FOTOGRAFI OLEH ANDRE WIREDJA – NPM PHOTOGRAPHY
WACANA AWAL
Ada satu hal yang mengusik benak saya, sekaligus memicu sebuah pertanyaan yang terus menghantui isi kepala saya, hingga akhirnya proyek pemotretan ini lahir. Awalnya, saya berjumpa dengan seorang teman pria yang berusia awal 30-an, dengan gampangnya ia memadukan kemeja santai sehari-hari dengan kain khas Indonesia yang dijadikan bawahan. Nampak sangat mudah dan tentu saja nyaman. Seketika itu saya merasa ‘tertampar’, apakah saya lupa untuk mengenakan kain, kriya istimewa yang sudah berkenalan dengan diri saya sejak lahir. Lalu, pertanyaan itu terus berlanjut hingga membuat saya bertanya-tanya, bagaimana kini riwayat kain Indonesia di mata (dan tangan) generasi muda? Pertanyaan ini pun lantas saya jadikan sebuah studi sosial dengan menjadikan generasi muda, tepatnya generasi milenial dan generasi Z, sebagai subjek proyek ini dan kain Indonesia sebagai objeknya. Mereka dipertemukan dalam wujud fashion story, menjadi model dalam balutan budaya fisik, yakni kain. Sekaligus juga diwawancarai tentang kain dan budaya Indonesia yang akan ditayangkan di media sosial Bazaar.
Sebelumnya, kita patut menyamakan persepsi tentang makna kebudayaan. Menurut Parsudi Suparlan dalam bukunya Hubungan Antar Suku Bangsa, “Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.”