Jawa Pos

Siap Urai Antrean dari Pelabuhan Merak

-

Menutup rangkaian tol trans-Jawa, ruas tol Jakarta–Merak menjadi pintu keluar dan masuk bagi pemudik yang ingin menuju dan balik dari Pulau Sumatera. Terbagi menjadi dua seksi, ruas tol sepanjang 98 kilometer (km) itu dikelola dua perusahaan yang berbeda.

SEKSI Jakarta–Tangerang yang memiliki panjang 26 km dikelola PT Jasa Marga dan Tangerang– Merak sepanjang 72 km dikelola PT Marga Mandalasak­ti (MMS). Keduanya tersambung lurus dengan gerbang tol (GT) Cikupa sebagai penanda pergantian wilayah.

Berbeda dengan ruas tol lain, ancaman kemacetan terbesar saat momen mudik di jalur itu tidak berasal dari exit tol (GT) maupun rest area. Bottleneck justru berada di Pelabuhan Merak. Peningkata­n jumlah kendaraan di dermaga bisa berdampak pada laju kendaraan di dalam tol Tangerang–Merak. Maklum, GT Merak hanya berjarak 5,5 kilometer dari dermaga. ”Imbasnya, antrean bisa mengular 3–4 km di dalam tol,” ujar Direktur Teknik dan Operasi PT MMS Sunarto Sastrowiyo­to kepada

Jawa Pos Jumat lalu (8/6). Sunarto menjelaska­n, kemacetan di GT Merak sebetulnya mudah diurai. Penambahan dua gardu tandem bisa langsung memperlanc­ar antrean. Persoalan muncul ketika keran tersebut dibuka, tapi antrean kendaraan di dermaga sudah tak terbendung sehingga meluber ke jalan.

Kebiasaan mudik secara bersama-sama di malam hari, menurut Sunarto, menjadi salah satu penyebab penumpukan kendaraan di dermaga. Masalah keamanan menjadi alasan utama. Karena itu, pemudik memperhitu­ngkan waktu dengan saksama agar bisa berkendara siang di ruas jalan Sumatera yang dinilai rawan.

Di sisi lain, lama antrean sangat bergantung jumlah kapal dan kondisi cuaca di Selat Sunda. ”Baiknya mudik pagi, sudah agak senggang (di dermaga, Red),” tuturnya.

Mengantisi­pasi hal tersebut, PT MMS telah meyiapkan sejumlah skenario. Pertama, menerapkan sistem buka tutup GT Merak. Kebijakan itu diambil bilamana buntut antrean dari dermaga sudah mencapai gerbang tol.

Kedua, mengalihka­n kendaraan keluar tol melalui GT Cilegon Barat dan sebagian lainnya akan disarankan untuk beristirah­at di rest area. Ketiga, bekerja sama dengan PT ASDP Indonesia Ferry untuk membuka loket pembelian tiket di rest area. Dengan begitu, antrean di dermaga bisa diminimalk­an.

Meski begitu, langkah antisipasi untuk menghadapi risiko kemacetan di semua GT tetap disusun. PT MMS berencana memberlaku­kan sistem tol tertutup. Pemudik tak perlu lagi

nge-tap di GT entrance. Mereka hanya menerima kartu tanda masuk di GT masuk, kemudian bayar di exit tol terakhir. Di setiap ujung, sejumlah petugas juga diturunkan untuk jemput bola membantu pembayaran.

Yang menarik, potensi kemacetan di ruas tol itu tak hanya muncul saat mudik Lebaran. Terletak di daerah yang kaya akan potensi wisata alam, tol Tangerang–Merak juga rawan macet di momen liburan. Biasanya, warga mulai bergeser dari acara silaturahm­i ke sejumlah lokasi wisata di sekitar Banten seperti Anyer dan Carita. Pergeseran itu diprediksi terjadi pada H+2 hingga H+8 Lebaran.

Sunarto menyatakan, kemacetan gara-gara antrean kendaraan yang menuju lokasi wisata tersebut juga tak kalah oleh kemacetan pada momen mudik. Antrean di GT bisa sepanjang 2–3 km. ”Kami siaga di GT Cilegon Barat dan GT Serang Timur,” ungkapnya. Mengingat risiko macet hingga berjam-jam sangat besar, pemudik diimbau untuk menyiapkan kendaraan. Pastikan kendaraan prima sehingga tidak mengalami

overheat atau kondisi yang tidak diinginkan lainnya.

Secara umum, kondisi tol Jakarta–Merak mulus. Tak ada catatan khusus di ruas tol itu. Hanya dibutuhkan sedikit kehatihati­an jika melintas di tol Tangerang–Merak saat malam. Tidak semua jalur memiliki penerangan seperti tol dalam kota. Penerangan hanya ada di sekitar persimpang­an menjelang pintu keluar, lokasi rawan, dan simpang susun. ”Kalau urban

highway seperti dalam kota memang wajib lampu semua.

Rural highway tidak,” jelas Sunarto. kendati demikian, reflektor sudah terpasang lengkap di titik-titik penting.

Di sisi lain, pemudik tahun ini dapat menikmati sarana jalan yang lebih lega di sepanjang Cikupa–Balaraja Barat. Ada tambahan satu lajur di ruas sepanjang 8 km tersebut.

Pengerjaan lajur keempat itu dimulai awal Januari. Sempat menimbulka­n kemacetan panjang, konstruksi­nya sudah dirampungk­an H-10 Lebaran. Tinggal peninggian jalan yang belum digarap. Rencananya, peninggian jalan dikerjakan setelah masa angkutan Lebaran berakhir.

 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWAPOS ?? AKSES VITAL: Gerbang tol Cikupa salah satu simpul kemacetan saat volume kendaraan meningkat saat puncak mudik.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWAPOS AKSES VITAL: Gerbang tol Cikupa salah satu simpul kemacetan saat volume kendaraan meningkat saat puncak mudik.
 ??  ??
 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWAPOS ?? ANTISIPASI: Tol Tangerang–Merak siap menyambut arus mudik 2018 dengan terus melakukan perawatan jalan.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWAPOS ANTISIPASI: Tol Tangerang–Merak siap menyambut arus mudik 2018 dengan terus melakukan perawatan jalan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia