HIDUP BERSAMA SENI
KEDIAMAN INDRA LEONARDI MAMPU MENCERMINKAN passion DIRINYA. OLEH ARDHANA UTAMA
Jika Anda gemar dengan fotografi Indra Leonardi, maka Anda akan banyak menemukan foto hitam putih baik dalam karya maupun media sosialnya. Ia menjelaskan, “Dengan foto black and white, yang kita lihat adalah personal orang yang kita foto. Di dalam foto itu, kita bisa melihat soul-nya. Itu membuat jadi lebih simpel, yang penting adalah objeknya. Karakter akan keluar kalau kita makin simpel. Saat foto saya mencoba untuk mengurangi hal-hal teknikal. Terkadang kita sudah ribet dengan banyak peralatan, seperti lighting setup, sehingga tidak lagi fokus pada orangnya. Saya memang senang dengan sesuatu yang simpel, tapi bisa mengeluarkan jiwa objek yang difoto.”
Indra Leonardi pun adalah seorang fotografer yang mampu dengan luwes mengarahkan objeknya untuk berekspresi sesuai dengan keinginannya. Saat ditanya oleh Bazaar, ia menjawab, “Itu pun terkadang saya tidak paham. Memang pada saat memotret kita menjadi orang yang berbeda, karena pada saat itu saya berkonsentrasi untuk memperoleh karakter orang yang saya foto. Sambil ngobrol sambil mikir, bagaimana mengangkat karakter mereka dalam fotografi saya. Kalau ditanya sadar atau tidak, pada saat bekerja saya tidak sadar, tapi kadang sesudah lihat hasilnya saya surprise, ternyata mereka mau seperti itu ya? Tapi, memang approach fotografer atau seniman itu harus mempunyai pengetahuan yang luas. Selain teknik, fotografer harus punya cakrawala yang besar supaya bisa mengeluarkan karakter orang. Kita bisa strike a conversation. Kalau bisa, sebelum pemotretan saya sudah riset orang ini siapa, dalam arti hobinya apa. Dan waktu memotret mereka kita juga jangan tidak percaya diri, misalnya kita gugup, ternyata misalnya si A atau si B ini orang penting. Kita juga harus berpikir bahwa orang yang mau difoto ini juga ingin mendapatkan foto yang bagus. Ini adalah tugasnya fotografer untuk menciptakan karya yang bagus. Ini sama juga dengan tukang cukur rambut. Siapa pun yang ia layani, dia harus menggunting dengan baik dan memegang kepala. Kalau dia canggung ya, tidak bisa. Karena pekerjaan fotografer ini sama dengan dokter, arsitek, atau profesi yang lain.”