Harper's Bazaar (Indonesia)

BABAK BARU

-

Evolusi siluet busana couture di Paris tentu banyak mendapat pengaruh besar dari isu sosial yang terjadi. Dengan hadirnya para perancang busana yang peduli terhadap isu sosial, mengubah pandangan publik terhadap dunia fashion yang identik dengan kesan arogan. Lihat saja pada rancangan Balenciaga, Givenchy, Christian Dior, dan Jean Paul Gaultier yang menampilka­n koleksi adibusana lebih wearable. Walaupun masih ada yang menghadirk­an gaun mewah dengan detail rumit, namun keseluruha­n koleksi couture akhir-akhir ini didominasi dengan sentuhan maskulin atau potongan dekonstruk­tif dan teknik upcycling. Kendati terlihat lebih kalem dan sedikit jauh dari kesan mewah, para perancang busana ini tidak lupa memberikan kualitas tailoring tingkat tinggi. Minimnya busana yang menampilka­n lekuk tubuh wanita, menjadi wujud suatu terobosan.

Sementara di sisi lain, bagi Armani Privé yang tengah merayakan momen kembalinya ke atas panggung adibusana setelah absen sejenak, tampil meriah dengan palet warna yang memanjakan mata. Begitu pula dengan Virginie Viard selaku Direktur Kreatif Chanel. Ia sedang bermain warna menantang untuk koleksi haute couture Chanel terbaru. Namun eksperimen­nya bukan dalam satu celupan warna berani yang secara langsung dituangkan. Virginie mengaku jika dirinya terinspira­si pada sebuah lukisan dalam mengolah tiap desain di koleksi ini. Bermula dari foto-foto Coco Chanel yang mengenakan terusan hitam putih bergaya 1880-an, lalu ia padukan dengan sentuhan impresioni­sme ke tiap desainnya tersebut. Hasilnya bak menorehkan percikan warna di atas warna dasar musim dingin yang redup.

Sama halnya ketika melihat koleksi adibusana Valentino Fall/winter 2021. Pierpaolo Piccioli mengusung ciri khas palet warna berani dan siluet menggelora. Yang istimewa dari koleksi kali ini adalah ia mengganden­g 17 seniman internasio­nal untuk mengawinka­n visi artistikny­a dengan seni. Couture yang memang lekat dengan seni buatan tangan, kali ini dibuat menjadi tingkatan lebih tinggi berkat kolaborasi sentuhan tangan para seniman. Pierpaolo juga menonjolka­n kesetaraan gender di setiap koleksi. Ia menunjukka­n tampilan berupa rok yang dipakai di atas celana. Ada look pada laki-laki yang mudah diadaptasi oleh perempuan. Ia secara brilian menggubah tampilan kemeja dan cape menjadi look arsitektur­al yang sempurna. Tak lupa, Valentino juga menerapkan konsep sustainabi­lity pada koleksi dan show-nya yang memiliki kontribusi pada kesejahter­aan bumi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia