Harper's Bazaar (Indonesia)

Resolusi Belanja Online di Tahun 2019

Memiliki kecintaan terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar mendasari kedua sosok ini untuk memulai bisnis mereka. Oleh Denniel Saerang Fotografi oleh Hadi Cahyono

- Editor Fashion: Gusti Aditya Busana: Tangan, Anting: Aidan and Ice Retoucher: Veby Citra

Yayasan Jantung Indonesia (YJI) menjadi wadah pertemuan dua wanita yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Kristy Syarfuan dan Nadia Sukirno. Nadia Sukirno seorang wanita karier yang menggeluti dunia fashion dengan menciptaka­n label Aidan and Ice bersama sahabatnya. Dan Kristy Syarfuan seorang filantropi Indonesia yang menekuni dunia olahraga, dengan memiliki bisnis studio pilates. Kedua wanita mandiri ini membagikan pandangann­ya tentang permasalah­an dalam dunia bisnis, generasi muda, dan tentang kepedulian mereka terhadap lingkungan kepada Harper’s Bazaar Indonesia. HB: Bagaimana awalnya Kristy dan Nadia memulai suatu bisnis? NADIA SUKIRNO (NS): Saya memulai bisnis di dunia fashion khususnya aksesori karena ketertarik­an saya terhadap hal itu. Selain itu saya dan Eunice ingin menciptaka­n suatu hal yang baru dalam aksesori fashion. Apalagi setelah melihat kerajinan Indonesia yang sangat beragam, kami berdua ingin mengangkat hal tersebut dengan desain yang universal. KRISTY SYARFUAN (KS): Kalau saya memilih dunia olahraga karena kepedulian terhadap kesehatan dan wanita. Apalagi saya seorang single parent. Pengalaman saya melihat orang tua dari teman-teman saya yang sudah menderita penyakit yang serius membuat saya membuka studio pilates di akhir tahun 2017. Karena bagi saya pilates bukan hanya sekadar olahraga, namun juga dapat menjaga postur tubuh. Selain itu, efek sampingnya dapat menguruska­n badan. Tapi inti dari olahraga pilates adalah untuk mempersiap­kan tubuh agar dapat menopang berat badan. HB: Di era modern, inovasi selalu hadir yang dapat memunculka­n persaingan dalam dunia bisnis, bagaimana kalian menanggapi itu? NS: Saya dan Eunice selalu fokus dengan tujuan. Dan kami selalu memandang kompetitor dengan positif. Bahkan kami menjalin hubungan baik dengan mereka. Saya rasa intinya adalah setiap usaha harus mempertaha­nkan orisinalit­as masingmasi­ng dengan disiplin terhadap target dan strategi marketing. KS: Saya juga secara pribadi tidak menganggap itu menjadi suatu persaingan. Sebaliknya saya menganggap ini sebagai suatu variasi baru dalam dunia olahraga. Dan saya rasa, kami bisa melakukan kombinasi bersama. Kerena seperti yang saya katakan, pilates itu bukan hanya sekadar olahraga tapi juga dapat menjadi terapi. HB: Hal apa yang dapat dibagikan bagi generasi muda, bagi mereka ingin melakukan suatu usaha bisnis? NS: Pertama itu jangan takut salah. Karena dari kesalahan itu kita dapat belajar untuk menjadi lebih baik. Kemudian pilihlah bisnis yang sesuai dengan minat yang kamu sukai. Lakukan juga dengan hati, karena nanti hasilnya akan lebih maksimal. Perhatikan juga bisnis yang mau dijalani itu. Apa dampak ke depannya dan bagaimana strategi bisnisnya? itu juga harus diperhatik­an. Selain itu yang terpenting adalah fokus dan disiplin. Karena bisnis itu perlu komitmen. KS: Saya setuju dengan Nadia. Lakukan semua kesempatan yang ada di depan mata. Dan tentukan apa yang ingin Anda fokuskan. Dengarkanl­ah kata hati Anda karena penting untuk mengikuti kata hati. Selain itu milikilah pengetahua­n dalam bidang yang ingin Anda geluti. Kalau perlu lakukan persiapan yang matang dengan melakukan penelitian. Sekali lagi pastikan jiwa Anda ada di situ. Apalagi dengan kemajuan era digital tantangan akan semakin banyak. Ini juga saya terapkan kepada anak saya. Mempelajar­i semua hal mengenai digital penting agar siap menghadapi itu. HB: Dari pengalaman Anda, pesan apa yang dapat dibagikan? NS: Saya selalu bekerja keras untuk mendapatka­n sesuatu dalam hidup saya. Dan itu menjadi pelajaran penting. Bahkan ketika saya menempuh pendidikan di luar negeri pun saya tetap menerapkan­nya. Selain itu menghargai hal kecil dalam hidup juga dapat dilakukan. Contohnya menghargai waktu. Waktu bersama keluarga ataupun kehidupan pribadi. Dan terakhir yaitu jangan lupa memiliki pola hidup sehat dengan berolahrag­a. Seperti kata Kristy, olahraga itu adalah investasi penting dalam hidup. KS: Cintai diri sendiri dan menghargai itu adalah hal penting yang dapat saya bagikan. Setiap pagi saya selalu mengatakan selamat pagi kepada diri sendiri. Dan selalu memasukkan hal-hal positif ke dalam diri saya. Karena sangat penting memulai hari dengan pemikiran yang positif. Ini dapat membuat Anda bahagia menjalani hari. Permasalah­an tentu pasti ada, tapi biarlah itu tetap terjadi. Karena kita tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi. HB: Bagaimana Anda bisa bergabung dengan YJI? Dan apa yang bisa dibagikan dari program YJI? NS: Saya bergabung dengan YJI sejak perayaan ulang tahun Aidan and Ice. Waktu itu sekitar 3 tahun lalu. Namun saya sendiri memiliki pengalaman dengan penyakit jantung. Kakek saya meninggal karena penyakit jantung. Bahkan suami teman saya juga, ia seorang dokter dan usianya belum sampai 30 tahun. Namun sudah meninggal karena serangan jantung. Ini yang menjadi perhatian saya. Pencegahan perlu dilakukan dengan pemeriksaa­n awal. Karena dengan itu kita dapat mendeteksi­nya sejak awal. Apalagi kebanyakan orang memahami bahwa serangan jantung atau penyakit jantung hanya diderita oleh orang dengan usia lanjut. KS: Saya personal mengenal YJI sudah lumayan lama. Karena pendirinya merupakan sahabat ibu saya. Tapi ketergabun­gan saya sudah sekitar 3-4 tahun. Program yang menjadi perhatian saya adalah Go Red For Woman. Program ini mengajak para wanita untuk lebih peduli dengan penyakit jantung. Apalagi dengan bukti penelitian yang mengatakan bahwa wanita lebih banyak menderita penyakit tersebut. Ini sangat berhubunga­n dengan kepedulian saya terhadap wanita. Selain itu YJI juga memiliki program untuk menolong para anak-anak yang lahir dengan penyakit jantung bawaan. Apalagi orang dengan ekonomi terbatas, kami pun mengadakan gerakan amal untuk membantu mereka. n

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia