Keramahan Ala Maroko
BAGI AZZA DINA JAMAL DAN KELUARGA, MOMEN ISTIMEWA IDUL FITRI BAHKAN MULAI DIRAYAKAN SEMENJAK BULAN RAMADAN TIBA. OLEH GUSTI ADITYA
Bertamu ke kediaman Azza Dina Jamal tak ubah rasanya seperti mengunjungi negara yang berada di ujung benua Afrika, Maroko. Sebab, rumahnya yang terletak di Surabaya ini menawarkan napas arsitektur Maroko yang kental, dengan detaildetail atraktif bernuansa Timur Tengah dan napas Islam. Berbagai elemen tersebut menunjukkan eksistensinya di ragam rupa, mulai dari permadani, bantal, teko dan cangkir, termasuk buku-buku yang diletakkan di ruang keluarga. Nuansa Islami juga tampil melalui lukisan kaligrafi kontemporer. Di rumah yang telah dihuni sejak 2007 inilah, Azza Dina kerap mengumpulkan keluarga dan kerabat untuk merayakan Lebaran, serta menggelar agenda berbuka puasa sebelum hari raya datang. Bagi Azza Dina, momen Lebaran membuatnya langsung bersemangat, “Saya senang persiapan Lebaran. Bahkan saya sudah memulai persiapan dari bulan Ramadan, karena di bulan ini saya juga sering mengajak tamu untuk berbuka puasa bersama. Biasanya keluarga atau kerabat dijamu untuk berbuka puasa dan dilanjutkan dengan ibadah bersama.” Untuk memberikan pengalaman berbeda, Azza Dina kerap mengadakan acaranya di taman rumah dengan dekorasi permadani dan bantalbantal. Nuansa Maroko juga masih sangat terasa di area outdoor ini, sebab terdapat riad yang berisi kolam memanjang dan berujung di gazebo yang menjadi lokasi berkumpul dan bersantai.
Menurutnya, momen-momen di bulan suci dan hari kemenangan bagi umat Islam ini selalu menjadi hari yang ia nantikan karena momen demikian menjadi ajang penyambung tali silaturahmi. Lebaran juga berarti wadah untuk waktu yang berkualitas bersama orang-orang terkasih, mengumpulkan anggota keluarga yang berada di luar kota untuk kembali pulang. Biasanya, di hari pertama Lebaran ia berkunjung ke rumah mertua, dan di hari berikutnya ia melangsungkan open house untuk keluarga dan kerabat. Rumah bernuansa Maroko itu pun disulap semakin menawan berkat tambahan dekorasi yang ditatanya sendiri.
DEKORASI ELEGAN
Sebagai pemilik restoran prestisius berbekal bangunan peninggalan kolonial yang ikonis De Soematra, hospitality bukan hal yang canggung baginya. Ia justru excited untuk segera menata rumahnya dengan bermacam-macam bunga dan mengatur menu makanan. Tema yang ia angkat untuk Lebaran tahun ini adalah sentuhan warna baby pink, sehingga bunga hortensia pun dipilih untuk menyampaikan warna yang menurutnya tengah tren. Ia juga menambahkan warna putih gading dan sentuhan warna emas yang direpresentasikan oleh peranti-peranti khas Maroko. “Warna putih harus selalu ada sebagai representasi makna Lebaran, ketika kita kembali ke fitrah. Salah satunya hadir pada dining table,” jelasnya. Kemudian, ia meletakkan dua centerpiece dia dua tempat berbeda, yakni area foyer dan di dekat dining room. Berbagai menu makanan berwarna-warni dan cantik turut menambah semarak selebrasi dalam suasana hangat dan Islami, berpadu dengan elemen-elemen di rumahnya. Seperti, arch yang senantiasa hadir di penyambung ruang, juga mashrabiya, pola geometris rumit yang menghiasi jendela.
KULINER KHAS TIMUR TENGAH
Ia pun berbagi menu wajib andalannya di saat Lebaran, “Menu yang selalu disajikan adalah Lontong Cap Gomeh sebab ini adalah menu favorit keluarga. Pernah suatu ketika saya tidak membuat menu ini, dan orang-orang menanyakannya. Jadi ini semacam menu wajib saat Lebaran.” Tak ketinggalan, ia juga menyuguhkan menu-menu istimewa khas Maroko, seperti chicken tagine dan lamb tagine sebagai lauk. Juga ada taktouka yaitu salad ala Maroko, menu favorit Azza Dina karena bahan-bahannya terdiri dari sayur-sayuran. Para tamu juga akan berjumpa dengan pita bread dan sup harira yang masih menjadi menu khas Maroko. Tidak hanya rasa gurih yang dikemukakan, sebagai pemanis lidah, turut hadir variasi kue dan kurma yang menjadi ciri khas momen Idul Fitri.