Harper's Bazaar (Indonesia)

Perjalanan Mengapresi­asi Seni Rupa & Budaya

- FOTOGRAFI OLEH INSAN OBI

ACARA ART & DESIGN TRIP #1 YANG DISELENGGA­RAKAN Harper’s Bazaar DAN Casa Indonesia MELIPUTI APRESIASI SENI, SEJARAH BUDAYA, DAN TAK KETINGGALA­N WISATA KULINER, DI YOGYAKARTA DAN SOLO. OLEH WENNY PRAMESTI

Matahari bersinar cerah saat peserta Art & Design Trip #1 (ADT) tiba di Yogyakarta. Acara pertama yang diikuti para art lovers dan design enthusiast­s ini adalah makan siang di Warung Masakan Omah Bu Ageng. Meskipun namanya warung, resto ini berwujud pendopo dengan interior kuno khas rumah Jawa yang unik. Rumah makan ini pernah menyedot perhatian publik saat kedatangan orang terkaya ke-5 dunia, Mark Zuckerberg, CEO Facebook, untuk makan siang. Usai menikmati makan siang, peserta bergegas menuju area pameran seni Artjog 2018 di Jogja National Museum (JNM) untuk menikmati VIP Art Preview yang berlangsun­g sebelum malam pembukaan di hari yang sama. Artjog kali ini mengangkat tema Enlightenm­ent atau “pencerahan”. Para seniman yang berpameran mengimplem­entasikan makna pencerahan dalam karya mereka. Beragam presentasi bentuk seni lintas disiplin dapat ditemui di dalamnya. Peserta ADT dengan leluasa menikmati pameran di tiga lantai bangunan ini selama hampir dua jam lamanya untuk kemudian melanjutka­n ke tujuan selanjutny­a. Seluruh peserta ADT menginap di Hotel Melia Purosani, hotel berbintang lima yang baru saja melakukan pembenahan ulang pada fasilitasn­ya dengan konsep yang lebih kontempore­r, modern, dan fungsional. Lewat wajah barunya, Mulia Purosani berhasil mengawinka­n harmonisas­i budaya tradisiona­l dan kearifan lokal khas Yogyakarta dengan desain modern. Sejak masuk ke lobi hotel berwarna abu-abu elegan dipadu dengan gaya interior klasik modern, terasa suasana yang nyaman didukung wangi semerbak. Lokasi hotel juga dekat sekali dengan Jalan Malioboro, tinggal melangkahk­an kaki sebentar sudah bisa belanja sepuasnya di jalanan ikonis tersebut. Hawa panas Yogyakarta akhirnya bisa terusir saat mampir di gerai Move On Cafe, sebuah kafe di area Prawirotam­an yang menawarkan menu dessert andalannya, yaitu gelato dalam berbagai variasi rasa. Suasana interior yang cozy dan didominasi warna monochrome hitam putih dengan unfinished wall bergaya industrial, dan berbagai spot yang instagrama­ble, berhasil mengakrabk­an peserta. Selanjutny­a, peserta ADT menuju hotel Yats Colony untuk makan malam dengan menu tradisiona­l khas Jawa Tengah. Hotel yang terletak di jalan Patang Puluhan ini desain interiorny­a merupakan perpaduan konsep urban dan minimalis, membuat Yats Colony mampu memberi kesan berseni yang apik. Uniknya, kebanyakan

material yang terdapat di kamar, bistro dan mini boutique, menggunaka­n material recycle yang ramah lingkungan. Hotel ini juga mengangkat kerajinan lokal dan produk handmade yang dipresenta­sikan di mini boutique-nya di lantai dasar. Hari kedua, kami menuju ke Solo. Destinasi pertama adalah Rumah Batik Go Tik Swan (GTS), bertempat di bangunan bernama Dalem Hardjonega­raan yang kini menjadi cagar budaya. Rumah utama dengan teras setengah lingkaran ini dirancang oleh Ir. Soekarno. Di bagian belakang rumah utama terdapat sejumlah bangunan pendopo tempat para perajin membatik dan menjemur kain batik. Tujuan berikutnya adalah Roemahkoe Heritage yang juga berada di Solo, sebuah hotel bintang tiga yang menyuguhka­n suasana klasik tempo dulu. Di sana kami menikmati kelezatan kudapan khas Solo yang terdiri atas gorengan, minuman dingin dan es krim rumahan gaya kuno. Tumurun Private Museum menjadi destinasi selanjutny­a. Terdiri atas dua lantai dan dibangun November 2017 lalu, tempat ini memiliki hampir 100 karya seni kontempore­r dan modern. Mulai dari karya pelukis Eddy Susanto, Christine Ay Tjoe, Wedhar Riyadi, Heri Dono, hingga Affandi, Antonio Blanco, Arie Smith dan Widayat. Karya Wedhar Riyadi yang berukuran besar menjadi daya tarik khusus di galeri seluas 1.800 m2 ini. Selain museum untuk benda seni, terdapat juga koleksi mobil-mobil kuno milik pendiri perusahaan tekstil Sritex. Puncak acara pada malam kedua di Yogyakarta adalah pembukaan pameran Simply Life: Pick Season dan Collector's Gathering Harper’s Bazaar Indonesia dan Artjakarta 2018 sebagai media yang selalu mendukung seni, ikut ambil bagian dalam acara ini, bekerja sama dengan Hotel Mulia Purosani, Yogyakarta. Pameran ini diselengga­rakan berbarenga­n dengan berlangsun­gnya acara Artjog ke-xi dan dibuka oleh Jerónimo Molina, General Manager Hotel Meliã Purosani dan Ria Lirungan, Editor in Chief majalah Harper’s Bazaar Indonesia. Pameran ini menghadirk­an kurang lebih 22 lukisan karya 12 seniman yang bermukim di Kota Gudeg. Gagasan kreatif yang tertuang dalam sederetan lukisan yang diapresias­ikan dalam pameran ini setidaknya menunjukka­n kepada khalayak tentang kegairahan perupa asal Yogyakarta dalam kancah pergulatan seni rupa. Seniman yang terlibat adalah Soni Irawan, Dedy Sufriadi, Theresia Agustina Sitompul, Decki Leos, Krisna Widiathama, Hendra ‘Blankon’ Priyadhani, Indra Dodi, Ronald Apriyan, Iabadiou Piko, Afdhal, Petek Sutrisno, Banuari. Hari terakhir perjalanan ini adalah mengunjung­i Mustokowen­i The Heritage Hotel, melihat pembuatan batik indigo dan belajar membatik sambil menikmati gudeg manggar (dibuat dari bunga kelapa yang harum dan lezat) dan jajanan yang digelar di Pasar Mustokowen­i. Hotel heritage ini sangat artistik, penuh dengan arsitektur dan suasana tradisiona­l Jawa kuno, sangat cocok bagi pencinta heritage tradisiona­l.

 ??  ?? Karya primadona di Artjog 2018 milik seniman Mulyana yang berjudul Sea Remembers.
Karya primadona di Artjog 2018 milik seniman Mulyana yang berjudul Sea Remembers.
 ??  ?? Display pameran Simply Life: Pick Season di hotel Melia Purosani
Display pameran Simply Life: Pick Season di hotel Melia Purosani
 ??  ??
 ??  ?? Mengapresi­asi karya Wedhar Riyadi yang berukuran besar di Tumurun Museum
Mengapresi­asi karya Wedhar Riyadi yang berukuran besar di Tumurun Museum
 ??  ?? Kiri : Salah satu sudut dengan furniture antik di Roemahkoe Heritage. Bawah: Membatik di bawah rimbunnya pepohonan yang menjulang di halaman Mustokowen­i The Heritage Hotel.
Kiri : Salah satu sudut dengan furniture antik di Roemahkoe Heritage. Bawah: Membatik di bawah rimbunnya pepohonan yang menjulang di halaman Mustokowen­i The Heritage Hotel.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia