THE PRODIGY
NAMA TOMO KOIZUMI RAMAI DIPERBINCANGKAN SEJAK DEBUTNYA DI NEW YORK AWAL FEBRUARI LALU. IA PUN MENGUNGKAPKAN KISAHNYA KEPADA VERONICA ARVIANA USAI KEMBALI DARI HIRUK PIKUK PEKAN MODE.
wal Februari lalu menjadi bulan yang tidak akan pernah terlupakan untuk desainer asal Jepang, Tomo Koizumi. Hidupnya berubah setelah menerima sebuah pesan dari Katie Grand di akun sosial media miliknya. Nama Katie Grand dikenal di kalangan mode internasional sebagai stylist dan creative consultant yang berada di balik kampanye Marc Jacobs selama 11 tahun terakhir ini. Katie juga bertanggung jawab sebagai pengarah kreatif untuk iklan maupun show label besar seperti Louis Vuitton, Bottega Veneta, Prada, dan lain sebagainya. Katie menemukan Tomo Koizumi atas rekomendasi desainer Giles Deacon, dan langsung jatuh cinta dengan visual busana yang ia lihat via layar gadget. Kurang dari sebulan, Tomo Koizumi pun datang ke New York dengan membawa tiga kotak besar berisi 28 busana demi menanggapi undangan Katie Grand. And the rest is history. Bertempat di dalam butik Marc Jacobs di Madison Avenue, Katie turut serta menggandeng tim handal seperti penata rambut Guido Palau dan penata rias Pat Mcgrath untuk mengemas persiapan yang singkat ini dalam presentasi layak. Siluet besar yang memiliki kesan fluffy dalam warna– warna menggemaskan sukses didaulat sebagai ‘wow effect’ sepanjang pekan New York Fashion Week musim Fall/winter 2019/2020. Sebuah
awal yang manis dan sempurna untuk karier desainer Asia dengan sosok humble dan menyenangkan, sama seperti karyanya.
Berikut adalah wawancara singkat Harper’s Bazaar dengan Tomo Koizumi sesaat setelah ia kembali ke Tokyo. HARPER’S BAZAAR INDONESIA (HBI): Bagaimana proses bekerja dengan Katie Grand? TOMO KOIZUMI (TK): Katie tidak hanya menyiapkan venue, Ia terlibat penuh dalam pemilihan model, tata rambut dan rias, maupun alur panggung. Tapi dia tetap berdiskusi dengan saya. Dia sangat menghormati saya dan saya sangat menghargai itu. HBI: Bagaimana reaksi mereka ketika melihat desain Anda? TK: Pasar Amerika Serikat sangat berarti untuk saya. Terutama di bidang entertainment. Rancangan saya sudah dikenakan oleh selebriti Amerika seperti Miley Cyrus. Dan juga muncul dikenakan Sophie Turner dalam video musik Sucker dari Jonas Brothers. HBI: Bagaimana dengan tanggapan buyer internasional setelah melihat koleksi perdana Anda? TK: Sejauh ini, kebanyakan buyer yang tertarik dengan desain saya berasal dari Eropa. Sangat disayangkan belum ada buyer dari Asia atau bahkan tempat asal saya, Jepang, yang menghubungi hingga saat ini. HBI: Apa yang membuat Anda setuju untuk melansir koleksi perdana di New York? TK: Sejujurnya saya sama sekali tidak familier dengan situasi di New York. Namun Katie berhasil meyakinkan saya untuk terbang ke sana dan melakukan ini semua bersama dengannya. HBI: Deksripsikan karakter desain dan gaya rancangan Anda. TK: Busana siap pakai dengan karakter feminin dan kemasan yang unik. HBI: Apakah Anda berencana untuk melakukan ekspansi atau bahkan hijrah untuk mendalami karier sebagai desainer berbasis di New York? TK: Saya lebih suka hidup dan bekerja di Tokyo. Sejauh ini belum ada niat untuk pindah ke kota New York. Situasinya terlalu hectic. Saya mungkin akan sering berkunjung untuk urusan pekerjaan. HBI: Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan keseluruhan koleksi ini? TK: Katie menghubungi saya tiga minggu sebelum waktu keberangkatan ke New York melalui pesan di sosial media. Saat itu saya hanya memiliki setengah dari koleksi yang dipertunjukkan kemarin. Dalam waktu dua minggu, saya membuat banyak baju baru untuk menjadikannya satu koleksi lengkap dan utuh. HBI: Apa yang kerap menginspirasi Anda dalam merancang? TK: Banyak hal yang menginspirasi saya sebagai desainer. Kunjungan ke museum, benda antik, buku, lukisan, sejarah, dan alam. Saya suka bermain dengan warna dan tekstur. n