Harper's Bazaar (Indonesia)

THE QUEEN & I

- Fotografi oleh Erik Madigan Heck

MELALUI NOMINASI OSCAR DI USIA 13 TAHUN DAN PENGHARGAA­N GOLDEN GLOBE UNTUK PENAMPILAN­NYA DI Lady Bird, KETENARAN SAOIRSE RONAN TELAH MELONJAK DI USIA 24 TAHUN. SEKARANG, SAAT BERPERAN SEBAGAI RATU MARY DARI SKOTLANDIA, IA BERBICARA KEPADA ERICA WAGNER TENTANG KERAJAAN INGGRIS, PERBATASAN IRLANDIA, DAN APAKAH SEJARAH AKAN TERULANG PADA ZAMAN BREXIT.

Mary Stuart adalah seorang Ratu dan juga putri dari James V dari Skotlandia, yang istrinya merupakan seorang wanita asal Prancis bernama Mary Guise. Lahir pada tahun 1542, pesona, kecantikan, dan juga pendidikan membuat dirinya menjadi sosok yang sangat luar biasa seperti Ratu Elizabeth I dari Inggris. Selaku keponakan perempuan Henry VIII, ia juga dididik untuk menjadi seorang pewaris sah tahta Inggris yang baik. Fokus utama film ini adalah persaingan antara kedua wanita hebat yang diperankan oleh Saoirse Ronan dan Margot Robbie sebagai Elizabeth. Pada hari minggu pagi yang cerah, berlokasi di Massachuse­tts, Saoirse Ronan dan Bazaar berkesempa­tan untuk berbincang tentang film baru dan hal seputarnya. Meskipun wanita ini berdiri di depan saya, namun ia tampak jauh dari sosok agung yang pernah saya lihat di layar dengan menggunaka­n kardigan tebal dan bawahan piyama bermotif permen. Hari ini adalah satu-satunya hari libur dari syuting film adaptasi Louisa May Alcott, Little Women, yang disutradar­ai Greta Gerwig. Meskipun sedang sakit, percakapan dengan Saoirse tetap seru, lucu, dan hangat sambil duduk di sofa sembari minum teh. Saat saya ada di hadapannya, saya merasa seolah-olah kami sudah saling kenal selama bertahun-tahun. Konflik antara Mary Stuart dan Elizabeth I, seperti yang kita tahu, pada akhirnya akan menyebabka­n eksekusi Mary. Josie ingin menggambar­kan arti film ini yaitu keseimbang­an kekuatan di antara kedua perempuan. “Yang menarik dari ini adalah bahwa mereka berdua sangat mirip dalam banyak hal,” ujar Saoirse. "Persaingan antara mereka berdua diciptakan oleh bangsawan dan penasihat di sekitar mereka. Mereka dulu sering menulis surat satu sama lain dan kami bahkan memiliki adegan dalam film di mana Mary berkata tentang Elizabeth, 'Tidak ada yang mengerti situasi saya kecuali dia'. Saya pikir itu hal yang menarik untuk diperlihat­kan dalam sebuah drama yang berunsur politik, karena Anda melihat dua orang yang dahulunya berteman namun telah berubah menjadi musuh karena orang-orang di sekitar mereka. Tetapi, sebenarnya mereka lebih seperti saudara. Ada kekuatan luar biasa yang datang dari mengakui hal tersebut,” katanya. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimb­angkan tempat Mary di dalam sejarah Brexit. Dilahirkan di Skotlandia, dibesarkan di Prancis, dan haknya atas takhta kerajaan Inggris, wanita, istri, sekaligus ibu dari seorang lelaki yang bernama James ini akhirnya akan menyatukan dua kerajaan Skotlandia dan Inggris. Ia adalah seorang wanita dengan beragam identitas. Zaman sekarang, tampaknya kita hidup di mana orang-orang didorong untuk melabeli diri mereka sebagai satu hal. Contohnya adalah apakah Anda orang Inggris atau Eropa? Pandangan Saoirse terhadap karakter Mary adalah ia seseorang yang tidak memiliki kebebasan untuk memilih. Tekanan yang terus datang kepadanya dari luar, bukan dari dalam. Saoirse sendiri memiliki latar belakang multi-budaya yang menarik. Terlahir di Bronx dari kedua orang tua yang berasal dari Irlandia. Namun mereka pindah kembali ke Irlandia ketika ia masih balita. Ayahnya adalah seorang aktor, dan sejak awal, ia selalu berkata, “Saya suka melakukan pentas sandiwara di sekolah, dan Ayah saya selalu merekamnya.” Sekarang, Saoirse memiliki kewarganeg­araan Irlandia dan Amerika. Ia mengakui bahwa situasi politik di kedua negara sangatlah menjengkel­kan. Ia juga sering berkata tentang ketakutann­ya terhadap efek Brexit di perbatasan Irlandia akan menghidupk­an kembali divisi-divisi seperti dahulu. “Saya sedang menonton berita RTE dan mereka berbicara tentang perbatasan. Semua ini benar-benar berantakan,” ungkapnya.

“HAL MENARIK DARI MARY STUART DAN ELIZABETH I ADALAH MEREKA SANGAT MIRIP DALAM BANYAK HAL”

“SAYA TIDAK MENINGGALK­AN RUMAH PADA USIA 19 DENGAN PENUH GAIRAH DAN SEMANGAT, TETAPI SAYA TELAH DILINDUNGI.”

“Salah satu teman baik saya, Eileen (O ‘Higgins, aktris, yang ia temui di lokasi syuting film Brooklyn), berasal dari Down, di Irlandia Utara. Bahkan saya tidak sepenuhnya mengapresi­asi apa realita sebenarnya.” Saoirse menyebutka­n serial televisi yang ia tonton yaitu Derry Girls. Sebuah sitkom dari Irlandia Utara yang dibuat pada awal tahun’ 1990-an. “Derry Girls menangani situasi dengan sangat cemerlang dan penuh humor. Mereka sering bercanda dan berkata, ‘Och, ada bom di jembatan dan sekarang saya tidak bisa menyelesai­kan cat kuku saya!’ Dan saya bertanya pada Eileen apakah benar terjadi seperti itu dan ada tentara yang berdatanga­n dari bus? Ia menjawab, ‘Ya, ya seperti itu.’ Dan saya pikir tidak peduli di sisi mana Anda berada saat di Utara, tidak ada yang ingin kembali ke sana,” cerita Saoirse. Anda tidak akan mengira Saoirse memiliki koneksi dengan Amerika dari aksennya, tetapi di layar ia memiliki kemampuan luar biasa untuk melintasi batas-batas bahasa. Kelancaran­nya pasti menyaingi Meryl Streep (yang akan muncul di film Little Women sebagai Bibi March). “Begitulah cara saya masuk ke dalam karakter,” katanya. “Yang lebih sulit dari membuat suara beraksen sebenarnya adalah irama dan melodi. Bahasa Amerika modern jauh lebih datar daripada aksen alami saya. Saya menemukan tantangan ini cukup besar pada Lady Bird. Greta (Gerwig, sang sutradara) terus mengatakan, ‘Buat aksenmu sedikit lebih rata!’ Dan saya pikir saya terdengar seperti robot. Tetapi dengan Skotlandia, ia dengan cepat mengubah aksennya menjadi aksen Skotlandia. ‘Saya seperti berbicara dengan aksen yang sama. Ritme dan musiknya pun sama.” Ia melompat kembali ke suara normalnya. “Bagi saya, itu membuat karakter Mary lebih seperti manusia.” Dalam film tersebut, sisi kewanitaan Mary mungkin tidak sepenuhnya mendefinis­ikan dirinya. Namun ada satu aspek yang sangat mencolok. Kita melihat Ratu Skotlandia mendapatka­n menstruasi pertamanya dan menodai kain putihnya. Para dayangdaya­ngnya membantu membersihk­annya, dan meletakkan air cuciannya di sebuah botol. Saya hanya pernah ingat menstruasi ditampilka­n di film Carrie oleh Brian de Palma dan bukan sebagai contoh yang paling positif. Saoirse tidak setuju, dan berargumen bahwa rasa malu yang masih dirasai oleh perempuan tentang hal ini harus dihilangka­n. “Apa yang cerdik tentang film Carrie adalah film itu menunjukka­n bagaimana rasanya ketika Anda mengalami menstruasi untuk pertama kalinya,” ujarnya. “Ketika saya menontonny­a saat remaja dengan ibu saya, saya sudah mendapat haid saya selama beberapa tahun. Tetapi jika saya tidak tahu apa itu sebenarnya, mungkin saya akan berpikir bahwa saya sedang sekarat. Karena itu, hal itu sangat perlu dibicaraka­n.” Mary, tentu saja, hanya satu dari daftar wanita-wanita kuat mengesanka­n yang pernah Saoirse perankan dalam kariernya. Perannya sebagai Briony dalam film diadaptasi­kan dari novel Atonement oleh Ian Mcewan Atonement membuatnya mendapatka­n nominasi Oscar ketika ia berusia 13 tahun. Sejak itu ia telah memberikan satu penampilan yang memukau pada beberapa film lainnya seperti sebagai Eilis di film Brooklyn, pemeran utama di film Lady Bird dan film adaptasi Mcewan lainnya yaitu On Chesil Beach. Saoirse membuat debut Broadway-nya pada tahun 2016 dengan bermain sebagai Abigail di The Crucible, produksi Ivo van Hove. “Dari sudut pandang cukup egois, saya selalu ingin memerankan karakter yang tegas, menarik, dan pintar atau yang ditulis sebagai seorang yang pintar.” ujarnya. “Dan itulah hal yang selalu ingin saya tampilkan dari peran-peran yang akhirnya tercermin di film-film tersebut. Mereka adalah satu-satunya peran yang ingin saya mainkan. Bahkan ketika saya masih kecil, saya tahu saya tidak hanya ingin bermain menjadi seorang ‘saudara perempuan’, atau ‘pacar’, dan ‘sekretaris’. Itu selalu menjadi prioritas bagi saya untuk memerankan seseorang yang walaupun mereka hanya mempunyai beberapa adegan tetapi benar-benar memiliki sesuatu keunikan dalam karakterny­a,” cerita Saoirse lagi. Jelas, ia tidak punya banyak waktu untuk menanggapi perkataan bahwa film dengan wanita di dalamnya adalah ‘film wanita’. Namun, saya pikir perkataan itu muncul karena ia adalah generasi yang sudah melewati ide-ide regresif semacam itu, meskipun ia tahu masih

ada beberapa hal penting yang harus dibahas. Dengan adanya ‘Lady Bird,’ ia berkata dengan sungguh-sungguh bahwa, "Jumlah lelaki yang mendatangi­ku, dan hal ini juga terjadi dengan film Brooklyn, mereka berkata saya biasanya tidak suka film seperti itu, tapi… saya sangat suka ini, dan bahkan saya sedikit menangis karena saya sangat menyukainy­a.” Saya balas, “Film apa yang Anda maksud?” “Tentu saja, yang mereka maksud adalah film yang diperani wanita. Walaupun terdapat perempuan dan laki-laki dalam film ini, Lady Bird adalah tentang seseorang yang siap untuk meninggalk­an rumahnya. Hanya itu. Dan semakin spesifik Anda dapat membuat film menjadi sebuah pengalaman seseorang, maka itu akan semakin mendunia.” Wanita yang kuat tentu saja memberi informasi tentang pengasuhan­nya sendiri. Ibunya adalah bagian integral dari hidupnya. “Monica Ronan ‘selalu bersama saya’,” ujar Saoirse. Ia juga mengatakan, saat ia bekerja sebagai seorang anak, dan meskipun sekarang ibunya tidak bersamanya secara fisik, sang ibu selalu ada bersamanya. Ia tertawa terbahak-bahak dan memasang suara seram. “Ia memang ada dimana-manaaaa!” Sudah beberapa tahun sejak Monica tidak tinggal satu rumah dengan putrinya, tetapi mereka selalu melakukan Facetime, untuk tetap menjaga hubungan yang erat. Saoirse percaya bahwa kehadiran ibunyalah yang membuatnya tidak melihat perilaku kasar di dalam Hollywood yang terungkap dalam satu setengah tahun terakhir. “Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan jika dia tidak ada,” ungkap Saoirse. “Saya yakin akan sedikit terjerumus dalam hal itu, tetapi ia melindungi saya dari semua itu. Saya tidak menyadari bahwa ada orang-orang di industri ini yang menyalahgu­nakan kekuasaan mereka, atau yang tidak dapat dipercaya. Tetapi karena ibu, saya tidak pernah menjadi korban dan saya benar-benar berterima kasih kepadanya. Saya tidak meninggalk­an rumah pada usia 19 dengan penuh gairah dan semangat. Meskipun saya tidak diberitahu­kan sebelumnya, tetapi saya telah dilindungi.” Ia tahu industri ini dengan baik dan ia memiliki ambisi di luar akting. Lady Bird dan Mary Queen of Scots disutradar­ai oleh wanita: keduanya termasuk film pertama mereka. Apakah ia ingin menyutrada­rai sebuah film? “Saya selalu ingin melakukann­ya,” ujarnya. “Saya lebih tertarik dengan hal tersebut dibanding akting saat saya masih kecil. Saya suka bekerja dengan aktor, tetapi saya selalu belajar paling banyak dari sutradara. Ini adalah gambaran mereka yang Anda wujudkan, jadi Anda harus beradaptas­i dengan cara mereka bekerja. Saya harus lebih fleksibel agar sesuai dengan persyarata­n mereka.” Untuk sekarang tidak ada yang Saoirse rencanakan. Namun Saoirse menantikan liburan sehabis selesai syuting Little Women dan saya yakin ini adalah ambisi yang akan ia penuhi. Ketika sedang tidak ada pekerjaan, ia hanya berada di dalam rumahnya yang berlokasi di Irlandia. Saya dan Saoirse saling mengenang masa kecil kami dan membanding­kannya dengan lokasi film dan red carpet. Kami setuju bahwa semua itu tidak mendefinis­ikan hidup Anda. “Saya suka pergi kerja,” ujarnya, “Tetapi saya senang mempunyai kehidupan yang normal dan mendekatka­n diri dengan teman-teman juga keluarga karena terkadang, Anda bisa menghilang dalam pekerjaan.” Ia lalu bercerita tentang pengalaman­nya datang ke acara penghargaa­n. “Ketika acara Bafta,” ujarnya, karena Eileen dan Saoirse selalu bersama. “Saya tahu saya tidak akan menang penghargaa­n, tetapi kebiasaan orang adalah selalu mendatangi kita yang kalah dan berkata, ‘Anda baru saja dirampok!’” Ia memutar bola matanya. “Saya berkata, ‘Ayolah, mari kita minum segelas wine.’ Tetapi saat saya tidak mendapatka­n penghargaa­n, Eileen hanya memegang tangan saya dan berkata, Saya cinta kamu, teman. Dan saya balas dengan, Saya juga cinta kamu. Dan sesungguhn­ya itu lebih membuat saya bahagia." Itulah kehidupan nyata yang membuatnya terus maju. Meskipun ini hanyalah obrolan beberapa jam di suatu pagi berlokasi di Massachuse­tts yang dingin, tetapi kualitas karyanya muncul dari keaslian diri. “Apakah Anda ingin melihat sepeda saya?” Ia bertanya dengan penuh semangat sebelum saya pergi. Saoirse mempunyai sepeda hijau untuk dikendarai di sekitar kota dan nama mereknya kebetulan adalah Brooklyn. Saya suka membayangk­an Saoirse mengendara­i sepedanya sambil melewati jalan di New England. Mengingat seberapa banyak hal sudah dilakukann­ya dalam waktu yang begitu singkat, sungguh luar biasa membayangk­an apa yang akan terjadi di masa depan untuk Saoirse Ronan, dan bagi kita yang mengagumi pekerjaann­ya.

 ??  ?? Coat satin, bandana satin, PRADA
Coat satin, bandana satin, PRADA
 ??  ??
 ??  ?? Gaun vintage, organic lace collar, ALEXANDER MCQUEEN. Hak tinggi, GUCCI. Aksesori, CARTIER ERIK MADIGAN HECK
Gaun vintage, organic lace collar, ALEXANDER MCQUEEN. Hak tinggi, GUCCI. Aksesori, CARTIER ERIK MADIGAN HECK

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia