Anyaman Anak Bangsa
APA JADINYA BILA WARISAN BUDAYA INDONESIA DISATUKAN DENGAN TEKNOLOGI MODERN? OLEH SABRINA SULAIMAN
Kesan anyaman masih sering kali dikaitkan dengan perihal tradisi, baik dari Indonesia maupun luar negeri. Anyaman merupakan kegiatan keterampilan dalam membuat suatu benda dengan teknik susup menyusup antara lungsi dan pakan. Benar bahwasanya kerajinan tangan ini sudah ada dari zaman dahulu kala. Lantas, apa jadinya jika kerajinan tangan tradisional ini dipertemukan dengan teknologi masa kini? Selaku pionir dalam negeri yang telah berdiri sejak tahun 1998, Viro merupakan penyedia solusi inovatif untuk keperluan dunia interior dan arsitektur melalui material eco faux. Kategori material ini terbuat dari serat natural dan juga non-natural high density polyethylene (HDPE), yang memungkinkan serat tersebut dibentuk mengikuti desain yang diinginkan. Meski pada awalnya masih banyak industri serupa yang belum terbiasa dengan penggunaan bahan alternatif sintetis seperti rotan, serat sintetis, bambu, dan ilalang, pada akhirnya PT. Polymindo Permata mendapatkan kepercayaan yang tak tergantikan dari pembeli. Selain dapat melihat karya kreasi Viro di pameran seperti Casa Indonesia 2018, di mana Viro berhasil mendapatkan penghargaan the most innovative booth, ataupun karya kolaborasi popup restonya di perhelatan seni Art Jakarta 2018, Anda dapat melihat hasil karya Viro yang diberi tajuk Cofftea House di komplek Gelora Bung Karno, Jakarta. Banyak jenis material eco-faux yang dapat digunakan untuk melapisi bangunan, seperti ijuk, alang-alang. Tak hanya memakai bahan utama yang sudah tersedia di alam, tampilan semua jenis penutup karya Viro memberikan kesan alami juga tradisional. Salah satu inovasi Viro adalah atap alangalang yang sering kali digunakan pada bangunan bernuansa tradisional, seperti rumah, hotel, ataupun restoran. Sebelum dipasang, semua bahan diletakkan di atas papan berbahan kayu yang menyerupai struktur bangunan, diikat dengan kemiringan 40 derajat, lalu dipaku ke struktur atap yang ada. Selain ramah lingkungan, atap alang-alang juga bisa berfungsi sebagai ornamen plafon bagian dalam yang menjadi interior langitlangit dan dinding. Kreasi Viro merupakan sebuah manifestasi dalam transformasi kerajinan tangan yang mampu bersinergi bersama perkembangan desain. Sebagai produsen rotan eco-faux, perusahaan yang bernaung di bawah PT. Polymindo Permata ini memiliki divisi tersendiri untuk memperhatikan produknya, yakni Virobuild. Meski menggunakan teknologi modern, Virobuild tetap menjaga nuansa tradisional yang dimiliki Viro. Virobuild juga menyediakan berbagai produk daur ulang dan all-weather resistance. Kata viro diambil dari kata environment yang memiliki arti lingkungan. Seluruh materi yang diproduksi oleh Viro dikombinasikan dengan material serat alami yang dirancang sedemikian rupa melalui proses dan teknologi tertentu. Konsep archineering juga diusung oleh Viro, yakni perpaduan arsitek, engineering, dan anyaman tradisional. Sebuah inovasi yang memberikan kebebasan kepada arsitek dan desainer untuk menciptakan karya tanpa batas, baik dari segi pola maupun material sekalipun. Melalui kreasinya, Viro menciptakan definisi kemewahan baru akan kerajinan anyaman tradisional Indonesia yang memiliki daya jual tinggi di pasar global. n