Si Kecil & Popularitas Digital
KEMUNCULAN SELEBRITI-SELEBRITI CILIK DI RANAH digital KINI BAGAIKAN JAMUR DI MUSIM HUJAN. CHEKKA RIESCA MENYELISIK SEKELUMIT CERITA DI BALIKNYA, BERIKUT ASPEK YANG PATUT UNTUK DIPERHATIKAN OLEH PARA ORANG TUA.
Hidup di kota besar, memiliki anak yang sehat, cerdas, dan ceria, rupanya tidaklah cukup. Di luar itu, ada pula orang tua yang mendambakan buah hatinya ‘sukses’ menjadi selebriti cilik. Meraih ketenaran sejak usia dini bukanlah hal yang mustahil, karena boleh dibilang di era modern seperti saat ini proses mengorbitkan seorang anak agar dikenal oleh publik relatif lebih mudah dan kilat. Satu atau dua dekade lalu, seorang anak harus melewati rangkaian proses demi meniti karier di industri hiburan—mulai dari bergabung di sanggar anak, rutin latihan menari dan akting, hingga mengikuti kontes, fashion show, maupun audisi sandiwara dan sinetron. Kini, orang tua hanya perlu bermodalkan gadget, kamera, komputer, dan koneksi internet untuk mengorbitkan putra dan putri mereka lewat akun media sosial. Si kecil tidak perlu memiliki keahlian khusus seperti pandai menyanyi dan menari layaknya bintang cilik di era ‘80-an atau ‘90-an, karena aktivitas keseharian anak saja sudah bisa menjadi materi unggahan yang dapat menarik perhatian netizen, serta membuat akun media sosialnya populer dan diikuti ribuan follower. Menelusuri linimasa di media sosial seperti Instagram atau Youtube dan menyaksikan runtunan foto serta video balita maupun anak-anak dengan berbagai polah tingkahnya yang polos dan menggemaskan telah menjadi hiburan tersendiri yang digemari banyak orang. Akibatnya, belakangan ini kuantitas akun yang menampilkan anak-anak sebagai bintang utamanya kian menjamur, dan wajah-wajah mungil tersebut dijuluki sebagai the new Instagram celebrity ataupun Youtuber. Tak jarang, sebagian dari mereka bahkan telah menerima tawaran endorsement layaknya fashion maupun beauty influencer profesional. Mereka mungkin masih terlalu hijau untuk mengerti soal strategi membuat konten digital atau bagaimana menentukan value terhadap konten media sosial mereka, namun yang menarik di sini adalah peran orang tua sebagai manajer sekaligus content strategist, yang melambungkan anak-anak sebagai selebriti digital yang menghibur dan dicintai para netizen.