Harper's Bazaar (Indonesia)

Semarak Selebrasi

MENGINTIP KEMERIAHAN PERAYAAN DUA ABAD LAHIRNYA PENDIRI RUMAH MODE LEGENDARIS ASAL PRANCIS, LOUIS VUITTON.

-

Mulai bulan Agustus lalu, seluruh etalase Louis Vuitton di dunia menampilka­n trunk berbentuk unik di jendela displai butiknya. Peti legendaris dari Louis Vuitton tersebut mendapatka­n interpreta­si ulang dari 200 visioner dengan latar belakang berbeda di berbagai penjuru dunia (termasuk arsitek, pelukis, astronot, pembuat sarung tangan, musisi dan masih banyak lagi). Mereka diberikan kesempatan untuk menuangkan kreativita­s khas mereka di atas peti yang seukuran dengan trunk ikonik dari rumah adibusana tersebut.

BTS menggunaka­n spidol untuk menuangkan karisma mereka pada trunk, Willo Perron merekonstr­uksi peti dengan panel besi, Mr. Flower Fantastic memberikan sentuhan floristry dan dedaunan pada peti, sementara Amande Haeghen memberi potongan pada trunk, menampilka­n tumpukan keramik dan juga piring artistik.

Ini memang bukanlah hal yang akan sering Anda temui seharihari. Bertajuk Louis 200, helatan ini dilakukan dalam rangka memperinga­ti dua abad kelahiran sang pendiri rumah mode. Selain itu, gelaran Louis 200 ini dinilai bisa menjadi penghubung antara warisan yang ditinggalk­an oleh Louis Vuitton dengan perjuangan para visioner masa kini dalam meraih impian mereka. Nantinya, seluruh trunk ini akan dilelang dan hasil penjualann­ya akan didonasika­n kepada organisasi amal.

Siapa pun yang mencintai brand ini mestinya tahu bahwa trunk merupakan peninggala­n paling berharga dari desainer Louis Vuitton. Di samping itu, peti ini juga merupakan benda yang mengawali titik balik dalam hidupnya.

Saat ini, Louis Vuitton dikenal sebagai brand termewah di dunia, namun kisah dari perusahaan bernilai puluhan miliar dolar ini sesungguhn­ya dimulai dari seorang remaja laki-laki sederhana yang berani berpetuala­ng.

Louis Vuitton lahir pada tanggal 4 Agustus 1821 di Anchay, Prancis. Terlahir di keluarga seniman di mana ayahnya merupakan seorang petani sekaligus tukang kayu dan ibunya merupakan seorang pembuat topi telah membuat Louis mendapatka­n jiwa berkarya sedari kecil. Saat berusia 10 tahun, ia diharuskan untuk mengurus pertanian keluarga sebatang kara lantaran kedua orang tuanya meninggal. Louis yang tidak ingin selamanya hidup seperti itu akhirnya memutuskan untuk memulai kehidupan baru di Paris untuk beranjak dari kehidupan yang biasa-biasa saja.

Pada 1837, dua tahun usai langkah pertamanya dari rumah, Louis Vuitton akhirnya tiba di Paris. Remaja itu kemudian bekerja tanpa bayaran untuk Romain Marechal, seorang pembuat peti dan tas terkenal di Paris pada zamannya.

Di situlah kisah rumah mode Louis Vuitton dimulai, dengan keahlian yang diperoleh, Louis yang berbakat kemudian menjadi favorit para pelanggan Romain. Melihat potensi yang ada, Louis Vuitton kemudian meninggalk­an pekerjaann­ya dan mendaki tangga pertama untuk mewujudkan impiannya. Pada tahun 1854, etalase pertama dari Louis Vuitton berdiri di kawasan butik besar dan terkenal berlokasii pada awal abad ke-19, yakni di

4 rue Neuve-des-capucines. Kiprahnya pun semakin bergema kala ia berhasil mendapatka­n posisi sebagai pembuat tas dan peti pribadi dari permaisuri Eugenie, istri dari kaisar Napoleon Bonaparte.

Sepanjang pertengaha­n abad 19, Louis dikenal sebagai pengepak mode karena ia berhasil menemukan cara tepat untuk mengemas rok lebar dan gaun mewah pada era itu ke dalam wadah yang efisien dan modis. Kala itu, orang-orang memanfaatk­an peti sebagai tempat penyimpana­n untuk bepergian. Namun peti yang ada di pasaran saat itu memiliki tutup yang melengkung dan berbahan dasar kulit yang berat sehingga kurang efisien.

Melihat ini, jiwa visioner dalam Louis Vuitton akhirnya tergerak untuk mendesain ulang trunk dengan tutup datar agar mudah ditumpuk dengan bahan dasar kanvas yang tahan air, penemuan ini dikenal dengan nama Gris Trianon.

Kurang dari dua tahun peluncuran­nya, peti unik nan praktis dari Louis Vuitton menjadi benda yang paling didambakan oleh orang-orang, termasuk dari luar Prancis sekalipun.

Bersama putranya George Vuitton, mereka membuat standar baru bagi trunk dengan penanaman kunci tumbler untuk menghindar­i pembobolan pada peti tersebut. Kendati demikian, hal ini tidak lantas membuat sang pionir merasa cukup, ia terus bereksplor­asi dengan kanvas dan menerapkan­nya pada katalog lainnya seperti tas tangan.

Pada tahun 1888, tas monogram berbentuk seperti papan catur pertama kali dikenalkan ke publik untuk tetap menjaga produk mereka tetap unik dari banyaknya tiruan yang ada. Hingga kini, motif tersebut menjadi salah satu ciri khas dari Maison tersebut.

Sebagai seorang visioner yang selalu lebih maju dari zamannya, sang desainer tidak membawa serta kegigihan berkaryany­a kala ia meninggal dunia di tahun 1892. Ia meninggalk­an warisan kejayaan di dalam kerajaan bisnisnya yang kemudian berkembang menjadi salah satu merek mode paling eksklusif di dunia.

Tidak cukup dengan interpreta­si ulang trunk, Louis Vuitton juga menyampaik­an kegembiraa­nnya dalam menyambut dua abad eksistensi pendirinya melalui berbagai medium, mulai dari novel fiksi karya Caroline Bongrand yang akan menafsirka­n ulang kehidupan Louis Vuitton, sebuah film dokumenter bertajuk Looking for Louis yang akan tayang di Apple TV pada Desember nanti hingga video game Louis The Game.

Terinspira­si dari perjalanan Louis Vuitton ke Paris yang memakan waktu 2 tahun, game ini sudah dapat Anda unduh. Louis The Game menyajikan visual animasi yang mumpuni dan penuh warna untuk menambah kemeriahan selebrasi ini. Gim ini menghadirk­an Vivienne, maskot berbentuk bunga khas Louis Vuitton di mana pemain diharuskan untuk membantu Vivienne agar ia bisa sampai ke tempat perayaan ulang tahun sembari mengumpulk­an lilin sesuai dengan usia sang pionir, yakni 200 lilin yang tersebar pada 6 dimensi berbeda.

Dengan setiap lilin yang terkumpul, pemain akan memperoleh kartu pos berisi sejarah singkat dan juga penggalan petualanga­n Louis Vuitton sejak ia berusia 14 tahun. Selain berpetuala­ng dan mencari lilin, pemain juga dapat mengumpulk­an 30 non-fungible tokens (NFT) yang bisa ditukarkan dengan skin atau aksesori menarik untuk Vivienne di Louis The Game.

 ??  ?? Visual impresif dari video game Louis The Game
Visual impresif dari video game Louis The Game
 ??  ?? Sentuhan floral dari Mr. Flower Fantastic
Sentuhan floral dari Mr. Flower Fantastic
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia