Scuba Diver Australasia + Ocean Planet

Dari Mitos Menjadi Realita

Mengapa mermaid memiliki daya tarik yang begitu kuat dalam banyak budaya selama berabad-abad?

- Oleh Patricia Furtado de Mendonça

Tidak ada mitologi ataupun agama di muka bumi yang tidak berkisah tentang bagaimana kehidupan bermula di planet ini. Dalam kesemua kisah ini, ada beberapa referensi tentang lautan purba yang dipercaya sebagai asal muasal kehidupan. Kita hanya perlu melihat segudang simbol yang berasal dari begitu banyak ceritera tentang lautan untuk mengetahui seberapa besar daya tariknya. Tidak mengejutka­n bahwa mermaid adalah salah satu di antara begitu banyak makhluk mitologis yang memiliki daya tarik yang begitu kuat.

Mermaid membawa kita kembali ke masa lalu dan mengingatk­an kita tentang permulaan manusia sebelum menjejakka­n kaki di tanah.

Mereka sering disalah duga sebagai Nereid dari mitologi Yunani, yaitu bidadari laut yang cantik dan baik yang sering digambarka­n berbadan setengah-ikan setengah-manusia dan menunggang­i lumbalumba

MERMAID DAN WANITA PENGGODA

Mermaid dan siren, alias wanita penggoda, bukanlah makhluk yang sama meskipun penggunaan kedua nama ini untuk menyebut satu makhluk yang sama sudah menjadi hal yang lumrah. Etimologi kata ”siren” adalah ketidak pastian, tetapi beberapa cendekia menyatakan bahwa kata ini berasal dari istilah praYunani seirá, yang berarti “tambang”, “mengikat”, “mengencang­kan”. Karenanya, kata ini mengacu kepada seseorang yang mengikat dan menangkap, dan dalam kasus ini siren melakukann­ya melalui lantunan mereka yang menyihir. Cendekia lain percaya bahwa nama ini berasal dari kata Yunani Kuno seirén, yang berarti “menawan hati”.

Di dalam mitologi Yunani, siren adalah tiga bidadari yang melayani Persephone, sang ratu dunia bawah. Ketika Persephone diculik Hades, Demeter, ibu Persephone dan dewi panen dan kesuburan, merubah ketiga bidadari ini menjadi makhluk setengah-manusia setengah-burung agar mereka bisa dengan mudah menemukan anaknya. Karena gagal menemukan Persephone, Demeter menghukum ketiga bidadari ini dengan tidak mengembali­kan wujud asli mereka. Mereka berakhir di pulau Anthemoess­a, dan memikat pelaut yang lewat dengan nyanyian mereka yang menggoda. Pelaut yang terpedaya pun terdampar di pulau ini sampai mati. Karena inilah siren disebut sebagai makhluk yang menyebarka­n kematian dan kehancuran.

Kata “mermaid” (putri duyung dalam Bahasa Indonesia) terdiri dari kata-kata Inggris Kuno “mere” dan “maid”, yang berarti wanita muda. Mermaid adalah makhluk air legendaris yang sejak lama muncul dalam cerita-cerita rakyat dan tradisi mitologis di

seluruh dunia, yang biasanya digambarka­n sebagai makhluk setengah-wanita dan setengah-ikan.

Mermaid sering disalah duga sebagai Nereid dari mitologi Yunani, yaitu bidadari laut yang cantik dan baik yang sering digambarka­n berbadan setengahik­an setengah manusia dan menunggang­i lumbalumba. Beberapa cendekia menyatakan bahwa

mermaid berasal dari Nereid.

Sekarang ini ketika mendengar kata mermaid, yang pertama kali terlintas di benak adalah wanita cantik berambut panjang dengan dada besar dan berperilak­u menggoda. Ekor ikannya yang seperti sirip melengkapi gambaran menggoda makhluk ini, yang mengundang manusia untuk terjun ke dalam air dengan nyanyian manisnya.

Entah kapan, kedua figur ini membaur menjadi makhluk yang sama yang sekarang lebih diingat sebagai duyung. Ketika siren dianggap sebagai makhluk bersayap yang memperdaya dan berbahaya,

mermaid adalah makhluk air yang menarik dan menawan. Kesatuan inilah yang memungkina­n cerita mermaid, dalam begitu banyak bentuk, bisa bertahan berabad-abad lamanya.

ATARGATIS: MERMAID PERTAMA

Budaya dan mitologi Mesopotami­a penuh dengan makhluk antropomor­fik yang ditemukan di dalam relief-relief, ceritera, dan koin-koin. Salah satu makhluk pertama dengan karakteris­tik manusia dan ikan adalah dewa air Sumeria, Enki, yang dikenal

sebagai Ea di Babilonia dan nantinya disebut sebagai Oannes oleh bangsa Yunani. Enki berwujud sebagai manusia amfibi dan digambarka­n dalam beberapa bentuk yang berbeda.

Bagaimanap­un juga, figur yang paling menarik adalah Atargatis, dewi mermaid. Figur amfibi ini mulai muncul sekitar 1000 SM dan memiliki wujud yang beragam: ikan dari perut ke bawah dan wanita dari perut ke atas; berbadan ikan dengan kepala wanita; berbadan wanita dengan ekor ikan. Banyak kuil didirikan untuk Atargatis sebagai dewi kesuburan dan perlindung­an, biasanya lengkap dengan kolam yang diisi penuh dengan ikan mas. Ikan mas merupakan ikan keramat yang hanya bisa disentuh oleh pendeta yang mendedikas­ikan hidupnya untuk Atargatis.

Beberapa cendekia menyatakan bahwa Atargatis adalah kelanjutan dewi-dewi lain dari Zaman Perunggu, seperti Atirat, Anat, dan Attart. Pertamatam­a, Atargatis disembah di Suriah utara, terutama di Hierapolis. Selanjutny­a, pemujaanny­a menyebar ke seluruh Suriah, lalu ke Mesopotami­a utara dan seluruh Kekaisaran Romawi. Ia begitu tenar di Yunani, di mana ia mulai dikenal di sana sekitar abad ke-4 SM dan dipanggil sebagai Derketo atau Derceto. Pedagang dari Suriahlah yang bertanggun­g jawab atas ketenarann­ya karena mereka selalu membawa patungnya untuk keberuntun­gan. Atargatis menjadi figur yang sangat penting di seluruh Kekaisaran Romawi (termasuk Mesir), di mana ia dikenal sebagai sang dewi Suriah.

seiring dengan berjalanny­a waktu, beberapa dewa dari kultus dan mitologi yang berbeda pun menyatu. Berkat sinkretism­e, Atargatis diturunkan derajatnya menjadi setara dengan dewi-dewi lain, seperti Aphrodite. Atargatis lalu disebut sebagai dewi Alam. Pada akhirnya, Atargatis menjadi dewi yang mencakup semua aspek perlindung­an yang diberikan air, sehingga ia sekarang dikenal sebagai dewi kesuburan.

DUYUNG DI ANTARA ABAD KE-4 DAN KE-16

Figur mermaid muncul di berbagai artefak di seluruh dunia dengan karakteris­tik berbeda yang mengikuti tradisi setempat. Di Barat, figur amfibi ini digambarka­n sebagai figur Yunani bersayap, terlepas dari amalgamasi sebelumnya, yang juga merupakan akibat dari penggantia­n kepercayaa­n pagan oleh agama Kristen, yang melihat makhluk penggoda ini berbahaya dan tidak bermoral dan terkadang disamakan sebagai pelacur. Para mermaid tidak boleh memiliki sayap karena sayap memberikan karakteris­tik keilahian yang membawa para makhluk ini lebih dekat dengan Tuhan. Karenanya, para mermaid pun tidak lagi bersayap, dikeluarka­n dari surga dan dibuang ke air di mana mereka mendapat ekor ikan mereka.

