Jawa Pos

Bikin Agrowisata di Kawasan Petilasan

Pertanian menjadi potensi kuat Desa Kedung Kembar, Prambon. Karena itu, digagaslah pembanguna­n agrowisata di wilayah tersebut. Bukan hanya warga yang berdaya, budaya setempat pun tak punah.

-

NAMUN, tak semua lahan dipakai untuk bertani. Ada tanah yang berstatus kas desa dan tempat persemayam­an leluhur yang bakal disulap menjadi agrowisata. Kemarin (19/9) Kepala Desa Kedung Kembar Ahmad Jupriyanto mengajak Jawa Pos memantau lokasi pembanguna­n agrowisata itu. Tepatnya di RW 2 Desa Kedung Kembar.

Sebagian lahan seluas 2,5 hektare tersebut masih digunakan untuk area perkebunan tebu. Namun, di tengah-tengahnya sudah ada punden yang dibangun sebagai pagar petilasan. ”Ini ada makam Mbah Pandansari, leluhur desa,” kata Ahmad.

Dia bermimpi membangun kawasan petilasan tersebut sebagai bagian dari melestarik­an kearifan lokal. ”Kepingin sekali nanti kalau ada agenda-agenda kebudayaan ya diadakan di sini,” imbuhnya. Sebab, tersedia 900 meter persegi di wilayah makam Mbah Pandansari yang bisa digunakan untuk acara-acara kebudayaan.

Saat itu terlihat dua pria tua yang tengah membersihk­an kawasan petilasan tersebut. Mereka adalah Gimin, 67, dan Madi, 71. Keduanya sering membersihk­an area pemakaman leluhur itu sebelum pembanguna­n punden berjalan. Pagar bata bak bangunan candi yang bersejarah ditambahka­n sebagai pintu gerbang menuju punden.

”Dulu ya orang lewat sini saja merinding. Banyak yang tanya apa tak takut berada di sini,” ujar Gimin dalam bahasa Jawa yang sangat halus. Dia mengaku tak menyangka bahwa Kades bakal memusatkan pembanguna­n kebun buah di area punden.

Apalagi, akses jalan belum terlalu bagus. Hanya tersedia jalan tanah selebar 1,5 meter untuk sepeda motor melintas. Namun, gagasan itu bukan hanya wacana. Di bagian depan gerbang punden, sudah ditanami ribuan bibit cabai dan terong. ”Sambil menyelesai­kan pembanguna­n area makamnya, nanti sama Pak Kades ya ditambah lagi tanamannya kalau tanah sudah diratakan,” terang Satuin, perangkat desa Kedung Kembar. ”Kalau tak diratakan, masih ada genangan ketika hujan, hujan,” lanjutnya.

Nah, ke depan, Ahmad membuat perencanaa­n terkait dengan agrowisata desa. Tanah kas desa yang masih luas bakal dimanfaatk­an untuk kebun buah siap petik. ”Nanti saya tanam bibit jambu air, buah naga, sirsak, dan pepaya,” terangnya. ”Mungkin ada tambahan lagi. Masih saya survei yang cocok buat tanah di sini,” katanya.

Ahmad berharap pembanguna­n agrowisata tersebut bisa menambah daya tarik wisatawan yang ingin menikmati suasana pedesaan yang masih alami. Selain itu, warga desa bisa diberdayak­an.

Sebab, kecakapan utama warga Desa Kedung Kembar memang pemelihara­an sawah dan kebun. ” ”SemogaSemo­ga sesuai dan bisa membuat desa makin maju,” harapnya. ( via/ c25/ ai)

 ??  ?? TAHAP AWAL: Madi merapikan bata di depan pagar yang merupakan pintu gerbang menuju punden di Desa Kedung Kembar, Prambon, kemarin. HANUNG HAMBARA/JAWA POS
TAHAP AWAL: Madi merapikan bata di depan pagar yang merupakan pintu gerbang menuju punden di Desa Kedung Kembar, Prambon, kemarin. HANUNG HAMBARA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia