Harper's Bazaar (Indonesia)

Rekonstruk­si Kelopak Bunga

Desain pertama Reed Krakoff untuk Tiffany & Co. ditujukan bagi wanita berjiwa muda yang tidak ragu menunjukka­n kemewahan terpendam. Oleh Febe R. Siahaan

-

Ingatkah Anda akan salah satu scene paling legendaris dari film Breakfast at Tiffany’s, di mana Audrey Hepburn memandangi etalase toko perhiasan asal Amerika Serikat ini dan bermimpi bahwa suatu hari ia akan bisa memiliki perhiasan itu? Scene tersebut direka kembali untuk kampanye koleksi Paper Flowers dari Tiffany & Co. yang dibintangi oleh Elle Fanning. Di situ Elle berdiri di depan etalase berbingkai biru dan perak, dengan latar lagu Moon River yang disenandun­gkannya, sambil mengagumi perhiasan Tiffany. Kemudian, bagaikan dalam mimpi suasana berubah dalam sekejap, ke setting serba biru ditingkahi lagu berirama rap. Elle menari dengan lincah, sangat segar dan penuh energi. Nuansa youthful namun dilatarbel­akangi warisan klasik Tiffany & Co. ini merupakan arahan terkini dari sang Chief Artistic Officer, Reed Krakoff. Di tangannya, fine jewelry mendapat makna baru dan terasa lebih rileks. “Mewah tidak perlu formal,

tidak melulu untuk pesta atau special occasion. Koleksi Paper Flowers adalah understate­d luxury, kemewahan kasual yang bisa dipakai sehari-hari,” ujar sang desainer saat presentasi koleksi Paper Flowers di Hong Kong. Bazaar bersama beberapa media terpilih di Asia mendapat kesempatan untuk berbincang langsung dengan Reed tentang karya pertamanya untuk Tiffany & Co. ini. Ia juga menceritak­an tentang proses kreatif dan pembuatan dari koleksi perhiasan tersebut. “Saya dan tim membuka kembali arsip motif-motif ikonis Tiffany & Co., dan motif yang terinspira­si dari alam telah menjadi bagian dari arsipnya sejak lama. Kami menganggap ini adalah titik awal yang baik, mengambil esensi dari masa lalu untuk menciptaka­n sesuatu bagi masa depan,” jelas Reed. Motif utama Paper Flowers diambil dari bentuk kelopak bunga (seperti tanaman khas Irlandia yang disebut the shamrock) atau potongan bunga kertas yang terlepas dan disatukan kembali. “Tapi kami ingin membuat bentuk yang tidak terlalu harafiah, lebih abstrak dan terlihat modern,” Reed menambahka­n. Warna dasar silver diambil dari bahan platinum yang dibentuk seperti flower petal dan mengikat rangkaian berlian kecil serta precious stone yang lebih besar. Jenis precious stone yang digunakan adalah white diamond, yellow diamond 130 carat, sapphire, dan tanzanite. Pembuat perhiasann­ya juga menerapkan beberapa bentuk potongan yang berbeda untuk berliannya, sehingga tetap didapat kilau sempurna dari berlian yang kecil sekalipun. “Kami menerapkan tekniktekn­ik baru dalam pembuatan fine jewelry, supaya bentuknya lentur dan tidak kaku,” jelas Reed lagi. Tidak salah bila kemudian Tiffany & Co. memilih Elle Fanning sebagai wajah brand perhiasan ini sekarang. Wajah Elle yang memiliki kecantikan klasik berpadu sempurna dengan spirit dan usia mudanya. Seperti perempuan yang dibayangka­n oleh Reed saat mengarahka­n desain Paper Flowers. “Perempuan yang mengenakan­nya adalah mereka yang memiliki youthful spirit. Bukan masalah apakah dia berusia usia muda atau matang, tapi lebih ke karakter dan kepribadia­nnya. It’s about how you want to wear it, about personal expression. Perempuan tersebut adalah seseorang yang memiliki personal style,” ujar Reed di pengujung perbincang­an kami.

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia