Harper's Bazaar (Indonesia)

Bunga Dan Nostalgia

Bazaar BERBINCANG DENGAN JACQUES CAVALLIER-BELLETRUD, MAESTRO KREASI PARFUM DARI LABEL LOUIS VUITTON, SOAL KECINTAANN­YA TERHADAP PARFUM. OLEH MICHAEL PONDAAG

-

Jacques Cavallier-belletrud lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang dekat dengan ranah pembuatan parfum. Ayah dan kakeknya berprofesi sebagai perfumer. Sejak kecil Jacques sudah terbiasa meghabiska­n waktu di lingkungan kerja orang tuanya. Dari situlah pengetahua­n, insting, hingga keahlian dalam meracik parfum terbentuk. Ketika masih anak-anak dan duduk di bangku Sekolah Dasar, Jacques tidak seperti rekan-rekan seusianya. Umumnya anak-anak akan senang diberi hadiah mainan atau hiburan lain bila berhasil mendapat nilai bagus di sekolah. Bagi Jacques hadiah paling menyenangk­an ketika itu ialah diberi kesempatan untuk meracik formula parfum.

Ketika usianya enam tahun, ia sedikit-sedikit mulai membantu pekerjaan orang tuanya di workshop. Ketika masuk usia 16, ia memutuskan untuk bekerja di salah satu perusahaan produsen parfum di Grasse, area yang menjadi bagian dari French Riviera.

Akhir tahun lalu, Harper’s Bazaar mendapat kesempatan bertatap muka langsung dengan Jacques di Kuala Lumpur.

Jacques bergabung dengan Louis Vuitton pada 2012 dan sampai hari ini ia sudah mengeluark­an 20 varian parfum yang sebagian besar bernuansa floral. Mengapa begitu banyak? Karena Jacques percaya bahwa pada zaman ini orang lebih suka menciptaka­n aromanya sendiri dengan memadukan berbagai jenis parfum yang ia punya. Oleh karena itu ia lebih suka melansir varian dengan satu material asli yang dominan seperti mawar, melati, dan cyclamen.

Di Louis Vuitton, ia punya kebebasan dalam meracik aroma parfum dan nostalgia ternyata jadi salah satu inspirasi utama dalam berkarya. Salah satu buktinya ketika ia melansir koleksi Rose de Vents.

Produk itu tercipta karena ia ingat bahwa sejak kecil sang ibu tak pernah lupa menyemprot­kan air mawar ke wajah Jacques setiap

pagi. Jacques masih mempraktik­kan hal itu sampai sekarang karena air mawar terbukti punya efek positif terhadap kulit Jacques. Wanginya senantiasa tertanam dalam benaknya dan ia menganggap aroma mawar sangat elegan. Jacques pun pada akhirnya selalu memasukkan aroma mawar ke dalam semua varian parfumnya.

Dan ia jatuh cinta pada bunga. Alasannya klasik: bunga adalah lambang cinta. Layaknya orang yang mengekspre­sikan rasa kasihnya kepada orang lain dengan memberi bunga.

Bagi Jacques, profesinya ini layaknya seniman. Meracik parfum sama halnya dengan bermain intuisi, naluri, dan emosi lewat berbagai aroma yang ia temukan dari bahan-bahan alami yang menurutnya berkualita­s dan mengingatk­an kita akan alam. Untuk itu, Jacques gemar bepergian ke banyak penjuru dunia untuk menemukan inspirasi wewangian yang memiliki keunikan aroma untuk racikan parfum ciptaannya.

Hal yang juga penting bagi Jacques adalah pengolahan bahan yang ramah lingkungan. Sekitar 25 tahun lalu, ia bereksperi­men dalam menciptaka­n metode ekstraksi parfum ramah lingkungan dengan meminimali­sir produksi karbon dioksida. Sampai sekarang ia masih menggunaka­n cara tersebut dan menganggap hal itu sebagai salah satu caranya berkontrib­usi dalam melestarik­an lingkungan.

 ??  ?? Lini parfum lansiran rumah Louis Vuitton
Lini parfum lansiran rumah Louis Vuitton
 ??  ?? Jacques Cavallier-belletrud
Jacques Cavallier-belletrud
 ??  ?? Salah satu material asli yang menjadi inspirasi dari Jacques Cavallier-belletrud
Salah satu material asli yang menjadi inspirasi dari Jacques Cavallier-belletrud
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia