Referensi Histori
TERJEMAHAN BUDAYA DINASTI SYAILENDRA TEREKAM PADA RANGKAIAN KOLEKSI Fall/winter 2019 MILIK SAPTO DJOJOKARTIKO.
Konsep akulturasi dari kerajaan Sriwijaya digarap oleh Sapto Djojokartiko untuk rancangan adibusana teranyarnya. Pada masa itu, dinasti Syailendra merupakan pemerintahan paling berjaya dan salah satu kerajaannya adalah kerajaan Sriwijaya. Banyak peninggalan serta artefak dari era itu yang tersebar di berbagai penjuru dunia, seperti India, Kamboja, dan Indonesia. Alhasil, di koleksi Fall/winter 2019 banyak perpaduan warna yang dramatis nan atraktif. Misalnya, pada palet pink fuschia atau hijau olive diberi sulaman benang emas dan perak untuk menggambarkan kemegahan wangsa tersebut. Teknik ini menggiring para penikmat mode untuk bernostalgia pada perkembangan tradisi dan tren. Seperti potongan busana modern diperkaya dengan detail peninggalan sejarah yang magis, yakni sebuah pengingat kembali terhadap pandangan gaya berbusana masa lampau. Favorit Bazaar adalah look yang dikenakan model Salvita Decorte. Ia mengenakan dress hijau lumut bersiluet boxy yang dihiasi kerumitan aneka sulaman serupa deskripsi putri serta percikan ornamen mutiara cantik. Ada juga kemunculan sabuk kulit cokelat sebagai aksen yang edgy. Atau gaun merah dengan tiered skirt yang dipermanis dengan pita panjang pada leher. Ada pula kombinasi rona subtil, dari truffle, frost, spruce, oyster, slate, hingga hitam klasik dalam pola simetris dan teknik payet unggulan yang terinspirasi dari arsitektur kuno. Pemilihan bahan yang apik juga terasa ekstravaganza untuk diaplikasikan ke dalam sebuah koleksi couture. Sebanyak 35 look dipresentasikan oleh Sapto Djojokartiko di ruang kaca yang terletak pada rooftop Lucy in The Sky. Tempat itu memaparkan sinar matahari yang tepat pada tiap rancangan sehingga ornamen beading terlihat begitu jelas yakni kepiawaian craftsmanship yang begitu presisi lewat teknik micro embroidery. Hal ini seakan membangkitkan kembali imaji era Sriwijaya secara paripurna. Mengangkat paralelisme antara zaman dahulu dan kala mendatang, suguhan Sapto Djojokartiko menampilkan fusi couture yang kontemporer dan kentalnya makna historis.