Harper's Bazaar (Indonesia)

Adiksi Eksplorasi

-

Meski tetap merujuk pada referensi nostalgia dan tidak adanya batasan gender, koleksi Gucci Spring/ Summer 2020 kembali disambut antusias dengan suatu kebaruan. Memang, bukan Alessandro Michele bila tidak mampu membuat kejutan tak terduga. Selaku Direktur Kreatif Gucci, ia selalu berinovasi untuk menawarkan pengalaman berbeda lewat kebebasan berekspres­i. Memasuki musim yang baru ini, kota Tokyo yang dinamis dipilih sebagai tuan rumah untuk presentasi Gucci koleksi Spring/summer 2020. Bazaar pun diundang secara eksklusif untuk melihat lebih dekat rangkaian busana dan aksesori Gucci teranyar bersama sosok selebriti tersohor Tanah Air, yaitu Luna Maya. Menempati lokasi di lantai atas butik Gucci di kawasan Ginza, Tokyo, instalasi busana dan aksesori Gucci persembaha­n Alessandro Michele ini telah ditata apik menyemarak­kan sebuah ruang tanpa sekat. Kesan khas interior butik Gucci di era Alessandro Michele segera terasa. Ketika tiba di lantai atas, kami disambut dengan wall of fame Gucci yang berlatar merah, dan bertuliska­n tema dari koleksi ini, yaitu “Gucci Orgasmique”. Kemudian terlihat sederet maneken dalam balutan busana penuh warna yang merengkuh rasa ingin tahu untuk semakin ditelusuri. Kemudian alur presentasi dimulai dengan tampilan yang diunggulka­n untuk musim Spring/summer 2020. Permainan warna yang begitu menyorot mata, konstruksi

SEBUAH KONTEMPLAS­I YANG MATANG MENJADIKAN KOLEKSI GUCCI MUSIM INI MENUAI DECAK KAGUM DAN PENUH KONTROVERS­I. OLEH YUDITH KINDANGEN

desain yang tangguh, dan siluet busana seksi yang penuh intrik. Segalanya tentang kebebasan berekspres­i lewat mode. Memang saat melihat koleksi ini sudah bisa dipastikan bahwa identitas Alessandro Michele terasa begitu kental. Namun kini, nampaknya pria kelahiran Roma tahun 1972 ini tak lagi bermain dengan detail dekoratif yang terlalu masif. Ia juga ingin menunjukka­n kepiawaian­nya mengusung material secara lugas.

Seperti yang terlihat pada beberapa gaun malam yang memadukan material satin dengan lace, lalu tule dengan suede, dan organza dengan bulu-bulu. Ada pula teknik cut-out pada gaun panjang dan aplikasi kilau payet yang menghiasi sejumlah atasan feminin. Sementara itu, padanan power dressing ala tahun ‘70-an berupa setelan blazer dan celana juga turut dihadirkan. Lalu, setelan bomber jacket era ‘90-an yang dilengkapi dengan aksesori kalung choker terbuat dari tembaga wana emas merepresen­tasikan kebebasan bergaya yang tidak dipatok oleh tren mode.

Mayoritas siluetnya mengingatk­an akan keberagama­n aliran gaya yang dianut para pria dan wanita masa kini. Dari nuansa retro, playful, flamboyan, geek-chic, hingga kontempore­r, masing-masing rancangan Gucci di koleksi Spring/summer 2020 ini hadir mencuri atensi.

Alessandro juga bermain-main dengan semarak logo inisial monogram GG yang diolah secara mewah untuk potongan slip dress. Tak hanya itu saja, elemen vintage yang kerap kali menjadi acuan gaya Alessandro, kini dibangkitk­an kembali melalui rancangan dengan sentuhan modern untuk ranah aksesori, seperti tas maupun sepatu.

Salah satu aksesori yang menarik perhatian dari koleksi Gucci teranyar adalah sebuah tas jinjing berbentuk wajik dengan aksi spike, lalu sematan ornamen horsebit dan gagang bamboo yang ikonis merefleksi­kan elemen historis dari rumah mode asal Italia ini. Tas Gucci 1955 Horsebit hadir dalam berbagai ukuran dan warna, ada yang dengan motif polkadot, ada pula yang diolah dengan goresan “Gucci Orgasmique” di atas motif monogram.

Apa yang ditampilka­n Alessandro musim ini memang terasa unik dan terkesan tak biasa dari sejumlah gaya yang pernah ditawarkan sebelumnya. Namun tetap terpampang jelas dalam kamus Alessandro, bahwa eksplorasi material hingga goresan corak adalah kunci yang sempurna untuk setiap kreasinya.

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia