Scuba Diver Australasia + Ocean Planet
Dari Mitos Menjadi Realita
Mengapa mermaid memiliki daya tarik yang begitu kuat dalam banyak budaya selama berabad-abad?
Tidak ada mitologi ataupun agama di muka bumi yang tidak berkisah tentang bagaimana kehidupan bermula di planet ini. Dalam kesemua kisah ini, ada beberapa referensi tentang lautan purba yang dipercaya sebagai asal muasal kehidupan. Kita hanya perlu melihat segudang simbol yang berasal dari begitu banyak ceritera tentang lautan untuk mengetahui seberapa besar daya tariknya. Tidak mengejutkan bahwa mermaid adalah salah satu di antara begitu banyak makhluk mitologis yang memiliki daya tarik yang begitu kuat.
Mermaid membawa kita kembali ke masa lalu dan mengingatkan kita tentang permulaan manusia sebelum menjejakkan kaki di tanah.
Mereka sering disalah duga sebagai Nereid dari mitologi Yunani, yaitu bidadari laut yang cantik dan baik yang sering digambarkan berbadan setengah-ikan setengah-manusia dan menunggangi lumbalumba
MERMAID DAN WANITA PENGGODA
Mermaid dan siren, alias wanita penggoda, bukanlah makhluk yang sama meskipun penggunaan kedua nama ini untuk menyebut satu makhluk yang sama sudah menjadi hal yang lumrah. Etimologi kata ”siren” adalah ketidak pastian, tetapi beberapa cendekia menyatakan bahwa kata ini berasal dari istilah praYunani seirá, yang berarti “tambang”, “mengikat”, “mengencangkan”. Karenanya, kata ini mengacu kepada seseorang yang mengikat dan menangkap, dan dalam kasus ini siren melakukannya melalui lantunan mereka yang menyihir. Cendekia lain percaya bahwa nama ini berasal dari kata Yunani Kuno seirén, yang berarti “menawan hati”.
Di dalam mitologi Yunani, siren adalah tiga bidadari yang melayani Persephone, sang ratu dunia bawah. Ketika Persephone diculik Hades, Demeter, ibu Persephone dan dewi panen dan kesuburan, merubah ketiga bidadari ini menjadi makhluk setengah-manusia setengah-burung agar mereka bisa dengan mudah menemukan anaknya. Karena gagal menemukan Persephone, Demeter menghukum ketiga bidadari ini dengan tidak mengembalikan wujud asli mereka. Mereka berakhir di pulau Anthemoessa, dan memikat pelaut yang lewat dengan nyanyian mereka yang menggoda. Pelaut yang terpedaya pun terdampar di pulau ini sampai mati. Karena inilah siren disebut sebagai makhluk yang menyebarkan kematian dan kehancuran.
Kata “mermaid” (putri duyung dalam Bahasa Indonesia) terdiri dari kata-kata Inggris Kuno “mere” dan “maid”, yang berarti wanita muda. Mermaid adalah makhluk air legendaris yang sejak lama muncul dalam cerita-cerita rakyat dan tradisi mitologis di
seluruh dunia, yang biasanya digambarkan sebagai makhluk setengah-wanita dan setengah-ikan.
Mermaid sering disalah duga sebagai Nereid dari mitologi Yunani, yaitu bidadari laut yang cantik dan baik yang sering digambarkan berbadan setengahikan setengah manusia dan menunggangi lumbalumba. Beberapa cendekia menyatakan bahwa
mermaid berasal dari Nereid.
Sekarang ini ketika mendengar kata mermaid, yang pertama kali terlintas di benak adalah wanita cantik berambut panjang dengan dada besar dan berperilaku menggoda. Ekor ikannya yang seperti sirip melengkapi gambaran menggoda makhluk ini, yang mengundang manusia untuk terjun ke dalam air dengan nyanyian manisnya.
Entah kapan, kedua figur ini membaur menjadi makhluk yang sama yang sekarang lebih diingat sebagai duyung. Ketika siren dianggap sebagai makhluk bersayap yang memperdaya dan berbahaya,
mermaid adalah makhluk air yang menarik dan menawan. Kesatuan inilah yang memungkinan cerita mermaid, dalam begitu banyak bentuk, bisa bertahan berabad-abad lamanya.
