ISYARAT ANGIN PANTAI
PERAYAAN ATAS MODE YANG RIANG DAN MOMEN VAKANSI TURUT DIPERKUAT RUMAH MODE CHANEL MELALUI KREASI high fashion DI PINGGIR PANTAI. OLEH GUSTI ADITYA
Melangkah sambil bertelanjang kaki bagi para model yang berjalan di atas panggung runway bukan hal yang lumrah. Namun, mengapa tidak? Sebab pada koleksi Chanel musim Spring/summer 2019, rumah mode di bawah arahan kreatif Karl Lagerfeld ini ‘menciptakan’ pantai di dalam Grand Palais yang setia menjadi saksi mata pergelarannya. Alhasil, para model pun harus berjalan tanpa alas kaki demi ‘menyelamatkan’ sepatu atau sandal kesayangannya. Transformasi ini datang ke wujud langit biru, pasir, lengkap dengan ombak yang bergulung tenang. Melalui latar demikian, para penikmat mode tentu saja memiliki sejumlah ekspektasi tentang kreasi busana yang akan ditampilkan. Sejalan dengan suasana pantai impian, warna-warna musim semi yang ramah diwakili oleh penampilan palet pastel yakni kuning, merah mudah, beige, biru, putih gading, tidak lupa warna biru gelap dan juga hitam yang menutup rangkaiannya. Gaya busana yang hadir mampu menerjemahkan keinginan para fashionista untuk berpelesir ke pinggir pasar namun tak rela menanggalkan dahaganya untuk tampil dalam balutan high fashion. Chanel pun menjawab keinginan tersebut berupa manifestasi ragam material yang dikemas dari bahan tweed, sifon, lace, hingga leather, bahkan denim. Eksplorasi gaya terlihat pada volume yang dikemas baru, seperti bahu
“KARL LAGERFELD SEOLAH BERSENANG-SENANG DENGAN RANGKAIAN robes cabanes DALAM BAHASA PRANCIS, ATAU beach hut dresses.”
yang lebih lebar atau lengan longgar melayang. Selain memberikan keleluasaan dalam bergerak melalui atasan, vest, dan jaket exaggerated, Chanel juga memberikan gerak ekstra bagi langkah Anda yang tetap dibalut elemen feminin, yakni rok dengan belahan di samping. Ada pula celana-celana yang tampak mendeskripsikan kesantaian luar biasa berkat potongan yang loose, hingga membuat Anda melupakan sejenak istilah body conscious. Namun, di sisi yang bertentangan nampaknya Karl juga memberikan ruang bagi pencinta siluet tubuh, sebab Anda akan menemui leggings yang memeluk erat paha, juga rangkaian gaun resor untuk memudahkan bercumbu dengan terik matahari. Selain leggings, elemen nostalgia juga turut mampir seperti celana denim yang jatuh di bagian pinggul dan kemeja berpotongan cropped. Karl Lagerfeld seolah bersenang-senang dengan rangkaian robes cabanes dalam bahasa Prancis, atau beach hut dresses. Rangkaian yang terdengar simpel akan tetapi disajikan dengan impresif, sebab dikemas dalam plumetis multiwarna di atas material tweed dan didampingi oleh lace ruffles. Untuk busana malam, formatnya hadir kembali dengan bubuhan origami dari pita-pita sifon. Craftsmanship juga turut disampaikan melalui ledakan sequins bermotif payung di atas gaun tanpa tali dan kilauan lainnya bersarang di sebuah cage dress berbahan sifon warna hitam. Di samping penampilan mode yang prima tersebut, Karl juga menambahkan elemen resor yang membuat Anda siap bercengkerama di pinggir pantai, yakni visor dan topi berbahan anyaman. Selain itu, meski melangkah tanpa alas kaki di pinggir pantai, sebagian model juga berjalan sambil menenteng sepatu model mules berhak plexiglass atau sol cork untuk menyuarakan karakter rileks. Satu lagi favorit Bazaar, yakni rangkaian tas yang sangat menarik, untuk tas 11.12 dikemas dalam material tweed dan braid, atau dengan bordir gambar payung. Di musim ini, tas Boy Chanel kembali unjuk gigi sebagai saddlebag dalam bahan kulit dan tweed. Di momen ini, turut hadir tas Side Packs yang dikenakan ganda menyilangi tubuh pemakainya. Bagi penggemar visual unik, elemen atraktif dipresentasikan oleh minaudière berbentuk kerang atau bola pantai yang mengingatkan pada suasana musim panas di pantai.