TIME AND SPACE: VELOVE VEXIA
Aktris sekaligus persona publik ini berbagi cerita seputar keseimbangan hidup dan aksi filantropi yang dijalankannya
Terdapat alasan mengapa Velove Vexia jarang tampil di layar kaca maupun lebar. Aktris yang telah memulai kariernya sejak 16 tahun lalu ini bukan sekadar pilihpilih proyek, melainkan menjunjung tinggi keseimbangan hidup. Bagi Velove, waktu berkualitas dengan keluarga adalah yang utama sembari menikmati hobi dan menggapai mimpi.
Saat ditemui di ekshibisi high jewellery Piaget di Bangkok pada bulan September lalu, aktris berusia 33 tahun tersebut berbagi kepada CROWN Indonesia mengenai pandangan dan preferensinya yang didasari oleh kesejahteraan diri.
Adakah prinsip tertentu yang Anda junjung tinggi dalam hidup?
Saya amat mengutamakan keseimbangan hidup. Semakin bertambah usia, skala prioritas pun akan berubah. Saya percaya bahwa menjadi produktif tidak mengharuskan Anda untuk mengorbankan kesehatan jiwa. Saya tidak ingin terjebak dalam situasi tersebut dan mengorbankan hidup personal saya demi menjadi ‘Velove sang figur publik’.
Bagaimana Anda mendefiniskan kebebasan?
Pertama adalah memilih apa yang ingin Anda gunakan dengan waktu. Kapan Anda mau berkarya, kapan Anda mau memiliki me time, dan kapan Anda ingin menghabiskan waktu dengan orang-orang tercinta. Menurut saya, tidak semua orang memiliki privilese kebebasan waktu. Tentunya harus ada keseimbangan juga dengan produktivitas. Jika terlalu bebas, kehidupan bisa menjadi tidak terstruktur. Selain itu, kebebasan untuk menjadi diri sendiri juga tak kalah penting. Ialah menjadi pribadi yang autentik tanpa membutuhkan validasi dan terpengaruh oleh tekanan eksternal.
Bisakah Anda berbagi tentang proses pertimbangan dalam memilih proyek yang akan dijalankan?
Saya cukup selektif dalam memilih proyek. Hal terpenting adalah membaca skrip untuk menghidupkan karakter yang saya perankan. Terkadang ada beberapa narasi yang menggugah, tetapi ternyata tidak beresonansi dengan prinsip saya. Rasanya sulit untuk melihat diri saya memerankan karakter tersebut dan saya tidak ingin memaksakannya. Saya percaya bahwa sang skrip yang akan memilih pemerannya, bukan sebaliknya.
Ceritakan tentang aksi kemanusiaan yang Anda lakukan.
Saya selalu ingin berbagi dengan sesama dan berkontribusi terhadap masyarakat. Akhirnya saya bergabung dengan UN Women untuk menjalankan program-program yang berfokus pada pemberdayaan wanita. Para perempuan memiliki peran besar untuk kemajuan generasi berikutnya. nd
Sayangnya, tidak semua memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang menjadi penyintas Kekerasan Dalam Ruang Tangga (KDRT). Dengan membantu keberdayaan mereka, saya percaya bahwa kita akan membantu generasi-generasi berikutnya dengan lebih baik.
Apa tanggapan Anda mengenai Piaget?
Piaget memiliki cara untuk mengkreasikan perhiasan kelas atas secara menyenangkan. Sebagai ilustrasi, perhiasan kelas atas memiliki asosiasi erat dengan pelanggan wanita lanjut usia. Namun, Piaget begitu piawai menciptakan karya transformatif yang mudah dipadankan dengan tampilan apapun hingga mengubah persona sang pemakai. Contohnya, jika perhiasan kelas atas Piaget dikenakan dengan gaun malam, saya akan terlihat sangat anggun. Tetapi jika menggunakan blazer, tampilannya akan terlihat modis.
Apakah preferensi Anda dalam memilih perhiasan?
Saya menyukai perhiasan simpel nan bersahaja untuk dikenakan sehari-hari. Namun, dalam acara tertentu tentu saja saya ingin tampil istimewa dengan perhiasan mencolok. Seperti pada High Jewelry Gala Dinner di Bangkok yang saya hadiri, di mana saya berkesempatan mengenakan anting Extraordinary Lights, cincin Wings of Marquise, dan jam tangan Limelight High Jewellery dari Piaget. Ketiganya memiliki intrikasi detail dan batu permata yang amat memesona.