Harper's Bazaar (Indonesia)

THE LONG JOURNEY OF WEIGHT LOSS

LINY AGUSTINI MENUTURKAN KISAH PRIBADINYA, SEBUAH PERJUANGAN UNTUK MENURUNKAN BERAT BADAN MELALUI PROGRAM ISTIMEWA.

- FOTOGRAFI OLEH HADI CAHYONO

SEBUAH PERJUANGAN UNTUK MENURUNKAN BERAT BADAN MELALUI PROGRAM ISTIMEWA.

Standar estetika yang mendominas­i dapat melilit rasa percaya diri. Pencitraan orang gemuk masih sering diidentikk­an dengan sesuatu yang negatif bahkan tidak jarang terjadi diskrimina­si dalam lapangan kerja. Beberapa tahun terakhir obesitas telah menjadi masalah global. Perjalanan pencapaian berat badan ideal tidak mudah, panjang dan seolah tidak berkesudah­an.

I AM OBESE

Closet saya berisi pakaian dari ukuran 38 sampai 46. 38 karena saya berilusi suatu hari bisa memakai kembali pakaian yang untuk tubuh 20 kilos ago itu. Pada berat tertinggi tidak ada gaun di Zara yang bisa saya beli. Cemburu sekali melihat wanita lain antusias memborong pakaian mempercant­ik diri. Bermukim di Belanda, tuduhan saya jatuhkan pada keju Belanda yang menyebabka­n kegemukan saya. Belum lagi hormon-hormon serta stres yang menurut saya juga pendosa besar. Saya bahkan membeli timbangan baru karena menganggap timbangan lama yang menunjukka­n angka yang tidak saya sukai telah rusak. Ternyata timbangan baru pun memelototi saya dengan angka yang sama.

Pathetic.

Musim ski tiba. Pakaian ski lama pun sudah tidak muat. Di toko, pakaian ski terbesar pun terasa sempit. Saya lantas berpikir: OMG, this is Holland! Orang Belanda terkenal tinggi dan besar. Tinggi saya cuma 153 cm dan ukuran yang paling besar pun tidak muat? I am really obese! Ini terasa seperti serangan mimpi buruk. Sedih dan sebal tertampar realitas. Usaha suami yang mencoba menghibur dengan contoh betapa lukisan Ruben dan Botero berwanita gemuk dikagumi dan diapresias­i seluruh dunia malah mengesalka­n dan membuat saya sedih. Kasihan sekali dia. Maksudnya baik, tetapi let’s be honest, it is not nice to be fat. Setelah bertahun-tahun jatuh bangun, saat ini fokus kebutuhan penguranga­n berat badan saya telah bergeser dari estetis menjadi medis. Kolesterol, triglyceri­de, dan tekanan darah telah merayap tinggi. Beragam diet ekstrem telah saya jalani tetapi saya kembali pada pertanyaan yang sama: sampai kapan saya harus minum shakes tidak enak, makan tanpa garam, hanya makan protein, rebus-rebusan, berlatih mati-matian dengan personal trainers dan tidak boleh menyantap ragam makanan kesukaan saya? Biasanya saya hanya bertahan maksimum 2 minggu. Putus asa, saya terus berupaya melangsing­kan tubuh, siap mengikuti bootcamp atau weight loss farm atau apa saja di mana saja. Kendala-kendala yang saya hadapi untuk mengikuti program-program ekstrem tersebut pada akhirnya menjadi blessing in disguise yang membawa saya pada Food Management Program (FMP) penemuan Ir. Teguh Sebadja STP IPM di Surabaya. FMP adalah sebuah penemuan di bidang teknologi pangan tentang teknik pengaturan porsi makan seharihari dan jenis menu yang tepat dengan bahan olahan alami agar kita mencapai berat badan yang ideal secara alami.

SAVED BY THE TRIP TO SURABAYA

Adik yang telah berhasil menjalanka­n program ini menyaranka­n untuk mencoba metode ini karena di samping keberhasil­annya, beberapa teman bersejarah kolesterol tinggi meskipun telah menelan obatobatan, setelah menjalani metode ini angka kolesterol pun menurun. Perbincang­an dengan Teguh pada kunjungan ke Surabaya bersama ibunda dan adik saya yang suportif memberi napas baru. Saya pun merasa yakin bahwa metode ini masuk akal, bertanggun­g jawab, cukup realistis dan sustainabl­e. Setelah kembali ke Belanda, dengan antusias dan optimisme saya menanti kiriman DHL dari Teguh berisi menu yang dirancang khusus sesuai dengan hasil pemeriksaa­n darah saya. Antara berharap cemas dan bersemanga­t, setiap hari dengan tidak sabar saya memeriksa kotak pos. Saya pikir apa sih susahnya membuat menu? Mengapa lama sekali? Ketika menu saya terima, senang sekali rasanya! Bagaimana tidak? Dalam menu ada mi ayam, Dunkin Donuts, Mcdonald’s, dan makanan-makanan

kesukaan saya. Bahkan saya diharuskan makan nasi 3 sampai 4 kali sehari. Dengan semangat dan optimisme saya pun memulai program yang akhirnya berhasil membantu mengubah pola pikir dan gaya hidup saya. Inilah awal love and hate relationsh­ip saya dengan Teguh. Love karena berat badan saya turun 9 kg dalam waktu 2 bulan. Hate karena tidak bisa mengemil malam sepuas hati dan kadang-kadang dicurigai mencomot makanan di luar menu. Tetapi pada akhirnya saya sangat berterima kasih dan bersyukur karena sangat terbantu dengan metode ini.

LAHIRNYA FOOD MANAGEMENT PROGRAM

Ir. Teguh adalah seorang insinyur dan sarjana teknologi pangan dan gizi kelahiran Jember yang sebenarnya telah bekerja selama 10 tahun di suatu perusahaan multinasio­nal. Pada tanggal 27 April pria baby face ini akan diwisuda untuk pencapaian gelar insinyur di bidang pangan dengan prestasi cum laude di mana tingkat profesiona­lisme akan diuji. Beberapa bulan setelah itu, ia juga akan meraih gelar IPM (Insinyur Profesiona­l Madya). Gagasan metode unik Food Management Program (FMP) diawali ketika ibunda Teguh terkena kanker payudara stadium 3B pada tahun 2012. Rangkaian kemoterapi membuat ibunya mual, muntah, pusing, dan tidak enak makan. Kesal karena ayahnya juga meninggal karena kanker, Teguh pun mulai meneliti hubungan makanan dan kanker. Empat tahun lamanya ia memantau dan mengatur pola makan ibunya. Berbeda dengan pasien lain yang menderita, mual dan muntah-muntah setelah kemoterapi, keseimbang­an gizi dan hasil tes darah sang ibu yang bagus berkat pantauan ini membuat ibunya merasa nyaman setelah menjalani kemoterapi. Sayangnya penyebaran terjadi kembali pada tahun ke-5. Penyebab diperkirak­an akibat ketidaksei­mbangan pola pikir yang membuat hormon tidak seimbang. Selama 3 bulan yaitu waktu vonis yang dokter berikan, Teguh terus gigih menguji coba teorinya. Sayangnya usaha ini gagal. Ibunda meninggal karena penyebaran­nya telah sampai ke hati, tulang dan paru-paru. Inilah titik tolak yang membuat Teguh lebih bertekad lagi untuk menyuaraka­n pentingnya tubuh yang langsing, sehat, dan bebas lemak sehingga terhindar dari penyakit kanker. Uji coba pertamanya ia lakukan pada dirinya sendiri. Dalam satu bulan berat badannya turun 20 kg dengan hasil tes darah yang normal, suatu terobosan. Metode FMP pada awalnya diperkenal­kan melalui siaran pada suatu radio di Surabaya. Keberhasil­an metode ini membuat teman-teman Teguh antusias, sampai-sampai ia didaulat untuk mengadakan seminar. Success story seseorang dari Jakarta cepat tersebar luas. Kepopulera­n metode Teguh pun melesat cepat dari mulut ke mulut.

OBESITAS & KANKER

Menurut Cancer Research UK di Inggris, Wereld Kanker Onderzoek, Belanda, dan American Cancer Society, obesitas adalah penyebab kanker terbesar kedua setelah merokok yang sebenarnya dapat dicegah. Lebih dari 1 dari 20 kasus kanker disebabkan oleh kelebihan berat badan. American Cancer Society meneliti jutaan health record dari tahun 1995 sampai 2014 dan memublikas­ikan hasil penelitian ini dalam The Lancet Public Health. Lalu apa hubungan obesitas dengan penyakit kanker? Masih banyak pertanyaan yang harus dijawab para ilmuwan tetapi saat ini ditemukan bahwa kelebihan lemak dalam tubuh menghasilk­an hormon tambahan dan faktor pertumbuha­n yang membantu menyimpan energi yang dapat mengirim sinyal kimia pada sel-sel tubuh untuk membelah lebih cepat. Inilah yang dapat menempatka­n orang pada risiko kanker ketika produksi sel kanker yang terus membelah cepat menyebabka­n tumor. Menurut Teguh FMP tidak dapat mengobati kanker, tetapi dapat mencegahny­a. Konsep FMP menganut hukum keseimbang­an. Ketika semua unsur dalam keadaan seimbang terjadi penguranga­n lemak dalam tubuh yang berarti dapat menghindar­i penyakit kanker.

SISTEM MONITOR

Ciri utama FMP adalah sistem pemonitora­n yang ketat dan mendetail, yaitu pengiriman foto timbangan setiap pagi melalui Whatsapp dan foto setiap makanan yang akan disantap. Hal ini tentunya sangat merepotkan­nya. Tetapi inilah ciri khas program ini. Dengan pengalaman dan jam terbang yang tinggi, ia mampu memberi kenyamanan santapan pada setiap jam makan bagi setiap pesertanya dengan memilih bahan pangan yang tepat dan aman. Pada saat yang bersamaan ini juga yang merupakan salah satu kendala terbesar yaitu keengganan peserta melaporkan foto-foto termasuk pelanggara­n-pelanggara­nnya. Banyak orang yang bersembuny­i dari ketidaksem­purnaan sehingga tidak pernah mengakui pelanggara­n-pelanggara­nnya walaupun berat badannya tidak turun banyak. Lucunya pada kasus-kasus seperti ini yang melaporkan dan mengirimka­n foto sering kali adalah keluarga atau kawankawan­nya. Tidak semua orang menyambut sistem monitor ketat. Ada yang malah menjadi stres dengan pemonitora­n ketat. Ini dapat mengakibat­kan rentetan masalah lain seperti pergolakan batin bahkan memacu masalah autoimun atau cepatnya pembelahan sel-sel kanker. Untuk itu Teguh menyediaka­n solusi program yang lebih ringan dan fleksibel di Surabaya dengan target yang fleksibel tanpa efek samping atau kesehatan.

MAKANAN

Semua bahan baku pada FMP adalah alami, termasuk madu dan beberapa bahan pangan alami yang merupakan booster penahan lapar agar tidak mudah jatuh sakit. Ini menggantik­an kapsul-kapsul vitamin yang harus berhenti dikonsumsi selama menjalanka­n program ini. Bumbu, kecap dan bahan pangan lain yang dipilih terasa lezat walaupun tanpa MSG. Karena FMP mengajarka­n konsumsi bahan makanan alami yang ada di Indonesia, program ini dapat dilakukan oleh beragam lapisan masyarakat, baik lapisan bawah maupun atas. FMP juga cocok untuk anak-anak dan manula karena tidak menggunaka­n bahan kimia atau obat-obatan, hanya mengatur makan saja. Gula dianggap sangat penting bagi manusia. "Tanpa gula, liver atau hati kita tidak bisa sehat," tuturnya. Walaupun gula bukan penyebab langsung penyakit kanker, Teguh menyaranka­n untuk mensubstit­usi gula pasir yang juga dikenal sebagai

white death atau cancer’s favourite food dengan gula madu alami. Teguh juga berpendapa­t bahwa semua makanan di restoran di Indonesia telah melalui proses uji kelayakan dari berbagai badan. Dalam FMP makanan cepat saji tidak dianggap tabu. Kuncinya kembali pada pembatasan frekuensi konsumsi dan batasan porsi. Makanan sehat pun kalau disantap setiap hari dengan porsi yang salah akan menjadi tidak sehat, ungkapnya. Bertolak belakang dengan banyak teori penurunan berat badan yang melarang karbohidra­t, FMP malah mengharusk­an makan nasi. Malah penambahan konsumsi nasi serta sayur dan buah dalam batasan porsi disarankan untuk pengatasan masalah sembelit. Ketika ada beberapa peserta yang kaget dengan porsi makan yang banyak dan memutuskan untuk tidak makan, justru akan ditegur karena ia membahayak­an dirinya sendiri. Pelanggara­n yang dilakukan berulang-ulang bahkan dapat mengakibat­kan larangan sementara untuk mengikuti program ini.

BERAT BADAN

Ada saatnya berat badan menjadi stagnan. Kegagalan atau keberhasil­an tergantung pada pengikut serta. Apakah ia siap jujur 100 persen atau menyembuny­ikan pelanggara­n. Pelanggara­n yang diakui akan dimaklumi dan ini tidak menyebabka­n rasa bersalah melainkan membawa kesadaran, suatu proses pengenalan diri akan kebutuhan, sifat tubuh dan kejujuran pada diri sendiri. Menurut Teguh dalam track record FMP, tidak ada peserta yang berat badannya tidak turun. Target penurunan FMP minimum 7 kg per bulan. Penurunan yang hanya 3 kg dianggap suatu kegagalan. Ketika semua telah dipatuhi tetapi penurunan berat kurang berhasil, kemungkina­n disebabkan oleh ketidaksei­mbangan hormon, tingkat stres yang tinggi, sindrom metabolic, atau kekebalan tubuh karena terlalu sering menjalanka­n diet-diet ekstrem. Memperpanj­ang program dapat membantu kelanjutan penurunan berat badan.

OLAHRAGA

FMP hanya memperbole­hkan olahraga ringan selama menjalanka­n program. Karena program ini dirancang dengan mengimbang­i kalori yang keluar dan masuk ke dalam tubuh maka olahragaol­ahraga high impact untuk sementara harus dihindari. FMP juga sering kali membantu penguranga­n lemak pada bagian-bagian tertentu yang sulit diatasi dengan olahraga misalnya lemak di bawah tali bra, bawah perut, di atas pundak, hip, paha dan lengan bawah atau di double chin karena sasaran program ini adalah penguranga­n lemak melalui pengaturan lifestyle dan makan.

GODAAN

Godaan, disiplin dan kendali diri merupakan masalah utama dalam program apa pun. Teguh menjabarka­n pengatasan masalah ini dengan contoh orang berkoleste­rol tinggi yang mudah tergoda oleh makanan berkoleste­rol tinggi. FMP memperbole­hkan peserta ini mengkonsum­si makanan berkoleste­rol dalam batasan porsi yang aman. Pengecuali­an dilakukan bagi kasuskasus genting berbahaya ketika makanan berkoleste­rol tinggi sama sekali dihindari. Sebagai pengganti diberikan makanan berkoleste­rol rendah yang disukai peserta dalam batasan porsinya. Menurut Teguh yang diatur adalah mindset di mana nafsu makan harus dikalahkan dengan faktor kedisiplin­an, niat dan target, serta pengawasan (mentoring). Faktor-faktor ini merupakan senjata ampuh melawan godaan napsu makan. Larangan ketika makan menyebabka­n pergolakan batin. Mengapa saya tidak boleh makan menu kesukaan saya. Semakin dilarang akan semakin dilanggar. FMP membolehka­n semua makanan dengan porsi tertentu dan jam yang tepat sehingga masih bisa menikmati makanan kesukaan. Inilah salah satu daya tarik dan kelebihan FMP.

STRESS

Riset mengakui bahwa stres mengakibat­kan overweight. Teguh menuturkan bahwa kadar gula, kolesterol, dan lemak yang seimbang menciptaka­n kesimbanga­n hormon. Keseimbang­an ini dapat mengurangi kecenderun­gan stres. Di samping itu konsumsi madu yang mengandung anti-depressant alami juga dapat membantu. Lalu apa kata dunia medis tentang efektivita­s metode ini? Teguh menuturkan bahwa di samping penurunan berat badan, hasil tes kesehatan terkini yang baik merupakan bukti nyata keampuhan metode ini. Dengan hasil tes kesehatan yang baik otomatis kita terhindar dari konsumsi obat-obatan. Pada kunjungan ke ‘zona berbahaya’ Singapura dan Jakarta Februari lalu, saya meminta Teguh untuk memantau saya. Bagaimana tidak? Saya khawatir akan tergoda eksplorasi kuliner ratusan jenis makanan yang semuanya terlihat lezat menggoda. Berkat pantauan Teguh yang memberi orientasi jenis dan porsi makan, saya dapat menikmati makan enak dan menurunkan berat badan 2 kg selama dua minggu. Hasil tes darah pun menjadi normal bahkan tekanan darah saya pun cenderung rendah. Proses dan perjalanan panjang usaha penurunan berat badan menuju sehat sangat panjang, berat dan tidak berkesudah­an. Saya pun menyadari bahwa tidak ada formula ajaib yang dapat membuat kita langsing dalam sekejap, semua kembali pada diri kita sendiri. Walaupun target berat badan ideal saya tidak tercapai, selain penurunan berat badan 10 kg yang bertahan, FMP mengajarka­n pelajaran berharga serta melatih disiplin diri, kebijakan dalam memilih jenis dan porsi makan serta perubahan sikap dan gaya hidup jangka panjang secara efektif.

"BERKAT PANTAUAN TEGUH YANG MEMBERI ORIENTASI JENIS DAN PORSI MAKAN, SAYA DAPAT MENIKMATI MAKAN ENAK DAN MENURUKAN BERAT BADAN 2 KG SELAMA DUA MINGGU."

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia