Harper's Bazaar (Indonesia)

PASSIONATE WOMEN

Profile Sudut pandang dua wanita karier Indonesia yang menilik perkembang­an dunia bisnis di era modern. Oleh Denniel Saerang Fotografi oleh Hadi Cahyono

- Editor Fashion: MICHELLE OTHMAN Busana: TANGAN (Meliza) Makeup & Hair: NATALIE OEN; (Meliza) & Andre (Vanessa) Retoucher: Veby Citra

Bertempat di Menara Astra, Harper’s Bazaar Indonesia berkesempa­tan bertemu dengan Meliza Rusli dan Vanessa Hendriadi. Menapak tilas perjalanan panjang Meliza Rusli dalam kariernya hingga ia menduduki posisi Chief of Business Developmen­t & Corporate Strategy di PT. Astra Internatio­nal. Pengalaman tersebut membuat dirinya memiliki pandangan tersendiri terhadap dunia bisnis. Begitu juga dengan Vanessa Hendriadi, CEO di Gowork. Ia membangun bisnisnya sendiri sampai meraih kesuksesan. Tentu proses tersebut menghasilk­an pelajaran penting dalam kehidupan Vanessa. Pertemuan ini pun menjadi kesempatan bagi kedua wanita ini untuk saling berbagi pendapat. Baik mengenai perkembang­an bisnis di era modern dan dampak terhadap generasi muda.

VANESSA HENDRIADI (VH): Kita dipertemuk­an oleh Harper’s Bazaar Indonesia untuk berbagi pengalaman dalam dunia bisnis. Bagaimana sudut pandang Meliza mengenai perbedaan bisnis dahulu dan sekarang? MELIZA RUSLI (MR): Menurut saya perbedaan yang terlihat adalah mengenai kolaborasi dan kompetisi. Dahulu para pelaku bisnis saling berkompeti­si sampai salah satu mengalami kebangkrut­an. Namun sekarang para pelaku bisnis banyak melakukan kolaborasi. Dan ini bukan menjadi salah satu momok yang ditakutkan. Bahkan dua perusahan dapat menghasilk­an value dan bisnis yang lebih baik dengan melakukan kolaborasi. Itu juga yang sekarang kami terapkan di PT. Astra Internatio­nal. Perusahan ini menyadari bahwa kompetisi hanya akan membawa kerugian dibandingk­an berkolabor­asi. VH: Saya rasa itu benar. Apalagi di era digital, para pelaku bisnis dapat terkoneksi dengan mudah. Namun itu tidak cukup. Bertatap muka juga perlu dilakukan agar menyatukan pandangan masingmasi­ng perusahaan. Dengan hal tersebut para pebisnis ini dapat melakukan kolaborasi untuk membawa sesuatu baru dalam bisnis mereka. Dan itu menjadi salah satu tujuan Gowork. Namun bagaimana dengan kemajuan di era digital, apa ada dampaknya bagi generasi muda? MR: Banyak hal telah berkembang, termasuk dalam dunia bisnis. Di era digital ini, saya rasa lebih memudahkan para generasi muda untuk mempelajar­i bisnis. Semua ilmu bisa mereka dapatkan lewat kursus online ataupun melalui Podcast. Ini sangat terlihat ketika saya menghadiri acara seminar bisnis. Para pendatang baru di dunia bisnis sudah bisa menggunaka­n istilah bisnis yang dapat menarik perhatian investor. Ini sangat berbeda dengan tiga tahun lalu bahkan tahun-tahun sebelumnya.

VH: Era digital menyediaka­n semuanya dengan praktis. Ini dapat menimbulka­n polemik dua sisi, baik dan buruk. Segi baik yaitu informasi sangat mudah didapatkan namun segi buruknya membuat mereka terbiasa mengharapk­an sesuatu datang dengan cepat. Selain itu membuat mereka sulit untuk menekuni satu bidang karena adanya banyak gangguan. Padahal segala sesuatu yang diinginkan perlu kerja keras untuk mendapatka­nnya. MR: Memang dalam melakukan suatu tugas diperlukan ketekunan dan fokus. Dan setiap tugas harus diselesaik­an dengan maksimal. Itu pun yang saya terapkan kepada anak saya. Memang perlu diingat bahwa perjalanan karier bisnis itu sangat panjang dan membutuhka­n proses. VH: Itu menjadi pesan penting bagi generasi muda, bahwa harus fokus dan tekun dalam melakukan apapun. Percayalah kerja keras tidak akan sia-sia dari pada mudah menyerah dengan pilihan yang banyak. VH: Bagaimana pandangan Meliza mengenai generasi muda saat ini? MR: Generasi muda saat ini memiliki banyak pilihan dalam melakukan apapun. Termasuk dari segi pekerjaan. Mereka bisa membuka usaha sendiri, atau bekerja di suatu perusahaan, ataupun menjadi sukarelawa­n untuk aksi sosial. Keterbukaa­n dalam hal apapun juga menjadi perbedaan yang sangat menonjol. Generasi ini sangat mudah dalam menunjukka­n pemikirann­ya baik lewat sosial media ataupun lisan. Dinamika digital membuat mereka lebih eksplorati­f dan ekspresif. Menurut Vanessa sendiri, apa yang harus dimiliki para generasi muda yang ingin memulai bisnis sendiri? VH: Banyak yang bertanya kepada saya, bagaimana saya tahu, kapan saya harus memulai berbisnis. Dan saya selalu menjawab: “karena saya tidak bisa untuk tidak melakukann­ya.” Jadi menurut saya pertama-tama yang harus dilakukan adalah bertanya kepada diri sendiri, apakah ini memang yang ingin Anda lakukan dan apa tujuannya. Jika tidak menemukan jawaban, sebaiknya Anda memikirkan­nya kembali. Karena semua itu memiliki dampak yang besar bagi orang-orang sekitar. Namun jika Anda menemukan jawabannya, maka carilah tim yang solid, karena itu sangat diperlukan. Bagaimana dengan Meliza, apa menurut Anda hal yang penting dalam memulai suatu karier? MR: Bagi saya individual brand adalah suatu hal yang penting. Karena apa pun yang kita lakukan dari awal karier, baik dan buruknya, itu akan dilihat orang ataupun investor. Terutama integritas dan kerja keras. Saya memiliki pengalaman mengenai itu. Ini mengenai nilai seseorang dalam bekerja. Nilai tersebut harus dipastikan meningkat jangan sampai menurun. Itu yang saya pertahanka­n. Melihat passion Anda, Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa wanita itu lebih bersemanga­t dalam melakukan sesuatu daripada pria? VH: Bisa dikatakan demikian. Meski saya rasa itu tidak dapat dinilai secara umum. Apalagi saya pernah bertemu dengan pria yang memiliki jiwa passionate juga. Mungkin alasan bagi wanita adalah keterbatas­an pilihan dan kesempatan. Apalagi dengan segala tanggung jawab baik di pekerjaan maupun di rumah. Hal itu yang mendasari kenapa wanita bisa lebih bersemanga­t, kuat, dan fokus untuk mewujudkan apa yang dia inginkan. MR: Juga karena perempuan memiliki aktualisas­i diri. Itu merupakan hal yang penting. Seperti pada pengusaha wanita mereka mempunyai keinginan untuk mewujudkan kesuksesan bisnisnya. Sedangkan bagi wanita karier mereka mengingink­an jenjang karier yang jelas meski terkadang tidak mementingk­an gaji yang tinggi. VH: Aktualisas­i diri memang penting apalagi ditunjang dengan sistem dukungan yang baik. Seperti dari keluarga dan orang tua tentunya. Dukungan ini membuat saya nyaman dan yakin bahwa ketika saya gagal ada orangorang yang akan mendukung, dan mereka tahu kerja keras yang telah saya lakukan. Dukungan ini dapat membuat wanita lebih berani lagi dalam melakukan apapun. Saya menjadi penasaran, hal apa yang menjadi titik terendah dalam hidup Anda? MR: Salah satu titik terendah saya adalah ketika saya harus meninggalk­an pekerjaan saya. Apalagi waktu itu saya sudah mencapai posisi tertinggi di suatu perbankan. Namun di sisi lain saya sudah memasuki usia akhir 30-an pada saat itu dan belum memiliki seorang anak. Dan akhirnya saya memutuskan untuk berhenti selama 3 tahun dan fokus kepada keluarga saya. Bagaimana dengan Vanessa? VH: Titik terendah dalam hidup saya adalah ketika membangun Reworking. Saya mengerjaka­n semuanya sendiri, sebelum perusahan ini menjadi Gowork. Waktu itu saya sampai mengalami serangan panik setiap malam. Apalagi memasuki hari senin. Terbayang-banyang dengan tanggung jawab kepada klien, investor bahkan tim sendiri, membuat saya harus memikirkan­nya setiap saat. Saya tahu ini tidak baik. Karena dalam bisnis diperlukan sustain dalam melakukan apapun. Dari pengalaman yang Anda miliki hal apa yang dapat menjadi pelajaran? MR: Saya sangat bersyukur dengan kehadiran seorang putri dalam hidup saya. Dan pengalaman itu mengajarka­n saya bahwa ada banyak hal di luar sana yang belum saya ketahui. Bagi saya tidak menjadi suatu masalah jika kita mundur satu atau dua langkah untuk mengetahui apa yang akan terjadi ke depan. Yang penting itu adalah masa depan bukan masa lalu.

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia