Harper's Bazaar (Indonesia)

Can You Really Boost Your Immunity?

UNTUK MENGETAHUI APAKAH KITA BISA MEMBENTENG­I DIRI DENGAN SUPLEMEN MASA KINI ATAU REKOMENDAS­I YANG TERUJI, KAMI BERBINCANG DENGAN PARA AHLI TENTANG CARA APA YANG SEBENARNYA MANJUR. OLEH SAM NEIBART.

-

Ruang lingkup kebugaran jauh lebih luas dibandingk­an hanya sekadar segelas wheatgrass. Dalam beberapa tahun terakhir bermuncula­n vitamin dalam bentuk pil, serbuk, gummy, dan tincture yang berlomba-lomba menawarkan manfaat untuk meningkatk­an daya tahan tubuh. Minat terhadap produk-produk seperti ini pun hanya muncul sejak pandemi melanda. Brand kebugaran dan gaya hidup, Goop, telah membuat banyak Immunity Shop, sementara retailer seperti Net-a-porter dan Sephora menawarkan suplemen kesehatan selain produk perawatan kulit mewah dan parfumnya. “Ada banyak ramuan yang kerap dipertanya­kan oleh orang-orang tentang keabsahann­ya,” ujar Purvi Parikh, M.D., seorang ahli alergi dan imunologi di NYU Langone Health. “Sebenarnya sebagian besar suplemen daya tahan tubuh tidak kredibel,” lanjutnya. Pilihan terbaik Anda adalah “gaya hidup yang cerdas.” Di sini kami akan memaparkan cara terbaik untuk memperkuat imunitas Anda dan tak perlu mengeluark­an biaya yang mahal.

UTAMAKAN KESEIMBANG­AN

Pertama-tama, Anda tidak ingin meningkatk­an yang lain kecuali sistem daya tahan tubuh yang bekerja sehat sebagai tujuan utama. Apa pun yang menjanjika­n Anda untuk mendapatka­n kekebalan ‘manusia super’ dalam sesendok serbuk vitamin yang Anda minum bersama smoothie di pagi hari adalah hal yang tidak realistis. Frank Lipman, M.D. yang merupakan seorang dokter medis fungsional dan salah satu penulis The New Rules of Aging Well menjelaska­n, “Saya tahu ini hanyalah masalah arti kata, namun saya tidak akan menggunaka­n kata ‘boost.’ Anda tidak ingin sistem imun Anda bereaksi lebih dari yang Anda inginkan.” (Sebagai contoh, penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun bekerja berlebihan secara tidak normal, daya tahan tubuh akan mulai menyerang jaringan tubuh Anda yang sehat.) Memiliki imunitas yang sehat bukan berarti Anda tidak pernah sakit. “Artinya adalah tubuh Anda memiliki respons yang sesuai saat menghadapi infeksi,” ucap Suzanne Cassel, M.D., ahli alergi dan imunologi klinis di Cedars-sinai, Los Angeles. Sistem kekebalan ini kemudian akan melawan infeksi secara maksimal dalam waktu normal tanpa perawatan berulang kali. Lalu bagaimana caranya agar tubuh tetap sehat? Hindari sumber virusnya. “Dengan demikian artinya tidak berdekatan dengan orang yang sakit, menghindar­i kerumunan besar, mencuci tangan, dan vaksinasi,” jelas Suzanne.

GET BACK TO BASICS

Jika terdengar membosanka­n, itu mungkin justru adalah saran yang baik. “Makan makanan sehat, tidur yang cukup, tetap terhidrasi, serta menghindar­i alkohol dan rokok adalah pilar penting dalam hal imunitas,” ujar Purvi. “Kita tahu bahwa orang-orang yang terinfeksi Covid-19 adalah penderita diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.” Umumnya kondisi ini dapat dihindari dengan cara mengubah gaya hidup. Sayangnya dalam upaya untuk mengatasin­ya lebih cepat, “Banyak orang yang beralih ke suplemen tetapi itu tidak berfungsi saat berada di masa isolasi,” ucap Maggie Luther, seorang dokter naturopati yang juga bekerja dengan Care/of, sebuah perusahaan vitamin personalis­asi. “Perjuangan Anda akan sulit jika Anda tidak menjaga diet atau gaya hidup.”

JANGAN MENGURANGI SUPLEMEN

Makanan seharusnya menjadi sumber nutrisi utama Anda, tetapi ada beberapa asupan yang sulit ditemui dalam sajian diet. “Sebagian besar dokter akan memeriksa tingkat vitamin D pasien secara

YANG TERPENTING, DISKUSIKAN DENGAN DOKTER ANDA TENTANG SUPLEMEN YANG ANDA KONSUMSI.

rutin karena zat tersebut berperan pada sistem imun,” sebut Purvi. Maggie menambahka­n bahwa selain dari sinar matahari, sumber vitamin D terbaik ada pada kuning telur, hati sapi, salmon, dan beberapa jenis keju. Semuanya bisa saja hilang tergantung dari gaya hidup seseorang. Jika Anda merasa kekurangan vitamin D, Anda bisa menambahka­n 1.000 hingga 2.000 IU ke dalam asupan harian. Josh Axe, seorang dokter medis alami dan penulis buku Ancient Remedies menjelaska­n, perlu diingat pula bahwa banyak suplemen yang beredar sekarang bukanlah sesuatu yang baru. Asupan pelengkap tersebut sudah dikenal sebagai obat di dunia pengobatan di luar negara Barat selama ribuan tahun. “Sampai 200 tahun lalu, obat selalu dikaitkan dengan bahan herbal dan rempah-rempah,” ujarnya. “Di Asia dan Timur Tengah, dokter meresepkan astragalus dan echinacea untuk mengobati penyakit.” Suplemen yang ia rekomendas­ikan adalah elderberry untuk mengurangi peradangan dan mendukung kesehatan imun.

PERTIMBANG­KAN UNTUK MENAMBAH ZINC

Frank menyaranka­n untuk mengonsums­i zinc guna mencegah sakit dan mempercepa­t proses pemulihan. “Zinc membantu dalam produksi sel yang menyusun sistem imun seperti sel T dan beberapa tipe sel darah putih yang membantu melawan penyakit,” paparnya. Josh merekomend­asikan untuk mengonsums­inya sehari-hari dan meningkatk­annya jika Anda terserang demam atau gejala mirip flu. Meskipun zinc penting untuk respons imun karena berperan membantu memperbaik­i sel, Purvi mencatat bahwa efek terbesar yang dialami oleh seseorang karena mengonsums­i zinc terjadi ketika mereka dalam kondisi defisiensi saat memulainya dan sebagian besar orang Amerika tidak demikian. (Vegan dan vegetarian mungkin memiliki tingkat zinc yang rendah). Diskusikan penggunaan dosisnya dengan dokter sebelum Anda mengonsums­i zinc sebab zat ini dapat berinterak­si dengan obat atau menjadi masalah bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.

MENJADI SMART SHOPPER

Food and Drug Administra­tion (FDA) tidak menganggap suplemen makanan sebagai produk obat. Artinya, pembuat dan distributo­rlah yang bertanggun­g jawab dalam menyediaka­n produk-produk yang aman dikonsumsi publik. FDA akan terlibat hanya ketika produk tersebut dipercaya membahayak­an. Karena agen tidak memiliki otoritas untuk mengulas tentang kemanjuran­nya sebelum suplemen tertata rapi di rak-rak toko, sulit untuk mengetahui apakah produk itu efektif atau tidak. Bagaimana Anda memilihnya? Beli suplemen hanya dari merek ternama dan hindari produk berharga murah. Penelitian, tes keamanan, dan pencarian bahan-bahan berkualita­s tinggi memerlukan waktu dan uang. Yang terpenting, diskusikan dengan dokter Anda tentang suplemen yang Anda konsumsi. Meskipun bukan tergolong obat-obatan, suplemen dapat berdampak buruk bila dikonsumsi antara lain dengan resep dokter, oleh ibu hamil atau menyusui, dan oleh seseorang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau menjalani operasi.

JANGAN SEPELEKAN STRES

Purvi dan Suzzane mengiyakan bila stres membuat setiap masalah menjadi lebih buruk. Nadine Joseph merupakan pendiri Peak and Valley yang memulai perusahaan wellness miliknya sambil membantu penelitian neurosains di UC Berkeley. Ia mengatakan bahwa Anda mungkin ingin melirik adaptogen. Meskipun baru mendapat perhatian tahun lalu, bahan herbal dan jamur telah diteliti oleh para ilmuwan sejak tahun 1940an. “Bahan-bahan itu beradaptas­i sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh Anda,” tuturnya. Ia menjelaska­n, jika Anda stres, adaptogen akan mengurangi respons dan mencegah keletihan di dalam sistem neuroendok­rin, kondisi kelelahan yang dapat membuat tubuh Anda rentan terhadap penyakit. Tetap saja, adaptogen termutakhi­r pun bukanlah solusi. “Jika Anda bekerja 12 jam sehari dan berpikir bahwa adaptogen akan membantu, Anda salah,” ucap Nadine. “Apa yang sebenarnya Anda butuhkan adalah perubahan gaya hidup,” imbuh Josh. “Beberapa cara yang saya sarankan kepada pasien adalah untuk memulai meditasi, beribadah, dan berjalan-jalan di luar untuk mengurangi stres. Saya menyebutny­a sebagai spiritual triathlon.”

BERJUANG DEMI PENINGKATA­N, BUKAN KESEMPURNA­AN

“Dalam pengobatan China dan Ayurveda, ada sebuah spektrum di antara dua sisi ekstrem dan Anda mendorong tubuh Anda supaya berada dalam kondisi yang sehat,” ucap Frank. Metode ini sebenarnya lebih bersahabat dibandingk­an dengan cara Amerika yang mengusung pendekatan all-or-nothing. Jangan membeli suplemen secara berlebihan dan memperbaik­i pola makan, tidur, dan olahraga secara sekaligus karena itu tidak realistis. Alih-alih demikian, lakukan perubahan-perubahan kecil seiring berjalanny­a waktu dan hasilnya akan terbayarka­n.

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia