Catur, mereka selalu beraksi pada dini hari. Dia melancarka­n aksi pembobolan setelah ”menggambar” situasi di sekitar lokasi yang diincar.

Dengan perencanaa­n matang, mereka langsung mencari waktu yang cocok. Saat beraksi, keduanya membawa sejumlah peralatan untuk merusak jendela dan pintu sekolah. Mulai linggis kecil, tang, sampai alat pahat. ”Bagi tugas sama teman (Handoko, Red). Selalu masuk sekolah di atas jam 12 malam,” kata Catur.

Kenapa mayoritas sasarannya SD? Catur mengatakan, pengamanan sekolah tingkat dasar tidak terlalu tinggi. Menurut dia, hampir semua SD tidak memiliki petugas keamanan yang berjaga 24 jam.

”Barang curian dijual ke toko elektronik. Enggak tentu ke mana. Harga jualnya juga tergantung penawaran yang mau,” ucap bapak dua anak itu. (edi/c6/pri)

 ??  ?? EDI SUDRAJAT/JAWA POS DUO RESIDIVIS: Kasatreskr­im Polresta Sidoarjo Kompol Muhammad Harris (kiri) bersama Catur Aribowo dan M. Handoko beserta barang bukti monitor dan laptop curian yang diamankan kemarin.
EDI SUDRAJAT/JAWA POS DUO RESIDIVIS: Kasatreskr­im Polresta Sidoarjo Kompol Muhammad Harris (kiri) bersama Catur Aribowo dan M. Handoko beserta barang bukti monitor dan laptop curian yang diamankan kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia