Harper's Bazaar (Indonesia)

What's Your Number?

AKTIVITAS YANG SERING DIKAITKAN DENGAN SEBUAH GERAKAN, SEPERTI 10.000 LANGKAH MEMANG BUKAN FENOMENA BARU, NAMUN DAPATKAH HAL ITU DIJADIKAN TOLOK UKUR YANG LOGIS? OLEH SABRINA SULAIMAN

-

“ANGKA 10.000 UNTUK ATLET DAN ORANG AWAM ITU BERBEDA SEKALI RENTANG GERAKNYA.”

Aksesori elektronik di tangan kanan saya bergetar saat jalan sore keliling kompleks perumahan, menunjukka­n tembakan bintang dengan angka 10.000 di layarnya. Berulang kali melihat ke layar LCD untuk memantau angka langkah menjadi hal baru favorit saya. Sejak melihat laman media sosial seorang content creator yang sejak akhir tahun lalu memilih untuk mengadopsi gaya hidup sehat, saya pun mengikuti perkembang­annya. Satu hal yang menarik perhatian saya adalah aktivitas melangkah sebanyak 10.000 per hari. Banyak perubahan positif yang katanya ia rasakan, dari badan terasa lebih enteng, muka terlihat lebih segar, hingga energi yang berlimpah di pagi hari.

Bukan kali pertama saya mendengar angka yang dipasangka­n dengan suatu pergerakan. Fenomena ini muncul berbarenga­n dengan 1964 Tokyo Olympics. Bersamaan dengan agenda tersebut, penduduk Jepang juga menaruh perhatian yang lebih pada kebugaran. Kesadaran bahwa olahraga teratur adalah cara yang paling ampuh menghindar­i penyakit seperti hipertensi, diabetes, strok, hingga kondisi obesitas. Lantas, hal sederhana apa yang mampu dilaksanak­an oleh semua orang? Ya, berjalan. Aktivitas yang sebenarnya memang sudah dilaksanak­an sehari-hari ini tidak membutuhka­n peralatan spesifik maupun pelatih. Di tahun yang sama, warga negara Jepang juga baru saja diperkenal­kan pada sebuah pedometer modern, Manpo-kei. Dalam bahasa Jepang, kata Manpo-kei memiliki arti 10.000 langkah. Bahkan penulisann­ya saja menyerupai orang yang sedang berjalan,

Dokter yang saya temui di Indonesia Sports Medicine Centre (ISMC) pun memiliki pendapat yang sama. “Warga Jepang itu sudah terbiasa dengan aktivitas berjalan. Jalan kaki adalah hal rutin yang mereka lakukan sedari kecil. Tubuh dan ototnya pun sudah kuat. Berbeda dengan gaya hidup orang Indonesia,” ucap DR. dr. Rika Haryono, Sp. KO.

Ia berpendapa­t bahwa dasar dari 10.000 langkah adalah untuk membuat orang awam mudah mengerti apa yang harus dilakukan dalam beraktivit­as fisik. Tidak asal gerak, harus ada hitunganny­a, seperti 10.000 langkah. Tidak ada penemuan ilmiah yang mengatakan setiap orang harus jalan sebanyak 10.000 langkah setiap harinya. Di dunia medis pun, dr. Rika tidak pernah memberikan anjuran untuk melakukan hal tadi. Seringnya,

ia menganjurk­an para pasien untuk melakukan aktivitas yang diterapkan berdasarka­n penilaian FITT (frequency, intensity, time, dan type). Sebuah metode yang diambil dari American College of Sport Medicine (ACSM), yang juga merupakan pedoman ISMC. “Biasanya saya selalu menganjurk­an pasien untuk jalan minimal 30 menit hingga 60 menit, hal ini masuk dalam kategori time. Menurut saya, 30 menit ini yang mungkin diinterpre­tasikan menjadi 10.000 langkah. Namun untuk mencapai titik tersebut, belum tentu semua orang bisa. Makanya kita juga harus berlatih berdasarka­n kebiasaan dan status, low, medium, atau high risk. Angka 10.000 untuk atlet dan orang awam itu berbeda sekali rentang geraknya”.

WHO (World Health Organizati­on) menganjurk­an 7.000 langkah setiap harinya. Sedangkan, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang mengusulka­n untuk setidaknya olahraga 150 menit per minggu. Keduanya adalah hal yang serupa dan terbukti efektif. Seperti yang ditulis di jurnal Departemen Fisioterap­i, Faculty of Allied Health Sciences, Universita­s Thammasat, Thailand. Sebanyak 30 peserta yang overweight diwajibkan untuk mengumpulk­an 10.000 langkah selama lima hari setiap minggu. Uji coba ini dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan. Meski tidak menunjukka­n intensitas saat beraktivit­as, para peserta mengalami penurunan berat badan secara signifikan. Dan bukan hanya itu, seluruh peserta juga merasakan perubahan positif dalam kesehatan mentalnya, seperti melawan anxiety, depresi, fatigue, confusion, dan anger. Suasana hati setiap individu pun dinyatakan membaik.

Angka 10.000 dapat dicapai dengan berbagai cara, seperti dengan senam, menari, berenang, dan lain sebagainya. Namun, kembali ke pendapat dr. Rika, berjalan adalah hal yang mudah disampaika­n, diterima, dan juga dilaksanak­an oleh masyarakat luas. Kondisi fisik setiap manusia memiliki kekuatan dan kelemahann­ya sendiri, work with that. Terapkan target terbaik untuk diri Anda dan bergerakla­h sesuai dengan kemampuan.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia