Harper's Bazaar (Indonesia)

EKSPLORASI PAMOR ASIA

LUCIA PICA MENELUSURI KOTA TOKYO DAN SEOUL DEMI MENDAPAT INSPIRASI UNTUK KOLEKSI CHANEL DI MUSIM SEMI 2019. ERICA ARIFIANDA MENDENGAR CERITANYA SECARA LANGSUNG DARI JEPANG.

-

Ada cara spesial untuk Lucia Pica yang merupakan Global Creative Makeup & Colour Designer, dalam mencari imaji menciptaka­n rangkaian koleksi Chanel pada tiap musimnya. Ia akan melancong ke satu daerah di berbagai dunia, kemudian menangkap momen demi momen yang saat itu seolah memberinya gagasan. Setelah tahun 2017 Lucia mengunjung­i California, dan 2018 kembali ke Naples di Italia (kampung halamannya), untuk menciptaka­n koleksi makeup, kini wanita asal Italia tersebut memilih kota Tokyo dan Seoul. Bazaar secara eksklusif menyaksika­n sendiri bagaimana deretan potret Lucia disusun dan dipajang di satu ruangan instalasi. Ia bercerita tentang perjalanan menuju dua kota yang sedang populer di Asia Timur tesebut. “Di Jepang dan Korea Selatan, objek yang tampak biasa saja bahkan bisa diperlakuk­an secara luar biasa, selayaknya berharga untuk dijadikan inspirasi bentuk dan warna. Dalam hal ini kami mengeksplo­rasi kehidupan nyata, mencari tekstur-tekstur baru, pasukan warna-warna, dan efek cahaya, kemudian mengelevas­i semuanya menjadi sesuatu yang berharga. Seeing beauty in the ordinary,” ujar Lucia. Benar saja, di ruangan itu Bazaar menyaksika­n sendiri hasil tangkapan Lucia yang begitu indah. Jangan bayangkan jajaran foto itu adalah lanskap pemandanga­n atau barisan skyline yang menggugah. Bukan itu. Lucia justru memburu momen-momen secara mendetail. Anda mungkin biasa saja, atau cenderung tidak nyaman dengan adegan di sebuah pasar ikan. Tapi, Lucia secara brilian mampu menangkap momen tak biasa ketika ia berjalan-jalan ke pasar di Tokyo, ia menjadikan sebuah potret ikan mentah (lengkap dengan sisik dan lendirnya) terlihat cantik. Dari situ Lucia mendapat ilham dalam membuat warna subtil seperti kuning menuju cokelat keemasan, sekaligus menemukan ide bertekstur glossy. Voila! Jadilah

Longwear Cream Eyeshadow Ombre Premieré warna Patine Bronze. Cerita di Seoul berbeda lagi. Lucia tergoda dengan kabel-kabel listrik yang menjuntai di sisi jalan. Jika dilihat potretnya, kabel-kabel itu bersanding bersama ranting pohon dan bunga-bunga kecil yang difoto bersama bias cahaya matahari. Hasilnya adalah produk baru Chanel bertajuk Baume Essentiel, sebuah hydrating balm yang mampu memberi efek glowing pada wajah, mata, dan juga bibir. Menarik bukan? Hal unik lainnya adalah potret close-up fotogenik anyaman tikar yang sedang dijemur di bawah teriknya matahari, kemudian kelopak bunga-bunga yang berjatuhan, dan selang biru menjuntai. Dari detail dan tekstur benda-benda tersebut, Lucia lantas menelurkan warna-warna baru (emas dan platinum satin, ivory champagne, beige, gold green, brick red, dusty blue, deep brown, petrol blue) di dalam palet eyeshadow Les 9 Ombres, diikuti ragam tekstur yang menyuplai kebutuhan Anda seperti shimmer, high-shine, serta matte. Tak luput bunga-bunga merah khas Asia juga akhirnya dijadikan warna baru pada Rouge Allure Liquid Powder, yakni electric red. Dalam pembuatan warna tersebut, Lucia sengaja mengarah kepada undertone biru kehijauan (cool), sehingga ketika lipstik ini dipulas pada kulit Asia yang cenderung kuning maka kompleksin­ya tetap cerah. Vision D’asie: L’art du Détail, begitu nama koleksi makeup Spring 2019 ini, betul-betul dibuat lewat ide segar melalui pilihan tekstur, bentuk, hingga warna yang berbeda. Rangkaiann­ya terdiri dari 12 item baru meliputi palet eyeshadow, creamy eyeshadow, lipstik, pemulas kuku, dan multi-use glow stick. Acara saat itu belum berakhir. Bazaar dan seluruh tamu yang hadir, termasuk beauty influencer, Hellua, mencoba seluruh koleksi Vision D’asie: L’art du Détail yang ditata apik di atas beauty station panjang. Kami mencoba gaya rias yang sebelumnya sudah dilakukan Lucia kepada tiga model peraga. Ia sangat antusias saat membuat sensasi glowing menggunaka­n “bayi” barunya, Baume Essentiel. Sepertinya apa yang terjadi di Tokyo dan Seoul merefleksi­kan bagaimana sebuah perjalanan sederhana dapat menjelma menjadi invensi yang istimewa. Sesuai akhir tulisan di pictorial book milik Lucia Pica yang Bazaar bawa ke Indonesia, ‘the real is always more fantastic than the fantastica­l.’

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia