Mulai Berkarier dari Sini!
Mau jenjang karier cemerlang? Yang anda butuhkan hanyalah pemetaan langkah karier Yang strategis.
Google Map tampaknya jadi besties tiap kaum urban masa kini. Mau pergi ke mana pun sekarang dibuat jadi lebih mudah—how could we ever live without it! Sayangnya, soal karier, belum ada aplikasi Career Map yang bisa diandalkan, dan sejauh ini andalan Anda hanyalah beragam alert dari situs pencari kerja yang setia hinggap di inbox Anda. Dan bila Anda desperate, perusahaan manapun Anda incar asalkan yang dibutuhkan sesuai minat atau keahlian Anda.
Hindarilah sindrom “shooting fishes in a barrel” (yang berarti, asal tembak tapi setidaknya ada yang kena), terutama jika Anda ingin memiliki karier yang memuaskan. You need a career map! Dan tidak rumit kok untuk merancangnya: bayangkan saja seperti papan Pinterest—but with images of the careerwoman you want to be! “Keunggulan dari perencanaan karier adalah hal itu bisa membantu Anda mengeksplor peluang dan beragam haluan karier sehingga Anda bisa menentukan career goal jangka panjang, lalu menentukan cara untuk mencapainya,” ungkap Amanda Augustine dari situs konsultansi Topresume.
Bagaimana membuatnya? Gampang. Just follow these steps...
Destinasi: New Potential
Sama seperti tren makanan/ minuman instan, banyak anak muda zaman sekarang ingin segalanya serba instan, termasuk karier. Baru bekerja enam bulan namun langsung ingin liburan (gee, thanks Instagram!). Awal memetakan karier adalah Anda mesti mau “dibawa susah”, yang berarti terimalah gaji sekecil apapun namun target Anda adalah, “Pengalaman atau keahlian apa yang bisa saya ambil dari perusahaan ini?” So, bekerjalah sekeras mungkin: take notes, amati bagaimana atasan Anda berbicara dan kemampuannya dalam menentukan serta memengaruhi keputusan, pelajari sistem kerja senior Anda, dan, yang terpenting, eksplor lebih jauh potensi Anda.
Bagi para first jobbers, teruslah kembangkan dan identifikasi bakat, kemampuan, dan pengalaman yang berpotensi dilirik oleh pemilik perusahaan. Cosmo tahu bagi Anda yang baru mau menjajali dunia karier yang kerap jadi perintang adalah absennya pengalaman, nah salah satu cara untuk mengatasinya adalah memperkuat soft skills Anda seperti keahlian berkomunikasi yang lancar dan critical thinking yang kerap jadi dua pertimbangan dalam menerima karyawan baru. Go wow them in interviews, gurl!
Attention, Please:
Jangan terpaku mencari kerja di kota kelahiran Anda— carilah peluang di luar kota atau bahkan di negeri seberang selagi Anda muda. Trust Cosmo, keberanian mencari peruntungan di negeri orang bakal jadi nilai lebih di mata employers.
Destination: Personaland
Soal membangun koneksi— get personal! Dan kalau bisa ambilah contoh dari sistem kerja agen asuransi yang super ambisius di mana mereka bisa menghadiri acara di mana mereka tak kenal siapapun namun tak segan untuk menghampiri dan menjalin komunikasi dengan hampir tiap tamu. “Para pencari kerja mesti bisa menggunakan network mereka untuk mencari peluang karier,” ungkap Augustine. “Pertemuan informal [atau informational interviews] merupakan cara terbaik untuk mengorek informasi tentang pemilik
perusahaan.”
Attention, Please:
Tidak apa-apa lho untuk meminta bantuan/ saran dari orangtua pun yang mungkin kenal seseorang yang bekerja di dalam perusahaan yang Anda minati. Connection is everything, ladies, yang penting Anda memang memiliki skill yang dibutuhkan oleh perusahaan incaran Anda.
Destination: Brand City
Tanpa Anda sadari, you are your own brand, di mana Anda memiliki karakteristik dan bakat yang dapat “dijual”. Namun tak perlu khawatir bila Anda masih bingung brand Anda seperti apa. Sebagai inspirasi, setelah Anda terus menggali potensi di awal karier, amatilah rangkaian kepribadian para atasan/mentor yang Anda temui. Lalu tentukan seperti apa image/brand yang ingin Anda tampilkan: apakah Anda ingin dianggap sebagai seseorang yang lantang dan asertif? Tak banyak omong—bahkan cuek— namun tegas? Seseorang yang mementingkan proses serta feedback? Analitis dan kritikal? Fun team player? Atau, yang terpenting, leader or follower? Yup, di sinilah waktu Anda untuk juga menentukan strength and weaknesses yang bisa jadi tolak ukur daya jual Anda. So, kali berikutnya Anda disodorkan lembaran psikotes, tidak perlu bingung lagi kan?
Destination: Target Market
Untung-untung dari awal sudah menemukan pekerjaan dan kantor yang pas dengan minat Anda. Kalau tidak? Well, sekarang yang mesti lakukan adalah menentukan target. Bisa saja Anda pada awalnya memutuskan untuk stay di kantor pertama selama dua tahun (the lucky
number), lalu meneruskan ke perusahaan yang Anda anggap bisa melambungkan jenjang karier Anda. But do your homework, ladies! Baca sampai tuntas visi dan misi perusahan yang anda incar, ketahui kultur pekerjaannya, dan kenali orang-orang yang bekerja di dalam perusahaan tersebut (that’s what Linkedin is for!).
Attention, Please:
Walau begitu, banyak pakar karier yang menyarankan daripada fokus pada perusahaan dan posisi (yang berpotensi membuat Anda depresi apabila tidak mendapatkannya), lebih baik arahkan atensi Anda pada mengembangkan skill dan keahlian yang memang dibutuhkan dalam karier idaman Anda. Jadi, strategi Anda bukanlah “Tiga tahun lagi saya bakal bekerja di perusahaan X” namun lebih ke “selama tiga tahun ke depan saya akan terus mengembangkan bakat public speaking saya!” Hal ini akan memicu Anda untuk senantiasa jadi doer daripada “pemimpi” semata, dan tanpa Anda sadari, your dream job awaits!