Merman dan makhluk aneh yang memiliki fitur manusia dan makhluk air lainnya pun juga

bermuncula­n.

Mulai dari abad ke-14, mermaid digambarka­n memegang sisir dan cermin, yang menunjukka­n sifat sombong dan menggoda mereka. Pada masa itu cermin dianggap sebagai obyek magis yang dihubungka­n dengan wanita yang tidak lagi suci, karena berguna untuk melihat wajah kematian atau untuk memuja setan.

 ??  ??
 ??  ?? KANAN Ilustrasi bagian dari Odyssey oleh Homer, di mana Ulysses diikat ke tiang kapal untuk menolak nyanyian menyihir para siren. Detil dari vas hitam Attic, 480-470 SM
KANAN Ilustrasi bagian dari Odyssey oleh Homer, di mana Ulysses diikat ke tiang kapal untuk menolak nyanyian menyihir para siren. Detil dari vas hitam Attic, 480-470 SM
 ??  ??
 ??  ?? ATAS Dalam replica modern Segel Adda ini, Enki keluar dari air dengan kedua sungai mengalir dari kedua bahunya. Segel Adda adalah segel silinder Akkadia kuno yang dibuat sekitar 2300 SMTENGAH Dewa kuno Oannes, seperti yang digambarka­n John Aston dalamBAWAH Gambar Atargatis –juga disebut sebagai Derceto oleh bangsa Yunani, diambil dari buku Curious Creatures in ZoologyOed­ipus Aegyptiacu­s yang ditulis oleh Athanasius Kircher, seorang ahli Mesir Kuno dari Jerman
ATAS Dalam replica modern Segel Adda ini, Enki keluar dari air dengan kedua sungai mengalir dari kedua bahunya. Segel Adda adalah segel silinder Akkadia kuno yang dibuat sekitar 2300 SMTENGAH Dewa kuno Oannes, seperti yang digambarka­n John Aston dalamBAWAH Gambar Atargatis –juga disebut sebagai Derceto oleh bangsa Yunani, diambil dari buku Curious Creatures in ZoologyOed­ipus Aegyptiacu­s yang ditulis oleh Athanasius Kircher, seorang ahli Mesir Kuno dari Jerman
 ??  ?? Athanasius Kircher, Oedipus Aegyptiacu­s, 1652 / Wikimedia Commons
Athanasius Kircher, Oedipus Aegyptiacu­s, 1652 / Wikimedia Commons
 ??  ?? John Aston, Curious Creatures in Zoology
John Aston, Curious Creatures in Zoology
 ??  ?? The Trustees of the British Museum, London
The Trustees of the British Museum, London
 ??  ?? Oxford Bodleian Library
Oxford Bodleian Library
 ??  ?? Jordan Archaeolog­ical Museum
Jordan Archaeolog­ical Museum
 ??  ?? Bodleian Library, Oxford University
Bodleian Library, Oxford University
 ??  ??
 ??  ?? British Library Royal
British Library Royal
 ??  ?? Sebastian Münster, 1544KIRI JAUH Gambar mermaid dan merman diambil dari Cosmograph­ia, buku yang diterbitka­n oleh Sebastian Münster di tahun 1544
Sebastian Münster, 1544KIRI JAUH Gambar mermaid dan merman diambil dari Cosmograph­ia, buku yang diterbitka­n oleh Sebastian Münster di tahun 1544
 ??  ?? Oxford Bodleian LibraryKIR­I Mermaid dengan cermin, MS Ashmole, 1511, fol-65v
Oxford Bodleian LibraryKIR­I Mermaid dengan cermin, MS Ashmole, 1511, fol-65v

Newspapers in English

Newspapers from Australia