A NEW LOOK FOR LUXURY
TAK SELALU blink-blink, DI MUSIM INI FASHION YANG LUKS TERASA LEBIH REALISTIS. OLEH YUDITH KINDANGEN
Mungkin satu dekade lalu tak pernah terlintas dalam bayangan bahwa kita akan mengalami pandemi yang tak kunjung berakhir dan menjadi panorama di kehidupan modern. Siapa juga yang akan menyangka, jika arti luxury hari-hari ini dapat berbeda dengan arti sesungguhnya. Seperti yang terlihat pada koleksi Balenciaga (baik lini siap pakai maupun adibusana). Sejak awal kariernya, Demna Gvasalia selaku Direktur Kreatif selalu berfokus pada dualisme antara couture yang elegan dengan streetwear yang sekilas terlihat huru-hara dan blak-blakan. Pendekatan liar, inovatif, dan “nyeleneh” kerap kali ia ciptakan. Lihat saja pada apa yang dilakukan untuk memperkenalkan koleksi Spring/summer 2022 terbaru Balenciaga. Alih-alih menggunakan model, namun kini rumah mode asal Spanyol tersebut berkolaborasi dengan The Simpsons untuk menciptakan episode kolaborasi yang ditampilkan pada presentasi mereka di Paris Fashion Week. Tentunya animasi penuh komedi ini memberikan sentuhan humor dalam karakter kartun yang ikonis. Balenciaga membuktikan bahwa membangun hype tidak harus mengorbankan esensi timeless. Karena itu merupakan kesalahpahaman umum, terutama dalam fashion. Tak heran jika dad-chunky-sneakers dan kaus berhiaskan logo dapat tampil dan dijual bersama little black dress yang klasik. Adanya gebrakan tidak terduga justru membuka mata sejumlah brand dan desainer lainnya untuk tidak terjebak pada satu aliran. Mereka nampak semakin berani untuk unjuk kepiawaian dalam menginterpretasikan rancangan yang terinspirasi dari kata luxury. Seperti yang dikutip dari Business of Fashion, “I often say we redefined luxury,” ungkap Cédric Charbit, CEO Balenciaga. Kemudian ia menambahkan, “We became a platform where anything is possible. Berbagai aktivasi, mulai dari episode khusus The Simpsons yang diputar di Paris Fashion Week hingga pameran couture di Museum Tank di Shanghai,
“SAYA SELALU MENYUARAKAN UNTUK HIDUPLAH DALAM KENYATAAN.” — MATTHEW M. WILLIAMS, DIREKTUR KREATIF GIVENCHY
jelas, bahwa Balenciaga menunjukkan “elastisitas” brand dan menjadi kunci keberhasilannya,” tutur Cédric.
Sementara bagi rumah mode Hermès, nampaknya tidak seperti jenama lain yang mengikuti arus lajunya streetwear. Hermès selalu menawarkan DNA klasik yang tetap luks termasuk untuk koleksi musim panas 2022. Dengan mengutamakan keunggulan craftsmanship dan material yang tidak bisa ditawar, koleksi Hermès seolah dibuat untuk mengetahui seberapa besar intelektualitas seseorang dalam memilih potongan demi potongan pakaian untuk mengisi lemarinya. Secara kasat mata, sepertinya pada desain memang tidak ada siluet berlebihan pada koleksi ini. Tapi, inovasi teknologi dalam mengerjakan, material yang digunakan menjadi lebih penting dalam koleksi yang dikombinasikan dengan nilai-nilai warisan Hermès.
Prada juga kembali menunjukkan inovasinya dalam rancangan dan format presentasi di ajang Milan Fashion Week musim Spring/summer 2022. Rumah mode yang kini di bawah naungan Miuccia Prada dan Raf Simons tersebut menampilkan garis rancangan bergaya seksi nan modern. Mereka lebih memilih mengurainya dalam rangkaian busana yang elegan, minimalis, dan penuh warna dibanding berfokus pada gaya glamor. Miuccia dan Raf menyebut koleksi ini sebagai “Seduction, Stripped Down”. Interpretasi gaya seksi menjadi tema besar dan terlihat dari deretan tampilan seperti jaket yang dikenakan tanpa dalaman dan rok mini. Tentu seksi dalam kamus Prada bukanlah tampilan yang agresif. Di sisi lain, Givenchy seakan ingin meletupkan energi untuk satu petualangan baru. Seluruh koleksi teranyar didesain konstruksi ulang untuk mencapai level high fashion dalam citra punk. Mengutip dari siaran pers Givenchy pada koleksi Spring 2022, “Saya selalu menyuarakan untuk hiduplah dalam kenyataan,” ujar Matthew M. Williams selaku Direktur Kreatif Givenchy.
Sementara itu, isu meluasnya kesadaran akan kondisi lingkungan yang semakin parah membuat konsumen mulai cermat dalam menentukan pilihan berbelanja. Menyadari bahwa industri fashion menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kerusakan alam, konsumen semakin menuntut label dan desainer untuk berperan aktif dalam menyelamatkan lingkungan.
Seperti yang dilakukan Chloé di bawah arahan kreatif Gabriela Hearst membawa luxury ke arah yang sustainable. Bukan rahasia lagi bahwa industri fashion sedang ramai berbenah demi lebih ramah lingkungan, dan salah satu yang sudah selangkah lebih maju adalah label fashion Chloé dengan menjadi luxury brand pertama yang berhasil lulus uji sertifikasi B Corp. B Corp adalah sebuah uji sertifikasi ramah lingkungan yang menganalisis bukan hanya dari segi produk tapi juga sejauh mana program yang dimiliki perusahaan tersebut memberi dampak positif dalam hal sosial dan lingkungan. Begitu juga dalam hal keabsahan secara legal dan transparansi kepada publik. Komitmen Chloé untuk bisa lebih ramah lingkungan memang tidak terlepas dari dorongan Gabriela Hearst selaku Direktur Kreatif. Sang desainer memang dikenal aktif dalam memperjuangkan aksi fashion yang lebih ramah lingkungan. Sama seperti yang dilakukan di label pribadinya, Gabriela juga sering memanfaatkan kain sisa untuk membuat koleksi baru ketika merancang koleksi Chloé. Seperti yang terlihat pada pergelaran runway untuk koleksi Spring/summer 2022, menampilkan kreasi fringe dalam warna-warna semarak dengan cutting yang lebih playful dan ekspresif. Dapat disimpulkan bahwa label luxury semakin mengarah pada identitas yang tidak menunjukkan kemewahan dengan cara yang frontal. Yang mereka tonjolkan justru pada desain dan kualitas yang memang telah mendapat pengakuan. Lihat saja pada rancangan Bottega Veneta dan Lemaire.
Apalagi bagi Anda penganut quiet luxury sudah pasti setuju jika sesuatu bisa bernilai lebih tinggi bukan semata karena “embelembel” logo yang terpampang saja, melainkan karena kenyamanan yang dirasakan. Koleksi yang terlihat lebih ringan dan tidak tampak tendensi untuk memamerkan gaya fashion yang paling terdepan. Setiap rancangan terlihat realistis. Di saat yang bersamaan, sejumlah brand bergulat dengan perubahan mendasar dalam arti luxury, bisa dibilang karena konsumen sekarang jadi lebih sadar lingkungan dan sosial. Kanal digital juga menjadi lebih penting sebagai sumber inspirasi dan penjualan. Perusahaan yang merespons dengan merampingkan operasi, mendefinisikan ulang kemewahan agar tidak terlalu mencolok dan lebih inklusif, dan berinvestasi dalam cara baru dalam menjalankan bisnis, kemungkinan besar tidak hanya mampu melewati masa-masa yang tidak pasti ini, tetapi juga dapat kembali lebih kuat untuk masa depan.