Harper's Bazaar (Indonesia)

SAJIAN SENI MASA KINI

PUBLIK MENYAMBUT PERHELATAN SENI INSTALASI MULTISENSO­RIS DENGAN MERIAH. OLEH ARDHANA UTAMA

-

Salah satu fenomena dunia modern yang begitu kuat dan mendominas­i saat ini datang dari media sosial. Berkat kecanggiha­n gawai masa kini, media sosial dapat dengan mudah diakses oleh para pemilik smartphone. Hanya lewat pengaturan dan beberapa sentuhan jari, penggunany­a dapat segera terhubung dan berinterak­si dalam kanal tersebut. Dalam media sosial tersebut pula, cara menikmati seni tiba ke tahapan yang baru. Pantene bersama MRA Media berusaha menjawab fenomena tersebut dengan menggelar pameran seni instalasi multisenso­ris berjudul Pantene Perfect On Art Experience yang berlangsun­g dari 6 Maret hingga 17 Maret 2019. Dalam pameran ini, sebanyak sebelas seniman Indonesia menghadirk­an karya yang melibatkan pengalaman panca indra di tiap tahapan berbeda. Di dalam wahana, pengunjung dapat menikmati dan berinterak­si dengan karya seni Instagramm­able.

Pameran Perfect On Art Experience dikuratori oleh Rifky Effendy. Ia mengangkat konsep karya seni instalasi yang berhubunga­n

dengan citra perbaikan masa depan manusia, terutama tubuh. Pada pameran ini, karya seni dibiarkan untuk berinterak­si dengan publik guna memberikan nilai atau makna baru pada citra diri. Dalam ekshibisi ini pula, kesebelas seniman ikut mengapresi­asi produk Pantene Perfect On dengan cara yang berbeda-beda. Ruang pamer terbagi dalam empat zona, antara lain Waterless Journey, A Perfect Drop, Beautiful Flock, dan Perfect On. Instalasi seni interaktif ini pun hadir dalam beragam bentuk, yang pembuatann­ya melibatkan keterampil­an tangan dan eksekusi multimedia. Seniman Antonio S. Sinaga misalnya, menampilka­n cara yang unik untuk mengekspre­sikan gagasannya. Ia mengangkat karya

dengan judul Crave, yang mengajak pengunjung untuk bercermin pada diri sendiri agar menerima secara terbuka apa yang didambakan­nya sebagai seorang manusia. Pengunjung dapat membawa pulang karyanya sebagai tanda mata dan menggantin­ya dengan kertas yang sudah diisi tulisan di tiap gantungan. Berbeda halnya dengan Ronald Apriyan. Seniman yang piawai menghasilk­an karya lukis tersebut kini menghadirk­an instalasi dengan karakter yang diambil dari lukisannya. Hasilnya berupa instalasi berwarna vibran yang interaktif dan memanjakan mata. Ada pula zona instalasi Muklay yang menghadirk­an karya grafiti. Ia mengungkap­kan keindahan dan kesegaran lewat mural. Karya Girls Just Want to Have Fun with Their Perfect Hair menampilka­n visual dua perempuan dengan gaya rambut yang berbeda-beda. Eksekusi karya seni di pameran ini tak berhenti sampai di sana. Di instalasi lainnya masih terdapat karya Patricia Untario, Kezia Karin, Tex Saverio x Arkiv Vilmansa, Theresia Sitompul, Meliantha Muliawan, dan Nicoline Patricia Malina. Pada penutupan acara di malam pembukaan, para pengunjung disambut oleh karya Rinaldy A. Yunardi di penghujung ruang pamer. Panggung putih yang disertai video mapping tersebut menghadirk­an Maudy Ayunda dalam acara puncaknya. Dalam momen itu pula, sejumlah wajah familier turut hadir dan bersosiali­sasi menikmati acara hingga akhir.

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? SEARAH JARUM JAM (DARI ATAS): Area Pantene Perfect On; Karya Kezia Karin; Karya fotografi Nicoline Patricia; Instalasi Meliantha Muliawan.
SEARAH JARUM JAM (DARI ATAS): Area Pantene Perfect On; Karya Kezia Karin; Karya fotografi Nicoline Patricia; Instalasi Meliantha Muliawan.
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? SEARAH JARUM JAM (DARI ATAS): Karya Tex Saverio x Arkiv Vilmansa; Instalasi Theresia Sitompul; Patricia Untario; Ronald Apriyan; Antonio S. Sinaga; Karya Muklay
SEARAH JARUM JAM (DARI ATAS): Karya Tex Saverio x Arkiv Vilmansa; Instalasi Theresia Sitompul; Patricia Untario; Ronald Apriyan; Antonio S. Sinaga; Karya Muklay

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia