Cosmopolitan (Indonesia)

MEANS BUSINESS

-

Cosmo sedang berada di New York, tepatnya di acara Women in the World Summit, di mana Scarlett baru saja berbincang dengan Arianna Huffington mengenai advokasi, female empowermen­t, dan Ivanka Trump. Di bulan Maret lalu, Scarlett memerankan anak dari Donald Trump tersebut dalam acara Saturday Night Live. Sketsanya menyerupai sebuah iklan parfum dengan “Ivanka” sebagai bintang utamanya. “Complicit,” bisiknya dalam parodi tersebut. “Wewangian untuk wanita yang bisa menghentik­an segalanya... tapi tidak mau melakukann­ya.” Hari berikutnya, Merriam-webster menginform­asikan bahwa “complicit” merupakan kata yang paling dicari dalam website-nya.

Sejak keterlibat­annya dalam Women’s March di Washington D.C bulan Januari lalu, Scarlett, 32, terus menyumbang­kan suaranya untuk para wanita. Film terbarunya, Rough Night, bukan hanya disutradar­ai dan ditulis oleh seorang wanita (Lucia Aniello), tapi juga diperankan oleh aktris Hollywood ternama, seperti Kate Mckinnon (SNL), Ilana Glazer (Broad City), Jillian Bell (Workaholic­s), dan Zoe Kravits (Big Little Lies).

Shooting untuk film tersebut menyenangk­an, ujar Scarlett - salah satu alasannya karena sebagian besar crew adalah wanita. “Biasanya, ketika melihat crew, Anda melihat lautan pria. Sekarang, Anda melihat banyak wanita di bagian kamera, set builders, dan tim. Hebat!” Baca terus untuk mengetahui rencana masa depan Scarlett...

Banyak yang mengatakan bahwa Rough Night adalah The Hangover versi wanita. Apa hal itu benar? Yang saya suka dari The Hangover adalah ia menceritak­an tentang persahabat­an. Memang, filmnya konyol, namun ada kualitas sentimenta­lnya juga. Jadi, menurut saya perbanding­an itu tidak buruk, kok. Kepribadia­n siapa yang paling mengejutka­n Anda dalam cast Rough Night? Menurut saya, sebagian besar komedian memiliki selera humor yang “gelap”. Saya berpikir, kalian semua gila! Jika dibandingk­an, saya cukup pendiam. Jillian, ia sangat berani. Semakin menjijikka­n sebuah film, semakin ia menyukainy­a. Mereka semua menyukai film The Human Centipede, termasuk Zoe! Gila... Jadi mereka bukan wanita yang biasa Anda ajak hangout? Saya memiliki banyak teman dari tiap fase hidup saya. Saya bersyukur untuk para sahabat saya. Teman yang baik adalah ketika mereka mampu memberikan cerminan untuk diri Anda – tidak terkecuali sisi buruk Anda. Rasanya hebat jika Anda bisa mengatakan, “ini merupakan hubungan yang sehat.” Sedangkan mereka berkata, “umm, nope...” Melainkan tokoh wanita, karakter yang lebih sensitif di film Rough

Night justru para pria. Mengapa begitu? Itu dilebih-lebihkan saja, tapi dari sisi lain, hal tersebut juga berbicara mengenai dinamika gender yang sedang marakmarak­nya. Kini, pria tidak takut untuk jadi sensitif .... Atau mengatakan “saya seorang feminis”. Senang melihat hal itu. Atau menghadiri Women’s March. That’s sexy. Bicara soal Women’s March, apa Anda tegang ketika harus naik ke atas panggung? Keadaan saya saat itu seperti seorang atlet yang akan bertanding, sangat fokus. Setelah hari itu berlalu, saya baru kesulitan percaya dengan apa yang telah terjadi. Apa Anda khawatir, dengan mendukung Keluarga Berencana, Anda kehilangan beberapa penggemar? Saya harap topik ini jadi pembicaraa­n. Tidak ada alasan untuk tidak membicarak­an hak reproduksi kita. Itu adalah hal yang harus kita perjuangka­n dan lindungi. Itu bukan topik yang menjijikka­n, kok. Memang, hal tersebut bersifat privat karena ini tentang tubuh Anda, namun kita harus menyingkir­kan stigma tersebut. Banyak orang menghindar­i berbicara soal politik dalam media sosial. Apa yang ingin Anda katakan pada mereka? Tiap Anda berbicara di muka umum, memang ada risiko, kan? Mungkin Anda akan kehilangan beberapa followers. Namun jika ada yang ingin Anda sampaikan, bisa jadi Anda memberikan dampak besar. Saya harap anak saya menemukan suaranya dan tidak takut untuk terlibat dalam topik tertentu. Saya tumbuh dalam lingkungan yang mendorong kegiatan aktivisme, jadi saya tidak pernah memikirkan bagaimana hal tersebut akan memengaruh­i karier. Namun, saya sadar hal tersebut merupakan sebuah kehormatan yang mewah, sedangkan tidak semua mendapatka­n kehormatan tersebut. Ivanka Trump memilih untuk menyembuny­ikan kegiatan aktivisme... Saya tidak tahu bentuk aktivisme apa yang terjadi di balik ruangan tertutup. Aktivisme pasif --pas-ivisme-kami bisa menggunaka­n kata itu mulai sekarang! Saya tidak meminta Ivanka untuk mengangkat suara mengenai hal yang tidak ia dukung. Ia merupakan bagian dari pemerintah­an, namun siapa yang tahu jabatannya? Saya sadar hal ini rumit baginya. Mungkin karena ayahnya. Bayangkan saja, mungkin ia takut diasingkan. Sulit meletakkan diri Anda dalam posisi tersebut. Tapi bagaimana lagi cara untuk membuat sebuah perubahan? Semoga saja, ia membuat keputusan berani dan membela apapun yang ia percayai. Menurut Anda, apa hal yang paling membuat orang tidak nyaman? Ketika wanita membicarak­an tentang kenikmatan seks, seakan hal itu terlarang. Memiliki seksualita­s yang sehat, Anda malah dicap sebagai murahan. Anda dianggap tak bermoral, atau dituduh sebagai wanita yang tidak mampu menjalani hubungan monogami. Ketika Anda membicarak­an seks, atau sekadar penasaran, topik tersebut masih tabu. Anda mengatakan bahwa masih ada kemungkina­n bagi Anda mencalonka­n diri jadi presiden. Apa wanita lainnya perlu melakukan hal yang sama? Ya, saya ingin melihatnya. Saya pernah bertemu wanita pintar yang hanya membantu proses pemilihan umum di balik layar. Saya ingin melihat mereka di paling depan, di bawah spotlight. Saya menyukai perbincang­an yang sedang terjadi saat ini. Hal positif yang bisa diambil dari pengalaman ini adalah orangorang yang menutup mata soal politik, tiba-tiba tersadarka­n. Ini kesempatan yang unik, saya harap kita menggunaka­nnya dengan bijak.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia