Harper's Bazaar (Indonesia)

Editor’s LETTER

- Ria Lirungan

Saat saya menulis catatan editorial ini, kita sedang menikmati keseruan nobar dan membicarak­an film Crazy Rich Asian, sebuah film yang dibuat berdasar cerita novel perdana Kevin Kwan. Di salah satu artikel di edisi ini (halaman 178) Kevin menceritak­an perjalanan­nya ke Paris bertemu dengan ikon-ikon mode Asia, saat musim show Couture Fall/winter 2018.Ya, merekalah tokoh penting di balik keberlangs­ungan bisnis Couture, dengan menjadi bagian dari hanya 2000 wanita di dunia yang beruntung dan mampu mengenakan karya one of a kind itu. Bagaikan klub eksklusif, hanya individu terpilih yang bisa memiliki akses, bahkan uang pun belum tentu bisa mendudukan Anda di baris pertama pergelaran­nya. Selamat datang di dunia Haute Couture! Banyak hal yang tidak akan berubah pada dunia ini, tapi ada evolusi yang terus terjadi. Salah satunya adalah munculnya semakin banyak ikon muda yang artinya regenerasi telah terjadi. Para couturier pun menjawab kebutuhan tersebut dengan koleksi-koleksi yang lebih youthful dan modern, namun tetap dengan standar tinggi adibusana dan kecanggiha­n craftmansh­ip masing-masing rumah mode. Ini terlihat pada koleksi musim gugur dan dingin kali ini. Chanel, Giambattis­ta Valli, Valentino, selalu menarik, namun ada koleksi lain yang juga perlu disimak seperti Guo Pei, Maison Margiela, Schiaparel­li, Victor & Rolf (halaman 56). Seperti biasa, edisi Oktober selalu memberikan tempat khusus pada aksesori. Selain menyoroti tren dunia ( halaman 63), kami juga menelusuri perjalanan industri sepatu fashion lokal. Sepatu fashion Indonesia pernah sangat berjaya di tahun 70-an yang sukses degan konsep made to order, kemudian sayangnya berangsur meredup. Sekarang dengan adanya platform digital, sepatu fashion lokal mulai menggeliat lagi. Kita memang belum memiliki desain fashion shoes setara Giuzeppe Zanoti, Manolo Blahnik atau Nicholas Kirkwood. Tapi beberapa karya sepatu desainer fashion Biyan dan Sapto tidak saja diterima oleh fashionist­a dalam negeri, tetapi juga mencuri perhatian pasar internasio­nal. Beberapa merek lokal sepatu fashion seperti Ella & Glo, Jasmine Elizabeth, Marista Santividya, dan Pvra juga semakin diakui keberadaan­nya (halaman 76). Kualitas, bahan, desain dan workmanshi­p yang mumpuni akan selalu bisa memenangka­n hati. Masih banyak pekerjaan rumah bagi mereka untuk bisa menjadi label yang berumur panjang, atau bahkan menjadi global brand. Tapi bantuan kecil dari kita bisa sangat mendukung, yaitu dengan mengenakan karya-karya mereka.

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia