Fenessa Adikoesoemo, 25, Chairwoman of Yayasan Museum MACAN
Menjabat posisi penting di Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) pada usia muda membuat Fenessa harus menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah proses konstruksi yang menghabiskan seluruh tenaga, waktu, bahkan air mata. Ia mengaku hampir putus asa, namun berkat kecintaannya pada seni dan keinginan untuk menyadarkan publik, Fenessa terus bertahan. Sempat berkarier di luar negeri, perempuan kelahiran Singapura ini memutuskan untuk kembali ke tanah air dan memajukan industri seni. Salah satu usahanya untuk meningkatkan antusias publik adalah dengan menggelar pameran karya Yayoi Kusama dan memaksimalkan media sosial. “Memang banyak yang datang demi konten Instagram, tapi saya percaya, they end up leaving learning something,” ujarnya. Kini, Museum MACAN masuk dalam daftar "100 Tempat Terbaik Dunia" versi majalah Time. Lalu, apa harapan bagi Museum MACAN? “Ini adalah usaha bersama. We need the public to stand behind us and grow together with us,” tutupnya.