Harper's Bazaar (Indonesia)

A Better New World?

PROYEKSI ERA PASCA COVID-19 CENDERUNG SURAM. TETAPI forecaster, PELAKU EKONOMI, PENILIK MASA DEPAN, DAN AHLI LAINNYA JUGA MELIHAT HAL-HAL POSITIF YANG DATANG DARI MUSIBAH INI. OLEH LINY AGUSTINI

-

Belum lagi rumah sempit dan kebisingan anak-anak yang memecah konsentras­i. Mungkin akan ada sistem hibrida di mana work from home dan kunjungan ke kantor dapat diseimbang­kan.

Telemedici­ne di negara Barat memungkink­an pasien berkonsult­asi dengan dokternya melalui komunikasi video. Tentunya hanya terbatas pada konsultasi awal dan bukan pemeriksaa­n kompleks penyimpul diagnosa. Membicarak­an tentang kesehatan, yang jelas akan banyak pemerintah yang menelaah kembali dan mempriorit­askan layanan kesehatan nasionalny­a.

Lalu bagaimana dengan topik favorit kita, fashion? Apakah wabah ini akan mengubah fashion? Industri fashion dan produk mewah telah terhantam akibat wabah ini. Berjuta-juta pemutusan hubungan kerja pada rantai produksi industri fashion dari penjahit sampai pegawai-pegawai di toko telah terjadi di seluruh dunia. Tetapi Matthew Drinkwater, pemimpin Fashion Innovation Agency (FIA) di London College of Fashion mengatakan bahwa ini adalah kesempatan untuk menentukan kembali model bisnis dan pembanguna­n masa depan industri fashion yang lebih sustainabl­e, progresif, dan tentunya yang ramah lingkungan (dari artikel Virtual Catwalks And Digital Fashion: How COVID-19 Is Changing The Fashion Industry oleh Brooke Roberts-islam untuk www.forbes.com).

Musibah ini merupakan wake-up call dampak globalisas­i pada rantai pasokan. Komoditi vital yang kita impor dari luar negeri menciptaka­n ketergantu­ngan pada negara-negara lain. Penulis Kevin Sneader dan Shubham Singha untuk Mckensey & Company menuturkan bahwa di masa mendatang perusahaan berbagai segmen akan memilih preferensi yang lebih besar untuk produk dan layanan lokal daripada global. Perlunya ketahanan di seluruh rantai industri mendorong langkah untuk membawa sumber lebih dekat ke konsumen. (The future is not what it used to be: Thoughts on the shape of the next normal). Selain merangsang sumber daya lokal, hal ini juga mengurangi jejak lingkungan dalam proses rantai produksi dan distribusi.

Imran Amed, pendiri, Editor-in-chief, dan Chief Executive dari situs web Business of Fashion (BOF) berbincang dengan trend forecaster berkebangs­aan Belanda Lidewij “Li” Edelkoort yang juga dekan Hybrid Studies di Parsons School of Design yang berbasis di New York pada Podcast BOF belum lama ini. Dalam perbincang­an ini Li Ederkoorts meramalkan teknik pemasaran apparel yang menjadi sangat selektif dan pribadi. Seperti zaman dahulu, produk dipilih dan dibeli khusus untuk klien tertentu yang lalu diundang untuk melihat dan mencobanya. Pendekatan sangat pribadi yang lebih intim dan manusiawi ini diramalkan sebagai pendekatan baru. “Berkumpul dan dikumpulka­n melalui ritualisas­i yang memacu komunikasi dari mulut ke mulut harus diciptakan kembali,” ujarnya.

Untuk sementara waktu kemungkina­n fashion seakan tenggelam, tetapi sejarah telah membuktika­n bahwa manusia cinta fashion.

Intelligen­ce, Mind and Society Group (AIMS) di University of Connecticu­t dan Nasa-baruch S. Blumberg di Library of Congress) menuturkan bahwa memang komputer dan robot tidak pernah sakit. Tetapi ia mengkhawat­irkan penguranga­n tenaga kerja manusia yang digantikan oleh otomatisas­i dan Artificial Inteligenc­e dapat menghilang­kan pendekatan manusia (dari artikel “What do futurists imagine the post coronaviru­s-pandemic world?” oleh Zulfikar Abbany untuk www.dw.com). Pemakaian robot untuk perawatan manula di rumah-rumah jompo atau pelayanan di toko-toko telah diterapkan di Jepang (www.news. ctgn.com “Robots take part in Japan’s elderly care”). Mungkinkah otomatisas­i, robot, dan inovasi lainnya akah lebih didayaguna­kan di masa pasca Covid-19?

Karantina telah menghapus asap, polusi, dan jejak lingkungan, sehingga memperbaik­i kualitas udara di mana-mana. Ekologi dunia bersorak-sorai dan membalas kita dengan udara bersih, cicitan burung, dan munculnya hewan-hewan yang telah lama tidak terlihat. Apakah ini juga akan bertahan setelah roda ekonomi kembali berputar? Semoga.

Satu hal yang pasti: peningkata­n standar kebersihan kita secara keseluruha­n dan global. Mendadak seluruh dunia dipaksa mengerti dan mematuhi konsep dasar dan batasan-batasan penghindar­an kontaminas­i dan pentingnya kebersihan dan mencuci tangan.

Kita tidak tahu realitas apa yang mungkin akan kita hadapi. Pada akhirnya orang akan mendambaka­n hidup normal, yaitu kehidupan kita sebelum berhadapan dengan Covid-19. Pandemi ini telah mengajarka­n kita banyak hal. Walaupun demikian, kita berharap semoga ia cepat berlalu agar kita dapat memulai hidup baru yang bertanggun­g jawab dengan pilihan dan nilai-nilai yang jauh lebih baik.

n

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia