Langkah Menuju Global
GUSTI ADITYA KEMBALI MENJADI SAKSI KELAHIRAN DESAINERDESAINER MUDA BERBAKAT DARI AJANG ASIA NEW GEN FASHION AWARD YANG DIHELAT Harper’s Bazaar DI ASIA TENGGARA.
Tahun ini menjadi kali ke-5 penyelenggaraan Harper’s Bazaar Asia Newgen Fashion Award (ANFA) yang kembali berkolaborasi dengan Swarovski, dan didukung oleh Zalora. Kompetisi yang diprakarsai oleh majalah Harper’s Bazaar di kawasan Asia Tenggara ini kembali mewadahi bakat-bakat muda di bidang desain fashion. Sebelum grand final berlangsung, tim Harper’s Bazaar Indonesia membekali para finalisnya dengan mengundang juri-juri berpengalaman di bidang fashion, desainer maestro Sebastian Gunawan dan Didi Budiardjo untuk memberikan masukan positif upaya meningkatkan kualitas dan estetika kreasi para finalis. Selain itu, agenda final di Indonesia turut memperoleh dukungan dan sponsor dari Sritex, sehingga mampu menambah pemahaman para finalis Indonesia tentang industri fashion secara menyeluruh. Setelah penjurian tahap nasional di tiap-tiap negara berlangsung, ajang grand final ANFA kembali diadakan di Singapura, yang kali ini diikuti oleh delapan finalis dari empat negara Asia, yakni dari Indonesia, Singapura, Thailand, dan negara peserta yang baru saja bergabung, India. Mereka antara lain Andandika Surasetja (Indonesia), Frederika Cynthia Dewi (Indonesia), Andrew Low (Singapura), Julian Cheong (Singapura), Thammachat Choksan (Thailand), Pongsakorn Sriya (Thailand), Gaurav Singh (India), dan Robin Roy (India). Selama dua hari di Singapura, kedelapan finalis ‘menempuh’ waktu yang intens karena penjurian di hari pertama dan malam pengumuman serta final show di hari kedua. Di hari pertama, juri-juri terpilih akan memberikan penilaian melalui sesi presentasi dan tanya jawab dengan para partisipan. Juri-juri tersebut yaitu Michael Pondaag (Fashion Director Harper’s Bazaar Indonesia), Kenneth Goh (Editor-in-chief Harper’s Bazaar Singapura), Nonita Kalra (Editorin-chief Harper’s Bazaar India), Chamnan Pakdeesuk (Creative & Fashion Director Harper’s Bazaar Thailand), Lai Chan (Couturier), Annmarie Harris (Director of Corporate Branding & Communication APAC Swarovski), Christopher Daguimol (Group Director – Public Relations & Social Media Zalora), dan Gianni Nembrini (Program Leader for Fashion Design at Paris Campus Istituto Marangoni). Tidak mudah bagi kedelapan juri tersebut untuk menentukan pemenangnya sebab para finalis menampilkan keunggulan masing-masing, yang sangat distingtif satu sama lain. Misalnya konsep yang kuat akan ditemui pada karya Andandika yang mengangkat tema Perspektif, di sini ia menyajikan motif yang terlihat segar berkat hasil print dari foto-foto yang diambil
oleh orang-orang yang memiliki low vision atau difabel secara visual. Berbeda lagi dengan koleksi Sweet Encounter hasil desain Frederika yang menerjemahkan kehamilan pertama yang sedang ia jalani dengan indah. Ia seolah merangkul seluruh kaum wanita dengan siluet busana yang longgar dan jauh dari eksploitasi bentuk tubuh. Ia memerdekakan mereka melalui fashion! Hasilnya? Busana bertema resor yang elegan. Karya berikutnya adalah busana siap pakai yang berada di ranah elegan olahan Andrew yang mengetengahkan kombinasi print dan bordir berwarna-warni namun tetap terasa subtil. Melalui jangkauan yang luas, lahir format blus hingga atmosfer militer dalam wujud outerwear yang feminin. Sedangkan Julian mampu menemukan inspirasi sederhana dari keseharian, yaitu rokok yang ia translasikan ke wujud busana. Anda akan berinteraksi dengan motif abstrak tartan yang terinspirasi dari daun tembakau. Inspirasi lainnya yang juga muncul dari keseharian muncul dari tangan Pongsakorn, yaitu inspirasi dari pengalaman tidur. Ia mengemukakan rangkaian selimut, bantal, guling, dan seprei ke formasi busana wanita. Ia sukses menelurkan teknik draperi dan sentuhan ‘ganjil’ yang mengejutkan. Keterampilan dan pengetahuan tentang tekstil akan Anda lihat pada kreasi Thammachat yang mengeksplorasi jenis material seperti sutra tradisional, lureks, dan nilon. Ini adalah caranya menerjemahkan pesona cahaya alami. Manifestasi tekstil yang impresif juga turut tampil dari tangan Robin, ia terinspirasi dari Wabi Sabi dan Kintsugi, konsep ala Jepang tentang keindahan yang ditemui di dalam ketidaksempurnaan. Hasilnya berupa material wol merino daur ulang dan tencel dalam format busana wanita berkarakter menswear. Sedangkan Gaurav menunjukkan kemahirannya dalam teknik, ia mengambil inspirasi dari daun pisang dan menggubahnya ke dalam teknik folding, serta permainan sudut, hasilnya berupa busana-busana dengan arahan arsitektural dan sculptural. Usai penjurian di hari pertama, final show pun dilakukan pada hari kedua di Capitol Theater yang dihadiri oleh kalangan mode. Selain pergelaran busana dari delapan finalis ANFA, agenda ini memperoleh kedatangan tamu spesial yaitu Detox yang populer dari Rupaul’s Drag Race. Pada malam itu turut diumumkan tiga pemenang dari kompetisi ANFA, yakni second runner-up, Gaurav Singh; first runnerup, Andandika Surasetja; dan pemenangnya adalah Andrew Low yang memperoleh hadiah uang tunai sebesar $ 10.000 dan juga beasiswa Master’s Degree di Istituto Marangoni.