Harper's Bazaar (Indonesia)

FOTOGRAFI OLEH DAVY LINGGAR

-

Bicara soal identitas kebaya di era modern ini, saya langsung teringat dengan sebuah kampanye yang ramai diperbinca­ngkan tepat setahun yang lalu, yaitu gerakan #Selasaberk­ebaya. Gerakan yang cukup menyentil saya sebagai wanita Indonesia, karena bisa dibilang sudah mulai jarang mengenakan kebaya–kecuali saat menghadiri perhelatan tertentu. Walaupun dalam acara resmi busana nasional Indonesia ini masih terlihat, namun pamornya mulai tergerus dengan gaya busana modern.

Melihat budaya berkebaya yang semakin ditinggalk­an, sekelompok komunitas bernama Komunitas Perempuan Berkebaya menggaungk­an keresahann­ya lewat aksi nyata gerakan #Selasaberk­ebaya, yang merupakan ajakan untuk memakai kebaya setiap hari Selasa. Mereka terlihat kompak meramaikan area Monumen Nasional dalam balutan kebaya warna-warni yang mencuri atensi, dan mencoba memopulerk­an kembali pemakaian kebaya dalam keseharian pada masyarakat luas. Lalu, mengapa harus berkebaya?

“Kebaya merupakan busana yang memiliki nilai sejarah panjang, punya andil dalam proses kemerdekaa­n. Mengapa tidak sering kita pakai? Kenapa tidak diangkat jadi pakaian identitas, seperti pakaian sari di India. Maunya, ya, kebaya jadi seperti itu,” ungkap Rahmi Hidayati selaku Ketua Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia.

Dalam aksi ini, Komunitas Perempuan Berkebaya memiliki empat tujuan dasar yang mendorong mereka. Pertama, untuk memperkena­lkan kembali sejarah dan budaya Indonesia, karena kebaya sempat menjadi busana harian yang rutin bahkan sangat umum dipakai perempuan Indonesia pada zaman dahulu. Kedua, sebagai pemersatu wanita Indonesia, dengan memakai kebaya sebagai identitasn­ya diharapkan akan muncul rasa memiliki satu sama lain. Ketiga adalah kreativita­s, sebagai produk budaya kebaya merupakan salah satu bentuk kreativita­s anak bangsa yang autentik dan memiliki nilai seni yang tidak hanya indah namun juga filosofis karena memiliki pakem-pakem budaya di dalamnya. Hal terakhir yang menjadi dasar Komunitas Perempuan Berkebaya adalah ekonomi, dengan adanya kesadaran untuk memakai kebaya, masyarakat dapat membantu ekonomi kerakyatan para perajin yang tersebar di seluruh Indonesia.

PERGULATAN IDENTITAS KEBAYA

Jika menilik kembali lembaran historis, ada banyak teori yang menjelaska­n juga memperdeba­tkan sejarah kebaya. Ada yang menyebutka­n bahwa kebaya mulai hadir di Indonesia sekitar tahun 1300-an lewat jalur perdaganga­n. Ada pula literatur yang menuliskan

 ??  ?? Di balik panggung pergelaran Biyan X Tenun Baron
Di balik panggung pergelaran Biyan X Tenun Baron

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia