CROWN (Indonesia)

ENAMEL DIAL

Menyingkap pesona salah satu teknik dekorasi tertua dalam dunia horologi

- Arinta Wirasto

Dari mata turun ke hati adalah peribahasa sempurna untuk mendeskrip­sikan perasaan yang ditimbulka­n oleh sebuah dial jam tangan. Bukanlah kejutan jika pembuatan dial acapkali memakan waktu yang sama lamanya dengan konstruksi material pada jam atau movement berkomplik­asi tinggi. Khususnya yang memiliki teknik dekorasi tertentu, seperti enamel. Ialah serpihan kaca berukuran mikro (terbuat dari silikon dioksida, timah merah, atau komposit lainnya) yang ditumbuk hingga menjadi bubuk dan dipadukan dengan pigmen oksida mineral atau tembaga untuk mencapai suatu warna tertentu. Selanjutny­a bubuk tersebut diaplikasi­kan pada permukaan solid dan dibakar pada suhu 800°C sampai 1200°C hingga kedua material meleleh dan melebur dengan harmonis. Untuk mewujudkan tampilan dial umumnya enamel diaplikasi­kan secara berulang sesuai keinginan. Baik murni sebagai dekorasi ataupun lapisan pelindung.

Kemunculan enamel pada sebuah penunjuk waktu dapat ditelusuri hingga abad ke-17, menjadikan­nya salah satu teknik dekorasi tertua di

nd dunia horologi. Faedah penggunaan­nya di saat itu tak terbatas pada dial, namun juga sebagai dekorasi penutup jam saku yang juga sedang meraih momentum. Secara garis besar, enamel terbagi menjadi dua tipe yang mendefinis­ikan penampilan mereka setelah proses pembakaran, yaitu opaque dan translucen­t. Tipe opaque diketahui sebagai agen pembentuk warna solid yang bisa menutupi permukaan metal secara menyeluruh. Sementara, translucen­t memiliki karakter fleksibel yang masih mampu menyingkap penampilan asli metal.

Karena proses pembuatan yang dikenal kompleks—khususnya dalam hal aplikasi dan pembakaran—perlahan implementa­si enamel pada dial di era tersebut menyusut. Belum lagi menilik faktor-faktor eksternal lainnya, seperti kegagalan yang menyebabka­n 75% dari kepingan dial harus dibuang begitu saja. Seiring kemunculan material lainnya—seperti logam dengan karakter transforma­tif perihal warna yang dinilai lebih efisien dan ekonomis—popularita­s enamel dalam ranah pembuatan jam tangan pun mulai tergeser. Alhasil, memiliki jam dengan dial enamel menjadi sebuah privilese tersendiri.

Para artisan enamel terdahulu pun begitu diistimewa­kan dalam dunia pembuatan jam tangan berkat keterampil­an yang begitu niche. Termasuk di antaranya adalah Jean-Abraham Lissignol, Jean Louis Richter, dan Charles-Louis-François Glardon. Seluruhnya merupakan alumni Geneva School of Enameling, sebuah institusi yang berkontrib­usi besar terhadap perkembang­an enamel hingga saat ini. Seiring berjalanny­a waktu, enamel kian berevolusi menjadi teknik-teknik yang kita kenal sekarang. Termasuk di antaranya adalah Grand Feu, Champleve, Cloisonné, Fumé, dan Grisaille. Berikut manifestas­i enamel pada dial jam yang digarap oleh tiga artisan enamel paling tersohor sepanjang masa.

THE UNSUNG HERO Mitsuru Yokosawa

Mitsuru Yokosawa adalah testamen dari kultur craftsmans­hip Jepang yang begitu sinonim dengan keterampil­an tangan. Mitsuru sendiri sudah bergulat dengan teknik dekorasi enamel sejak ia bergabung dengan Fuji Porcelain Enamel Co., Ltd di tahun 1971. Hingga 40 tahun setelahnya, ia terus-menerus mengasah keterampil­an yang membuatnya begitu dikenal berkat pendekatan sarat atensi dalam aplikasi enamel. Hal tersebut dilakukann­ya dengan menerapkan data kuantitati­f dan berkonsent­rasi pada ketajaman visual yang mengizinka­nnya untuk bekerja dengan permukaan hingga ketebalan sepersekia­n milimeter.

Kini talenta Mitsuru diterjemah­kan lewat segenap rilisan kelas atas Seiko yang menuntutny­a untuk bekerja di atas permukaan dial berdiamete­r 7 cm—lebih kecil 3 cm dibandingk­an dial berhiaskan enamel pada umumnya yang berdiamete­r 10 cm2. Meski masih aktif bekerja, kini Mitsuru berfokus untuk meneruskan wawasan mumpuninya terkait data kuantitati­f dalam pengerjaan enamel terhadap para staf Seiko. Berkat arahannya dan kerja sama yang baik, Mitsuru dan tim dapat memproduks­i sekitar 200 hingga 250 keping enamel dial setiap bulannya (dilansir dari data tahun 2014). Salah satu manifestas­inya adalah pada edisi terbatas Seiko Presage Ref. SPB069J1 dengan enamel dial biru pekat yang merepresen­tasikan gelapnya malam dan jarum detik beraksen bulan sabit. Perlu disoroti bahwa karakter viskositas pada enamel biru meningkatk­an tingkat kesulitann­ya, sehingga mengukuhka­n keahlian Mitsuru sebagai artisan kawakan.

THE NATIONAL TREASURE Suzanne Rohr

Mustahil membicarak­an enamel tanpa melibatkan Suzanne Rohr. Ialah salah satu artisan enamel paling tersohor sepanjang masa. Pasca mengenyam pendidikan di School of Decorative Arts, Jenewa dalam disiplin enamel miniatur dan cloisonné, ia juga pernah dididik oleh seorang Maestro Enamel, Carlo Poluzzi. Berkat keahlianny­a mengkreasi­kan enamel bergaya Impresioni­s milik para Old Masters (julukan bagi seniman Eropa dari era Renaisans hingga tahun 1800), nama Suzanne terdengar oleh pendiri Patek Philippe, Henri Stern. Pada tahun 1967, ia mulai bekerja sama dengan salah satu Trinitas Suci Horologi tersebut untuk memproduks­i karya berbasis komisi dan terus dipercaya hingga 35 tahun kemudian.

Aktif berkarya hingga usia 80 tahun mengantark­annya pada sejumlah pengakuan di dunia horologi. Salah satunya adalah penghargaa­n Grand Prix d’Horlogerie de Genève 2017 dalam kategori Special Jury Prize yang dianugerah­i secara kolaborati­f dengan anak didiknya, Anita Porchet. Kini segenap karya Suzanne bernaung di dalam Patek Philippe Museum di Jenewa dan dapat ditemui pada sejumlah balai lelang prestisius (tentu saja dengan harga melambung). Favorit kami adalah jam saku Ref. 866/87 dengan tutup berkonstru­ksi dasar emas kuning 18 karat yang dihiasi miniatur dari lukisan Chevaux s’amusant dans l’eau (karya Walter Robbin Jennings), serta dilapisi enamel polikrom oleh Suzanne.

THE MODERN MASTER Anita Porchet

Kami rasa tak berlebihan untuk melabeli Anita Porchet sebagai ikon enamel dunia horologi modern. Perjumpaan pertama Anita dengan enamel adalah saat sang kakek memperkena­lkan teknik dekorasi tersebut kepadanya. Dibalut rasa penasaran, Anita usia 12 tahun lalu mempelajar­i teknik dan warna milik jam tangan dari abad ke-18 di rumahnya, hingga ia dapat mereproduk­sinya sendiri. Setelah berlatih secara otodidak, akhirnya Anita bergabung dengan Ecole d’Arts de Lausanne pada tahun 1984 dan memperoleh sertifikat resmi pelatihan enamel.

Tak disangka, ‘pekerjaan rumah’ yang digarapnya menarik perhatian presiden Patek Philippe saat itu. Dukungan penuh dari Philippe Stern pun membawa Anita pada dunia métiers d’art dalam pembuatan jam tangan. Kini portofolio­nya dipenuhi karya menakjubka­n untuk sejumlah rumah horologi tersohor, seperti Vacheron Constantin, Hermès, Chanel, Jaquet-Droz, dan Piaget. Pendidikan dan pengalaman ekstensif Anita juga mempersenj­atainya dengan ragam spesialisa­si enamel. Termasuk di antaranya adalah miniatur, cloisonne, champleve, dan paillonné yang terhitung langka. Demonstras­i keahlian Anita dalam hal enamel dapat Anda temukan pada jam Piaget Festive Sharing, di mana ia mengasimil­asi teknik champlevé dan paillonné sekaligus pada dial dan mengkreasi­kan paillon yang menyerupai potongan limau untuk memberi dimensi pada setiap miniaturny­a.

WHO Baume & Mercier

WHAT Peluncuran edisi terbatas Riviera dari Baume et Mercier dalam perayaan hari jadi sang koleksi yang ke-50 tahun. Acara ini diramaikan oleh Mawar Eva de Jongh dan Bryan Domani, serta tim pemasaran Baume et Mercier dari Hong Kong dan Singapura. Selain sesi touch-and-feel yang mengizinka­n para tamu untuk melihat langsung jajaran jam tangan Baume et Mercier, acara ini juga dilengkapi oleh sesi pembuatan tatakan gelas bertemakan pesisir pantai. nd

WHEN 11 Oktober 2023

WHERE Butik INTime di Senayan City, Jakarta

WHO Breitling

WHAT Perkenalan terhadap koleksi Avenger teranyar dari Breitling yang dikemas dalam format presentasi eksklusif dan sesi touchand-feel yang memberikan kesempatan kepada para rekan media untuk mencoba dan mengamati lebih dekat sejumlah jam tangan anyar, selagi menikmati santapan ringan dan minuman segar yang disuguhkan. Acara ini turut dihadiri oleh tim pemasaran Breitling untuk region Asia Tenggara.

WHEN 3 November 2023

WHEREnBdut­ik Breitling, Plaza Senayan

WHO Breguet

WHAT Perkenalan terhadap koleksi Type XX teranyar dari Breguet kepada rekan media dan pelanggan setia sang brand oleh Vice President of Swatch Group for Breguet, Fabien Levrion. Acara ini meliputi presentasi histori dan evolusi produk sang brand dari tahun ke tahun pada sebuah jamuan makan di Restoran Osca, The Plaza, yang kemudian ditutup dengan sesi interaktif di mana para tamu undangan dapat melihat dan mencoba jam secara langsung. WHEN 21 September 2023 WHERE Butik The Time Place di Plaza Indonesia, Jakarta

WHO Adelle Jewellery

WHAT Pembukaan pop up space interaktif dalam rangka selebrasi hari jadi ke-10 dari Adelle Jewellery. Para tamu undangan diajak untuk berkelilin­g ruangan bertemakan hotel menuju ke area Diamond Vault di mana segenap perhiasan dipamerkan, termasuk tiga koleksi anyar bertajuk L.A. State of Mind, Significan­t, dan Fairy. Kesempatan ini turut digunakan untuk mengumumka­n kolaborasi terbaru antara Adelle Jewellery dan Foresee Gemologica­l Institute dalam hal pemberian sertifikas­i berlian dan permata mulia lainnya. WHEN 10 November 2023

WHERE Ganara Art Space di Plaza Indonesia, Jakarta

WHO Bulgari

WHAT Hari jadi ke-75 Serpenti dirayakan dengan pembukaan Pop-Up Store pertama Bulgari yang akan diselengga­rakan hingga Januari 2024. Acara peresmiann­ya dimeriahka­n oleh kehadiran segenap selebritas, rekan media, dan Regional Managing Director Asia Pacific Jeffrey Hang. Para pengunjung Pop-Up Store ini dimanjakan oleh snejudmlah hiburan, seperti kafe beranimasi dengan tema open-kitchen dengan sajian makanan dari Venchi dan Bakerman, mesin doorprize Lucky Balls, dan Selfie Mirror.

WHEN 20 Oktober 2023 WHERE Senayan City, Jakarta

 ?? ?? Mitsuru Yokosawa
Mitsuru Yokosawa
 ?? ?? Seiko Presage Ref SPB069JI
Seiko Presage Ref SPB069JI
 ?? ?? Suzanne Rohr dan Anita Porchet
Suzanne Rohr dan Anita Porchet
 ?? ?? Piaget Festive Sharing
Piaget Festive Sharing
 ?? ?? Patek Philippe Ref. 866/87
Patek Philippe Ref. 866/87
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??
 ?? ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from France