ATARGATIS: MERMAID PERTAMA
Budaya dan mitologi Mesopotamia penuh dengan makhluk antropomorfik yang ditemukan di dalam relief-relief, ceritera, dan koin-koin. Salah satu makhluk pertama dengan karakteristik manusia dan ikan adalah dewa air Sumeria, Enki, yang dikenal
sebagai Ea di Babilonia dan nantinya disebut sebagai Oannes oleh bangsa Yunani. Enki berwujud sebagai manusia amfibi dan digambarkan dalam beberapa bentuk yang berbeda.
Bagaimanapun juga, figur yang paling menarik adalah Atargatis, dewi mermaid. Figur amfibi ini mulai muncul sekitar 1000 SM dan memiliki wujud yang beragam: ikan dari perut ke bawah dan wanita dari perut ke atas; berbadan ikan dengan kepala wanita; berbadan wanita dengan ekor ikan. Banyak kuil didirikan untuk Atargatis sebagai dewi kesuburan dan perlindungan, biasanya lengkap dengan kolam yang diisi penuh dengan ikan mas. Ikan mas merupakan ikan keramat yang hanya bisa disentuh oleh pendeta yang mendedikasikan hidupnya untuk Atargatis.
Beberapa cendekia menyatakan bahwa Atargatis adalah kelanjutan dewi-dewi lain dari Zaman Perunggu, seperti Atirat, Anat, dan Attart. Pertamatama, Atargatis disembah di Suriah utara, terutama di Hierapolis. Selanjutnya, pemujaannya menyebar ke seluruh Suriah, lalu ke Mesopotamia utara dan seluruh Kekaisaran Romawi. Ia begitu tenar di Yunani, di mana ia mulai dikenal di sana sekitar abad ke-4 SM dan dipanggil sebagai Derketo atau Derceto. Pedagang dari Suriahlah yang bertanggung jawab atas ketenarannya karena mereka selalu membawa patungnya untuk keberuntungan. Atargatis menjadi figur yang sangat penting di seluruh Kekaisaran Romawi (termasuk Mesir), di mana ia dikenal sebagai sang dewi Suriah.
seiring dengan berjalannya waktu, beberapa dewa dari kultus dan mitologi yang berbeda pun menyatu. Berkat sinkretisme, Atargatis diturunkan derajatnya menjadi setara dengan dewi-dewi lain, seperti Aphrodite. Atargatis lalu disebut sebagai dewi Alam. Pada akhirnya, Atargatis menjadi dewi yang mencakup semua aspek perlindungan yang diberikan air, sehingga ia sekarang dikenal sebagai dewi kesuburan.
DUYUNG DI ANTARA ABAD KE-4 DAN KE-16
Figur mermaid muncul di berbagai artefak di seluruh dunia dengan karakteristik berbeda yang mengikuti tradisi setempat. Di Barat, figur amfibi ini digambarkan sebagai figur Yunani bersayap, terlepas dari amalgamasi sebelumnya, yang juga merupakan akibat dari penggantian kepercayaan pagan oleh agama Kristen, yang melihat makhluk penggoda ini berbahaya dan tidak bermoral dan terkadang disamakan sebagai pelacur. Para mermaid tidak boleh memiliki sayap karena sayap memberikan karakteristik keilahian yang membawa para makhluk ini lebih dekat dengan Tuhan. Karenanya, para mermaid pun tidak lagi bersayap, dikeluarkan dari surga dan dibuang ke air di mana mereka mendapat ekor ikan mereka.
Merman dan makhluk aneh yang memiliki fitur manusia dan makhluk air lainnya pun juga
bermunculan.
Mulai dari abad ke-14, mermaid digambarkan memegang sisir dan cermin, yang menunjukkan sifat sombong dan menggoda mereka. Pada masa itu cermin dianggap sebagai obyek magis yang dihubungkan dengan wanita yang tidak lagi suci, karena berguna untuk melihat wajah kematian atau untuk memuja setan.