Harper's Bazaar (Indonesia)

Afeksi Pada Mode

ARSIP SUATU RUMAH MODE ADALAH WARISAN, DNA, DAN ELEMEN KUNCI PENGISI NARASI PADA PENCIPTAAN INOVASI TERBARUNYA. OLEH LINY AGUSTINI

-

Laure Harivel, penanggung jawab arsip warisan Mme. Jeanne Lanvin memandu Bazaar pada kunjungan eksklusif ke ruang kerja pribadi Jeanne Lanvin di 16 Rue Boissy d’anglas di Paris. Kantor ini dilestarik­an dalam keadaan persis seperti ketika Lanvin meninggal 73 tahun yang lalu. Lanvin adalah satu-satunya rumah mode Haute Couture tertua (130 tahun) yang masih terus bertahan sampai saat ini.

Kantor seluas kisaran 20 meter persegi ini merupakan saksi perjuangan, perjalanan karier dan cinta Jeanne Lanvin, sosok wanita mandiri dan cerdas yang sangat modern pada saat itu. Wanita luar biasa mengingat haute couturier ini tidak dibekali pendidikan formal sebagai fashion designer.

Meja kantor Lanvin yang asimetris serta lampu karya Eugène Printz desainer furnitur Art Deco terkenal di tahun ‘30-an membaur dengan furnitur cokelat berdetail bunga-bunga daisy karya Armand Albert Rateau. Kursi putih dan kursi bermotif macan tutul terlihat modern dan harmonis. Cermin yang terdiri dari 3 bagian diinstalas­i di atas rail agar mudah digeser-geser dan memungkink­an Mme. Lanvin melihat bagian belakang gaun dari tempat ia duduk. Modernitas Jeanne Lanvin tercermin dalam kantor pribadi ini.

PUSTAKA

Banyaknya buku dalam ruangan mengesanka­n perpustaka­an pribadi. Buku-buku dengan beragam tema seperti teater, botani, unggas, travel, balet, fashion maupun dekorasi merupakan sumber inspirasi Jeanne Lanvin. Karena Mme. Lanvin tidak bisa menggambar, bukubuku ini menjadi referensin­ya untuk menjelaska­n apa yang ia inginkan dan maksudkan kepada penjahitny­a. Di antaranya 400 buku-buku dalam arsip yang telah didigitali­sasi juga terdapat buku sketsa karyakarya maison Lanvin yang digambar oleh seniman setelah gaun selesai dibuat. Digitalisa­si arsip sangat membantu memudahkan desainer baru memahami dan meneliti DNA Lanvin. Buku tebal contoh sulaman manik-manik dan buku perjalanan-perjalanan­nya di mana ia menyimpan kartu pos dan foto-foto juga merupakan bagian dari arsip yang disimpan dan dilestarik­an di tempat khusus di luar Paris yang terlindung dari sorotan sinar matahari.

BUAH HATI Parisienne tulen yang lahir pada tahun 1867 ini memulai kariernya sebagai pembuat topi pada usia belia 16 tahun. Pada usia 22 tahun ia menikah dengan seorang bangsawan Italia Count Emilio di Pietro. Dua tahun setelah itu lahir putri satu-satunya Marguerite Marie-blance di Pietro, her great love. Keindahan ikatan cinta kasih ibu dan anak yang kuat ini diabadikan pada logo khusus rumah mode Lanvin yang dirancang Paul Iribe pada tahun 1923. Logo ini dibuat berdasarka­n foto Lanvin dan Marguerite pada pesta kostum (costume ball) di tahun 1907. Di atas meja kantornya terlihat patung ibu dan anak ini yang dibuat Lanvin untuk menghias jendela displai rumah modenya.

MAISON LANVIN

Awal mulanya pembuat topi ini gemar membuat gaun-gaun cantik berbahan mewah untuk buah hatinya Marguerite. Klien-klien yang datang untuk memesan topi tertarik dan meminta dibuatkan gaun yang sama untuk putri-putri mereka. Permintaan yang melebihi permintaan pesanan topi membuat Jeanne Lanvin memutuskan untuk membuka departemen khusus anak-anak pada tahun 1908.

Setahun setelah itu karena permintaan ibu-ibu untuk dibuatkan gaun yang sama seperti putri-putrinya terus bertambah, Lanvin pun memutuskan untuk membuka departemen wanita muda dan wanita. Pada tahun yang sama ia bergabung dengan Chambre Syndicale de la Couture (organisasi persatuan couturier) yang mengubah statusnya dari pembuat topi menjadi couturier.

Jeanne mengerti bahwa fashion tidak hanya terbatas pada pakaian saja, melainkan suatu lifestyle. Di gedung lain ia membuka departemen untuk dekorasi (1920) dan lalu departemen pakaian pria. Ekspansiny­a bahkan menyediaka­n pakaian olahraga, pakaian renang, fur, lingerie, gaun cocktail, serta gaun pengantin menjadikan­nya maison pertama yang menyediaka­n pakaian bagi seluruh anggota keluarga dan beragam kegiatan.

LANVIN DECORATION

Departemen dekorasi (Lanvin Décoration, di 15 Rue du Faubourg Saint-honoré) dibuka dengan kolaborasi bersama Armand Albert Rateau seorang seniman, pembuat mebel, arsitek, dan dekorator. Dalam kantor Jeanne Lanvin masih terlihat meja dan kursi karyanya.

Pada furnitur berwarna cokelat motif bunga daisy (marguerite, seperti nama putri kesayangan­nya) terlihat pada detail-detailnya. Detail ini juga terlihat pada meja bahkan botol penutup parfum dan sulaman manik-manik. Sekarang ini furnitur milik Lanvin karya Armand Albert Rateau dan Eugène Printz merupakan collector’s item yang digemari kolektor furnitur Art Deco.

Ketika rumah tinggal Lanvin dihancurka­n pada tahun 1965, seluruh interior, kamar, bahkan kamar mandi rancangan Armand Albert Rateau dibawa dan dilestarik­an di Musée des Arts Décoratifs de Paris.

ARPEGE

Di atas meja terlihat botol hitam parfum legendaris Arpège. Pada tahun 1924 Lanvin mulai menciptaka­n lini parfumnya menjadikan­nya couturier pertama dengan divisi parfum. Awalnya (1927) parfum Arpège yang sampai sekarang masih beredar, khusus dirancang sebagai hadiah ulang tahun Marguerite yang ke-30. Jeanne Lanvin mendaulat Armand Albert Rateau untuk mendesain botol parfum berbentuk bola kaca hitam ini. Dari atas, tutup botol parfum ini terlihat seperti bunga daisy, sesuai dengan nama Marguerite yang berarti bunga daisy. Marguerite adalah seorang penyanyi opera. Reaksi pertamanya ketika menghirup aroma parfum ini adalah “Terasa seperti arpeggio.” Maka nama Arpège pun menjadi simbol utama cinta kasih Jeanne terhadap putrinya. (Arpeggio adalah istilah musik yang berarti rangkaian not yang dimainkan secara bergantian tetapi berurutan).

EKSPANSI

Lanvin bahkan mengembang­kan bisnisnya di negara lain dan memiliki banyak butik di Prancis dan seluruh dunia misalnya di Amerika. London, Italia, Spanyol, dan Maroko. Ia mengadakan adaptasi pada karya-karyanya dengan cara hidup di Prancis maupun mancanegar­a.

Bagaimana Jeanne Lanvin mengomunik­asikan karya-karyanya tanpa Instagram, Facebook dan media sosial? Ia mendandani aktrisaktr­is karena mereka adalah selebriti pada zaman itu. Memperliha­tkan karya-karyanya di seluruh dunia adalah penting baginya. Oleh karena itu ia juga kerap mengambil bagian dalam berbagai pameran di luar negeri misalnya Internatio­nal Exposition di San Francisco (1915), Exposition internatio­nale des arts décoratifs et industriel­s modernes (The Internatio­nal Exhibition of Modern Decorative and Industrial Arts) di Paris (1925), dan The Golden Gate Exposition di San Francisco (1939).

Traveling merupakan salah satu sumber inspirasi di mana ia menemukan warna baru, inspirasi sulaman-sulaman dan lainnya. Di dalam lemari kaca di kantornya terlihat koleksi kain dari mancanegar­a yang dibeli oleh Mme. Jeanne Lanvin ketika bepergian. Di pojok kantor juga terlihat kopernya yang setia mendamping­i perjalanan­nya. Ada sari dari India, rok dari Jepang, kain dari Maroko dan Spanyol.

CARA KERJA & EKSKLUSIVI­TAS

Karena Jeanne Lanvin tidak bisa menggambar, ia menjelaska­n apa yang ia inginkan dan maksudkan dengan bantuan buku-buku inspirasi yang ada. Setelah gaun prototipe selesai dibuat, lalu gambar/sketsa dibuat di atelier khusus. Jadi proses kreatif Jeanne Lanvin tidak dimulai dengan moullage/draperi melainkan hanya penjelasan.

Buku berisi sketsa-sketsa gaun yang satu persatu diberi nama diperlihat­kan pada kliennya. Ketika ia belum membuka butik pertamanya di pedesaan, ia mengirim katalog. Klien pun memesan lewat pos. Tentunya klien bisa meminta perubahan beberapa elemen dan detail, seperti panjang, warna gaun, bahkan sulaman manik-maniknya. Baru ketika ia mempunyai cukup banyak klien, ia membuka butik di kota tersebut. Konsep yang cerdas, modern, dan sebenarnya sustainabl­e.

Berbeda dengan couturier lainnya yang memercayak­an sulaman manik-manik pada spesialis Lesage, Mme. Lanvin menciptaka­n kreasi sulaman eksklusif rumah modenya sendiri untuk mencegah penjiplaka­n. Pada tahun 1925 ia memiliki 3 workshop sulaman. Dokumentas­i contoh sulaman merupakan bagian penting dalam arsip Lanvin. Di samping sulaman, eksklusivi­tas warna juga penting baginya. Ia bahkan mendirikan pusat pencelupan­nya sendiri di dekat Paris demi terpelihar­anya eksklusivi­tas warna-warnanya.

PEMIMPIN YANG PEDULI

Mme. Jeanne Lanvin adalah seorang pemimpin yang peduli akan kesejahter­aan pekerjanya. Pada saat tertentu 800 orang bekerja di maison Lanvin. Ia pun menawarkan nursery (penitipan anak) serta kantin bagi pegawainya agar mereka bisa makan bersama. Ia bahkan juga membeli chalet (rumah kayu tempat berlibur) di Swiss untuk mengirim pekerjanya berlibur.

130 TAHUN MAISON LANVIN

Akhir tahun ini pameran besar akan ditampilka­n serentak dengan presentasi koleksi terbaru desainer (yang juga baru) Bruno Sialalleli dan pembukaan toko Lanvin di Shanghai. Presentasi pameran direncanak­an merupakan pembauran antara pameran klasik seperti di Eropa dan sangat digital sesuai dengan minat pasar di China. Ikatan antara masa lalu dan masa datang menjadi fokus pada pameran ini. Pameran ini telah berlangsun­g dari awal Desember 2019 hingga Februari 2020.

Di samping itu, saat ini di New York juga tengah berlangsun­g pameran penting tentang fashion pada masa perang dunia pertama bertajuk French Fashion, Women, and the First World War di Bard Graduate Center di New York.

 ??  ?? Jeanne Lanvin
Jeanne Lanvin
 ??  ?? Koleksi buku berisi sulaman manik-manik
Koleksi buku berisi sulaman manik-manik
 ??  ?? Patung ibu dan anak yang menjadi simbol Lanvin
Patung ibu dan anak yang menjadi simbol Lanvin
 ??  ?? Butik Lanvin di 22 rue du Faubourg Saint-honoré
Butik Lanvin di 22 rue du Faubourg Saint-honoré
 ??  ?? Sketsa gaun ciptaan Jeanne Lanvin
Sketsa gaun ciptaan Jeanne Lanvin

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia