Harper's Bazaar (Indonesia)

Editor’s LETTER

-

Seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagian halaman fashion edisi Oktober ini didedikasi­kan pada couture, sebuah tradisi yang menjunjung tinggi karya artisanal yang mengusung desain dan teknik tingkat tinggi, serta idealisme sang perancang atau rumah modenya. Sejak berawal di tahun 1858, dunia couture terus berevolusi. Evolusi tradisi yang berawal di Prancis ini, memperoleh pengaruh dari isu sosial. Kondisi pandemi sedikit banyak membawa pengaruh pada desain yang lebih relevan dan mudah dikenakan (wearable). Relevansi dengan kondisi saat ini juga nampak melalui kepedulian pada isu lingkungan hidup (konsep sustainabi­lity) dan kesetaraan gender seperti yang ditunjukka­n oleh Valentino. Sementara Virginie Viard, Direktur Kreatif Chanel, kali ini terinspira­si dari lukisan pada setiap helai karyanya yang kaya akan warna (halaman 34). Kembali lagi adopsi seni ke dalam fashion.

Kolaborasi seni dengan fashion memang tidak pernah berhenti dan terus dilakukan oleh banyak rumah mode. Seperti juga Louis Vuitton yang beberapa tahun belakangan ini membuat proyek Artycapuci­nes, sebuah kolaborasi dengan para seniman untuk koleksi tastas edisi terbatas Capucines (halaman 104).

Bazaar Indonesia menyukai konsep kolaborasi ini dan sudah menjadi tradisi di edisi Oktober. Kali ini kami mempertemu­kan fashion designer Patrick Owen dengan seniman Talitha Maranila yang berdiskusi tentang panggilan dan identitas diri (sebagai desainer dan seniman), serta self exploratio­n.

Lalu kami juga kembali bekerja sama dengan ilustrator Leovir dan untuk pertama kalinya menginterp­retasikan kutipan-kutipan inspiratif ke dalam fashion spread. Kutipankut­ipan karya Marchella FP dari akun Instagram @NKCTHI (Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini), sudah menjadi buku laris yang dicetak ulang berkali-kali, bahkan sudah dibuat serial web dan film. Kutipan-kutipan tentang kehidupan ini kami angkat karena memberikan energi positif.

Energi itulah yang ingin kami tebarkan di edisi ini. Ada Daniel dan Viola Mananta yang berbagi kebaikan lewat pelajaran berharga yang mereka lalui bersama selama 10 tahun melalui serial Journey to Love (halaman 79).

Selain itu, cover edisi ini mengangkat Maudy Ayunda yang memberikan pemikiran baru, termasuk pada konsep menemukan rasa bahagia sekembalin­ya ke Tanah Air setelah menyandang gelar Master of Business Administra­tion dan Master of Arts in Education dari Stanford University. “Sekarang yang membuat saya bahagia itu simpel,” katanya (halaman 120).

“Happy atau gembira itu adalah saat kita merasa content,” kata Adjie Santosoput­ro, seorang praktisi mindfulnes­s dan emotional healing. Tetapi joy atau rasa bahagia bisa saja datang ketika duduk di teras, melihat langit senja, tutur Adjie (halaman 56). Seperti yang dialami oleh Jacqueline Loekito yang menyadari nilai sukacita datang dari hal yang sederhana dan menemukann­ya lewat warna. Lalu, Delsy Gouw menemukan kebahagiaa­n melalui hobi rajut yang sempat terlupakan (halaman 60) dan Adrian Gan menemukann­ya melalui kecintaan pada tanaman (halaman 62).

Tiap individu memiliki definisi, pelajaran hidup dan penemuan yang berbeda-beda dalam mengalami sukacitany­a. Semoga Anda selalu bisa menemukan dan merasakann­ya. Selamat menikmati edisi ini!

 ?? ??
 ?? ?? Ria Lirungan
Ria Lirungan

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia