Herworld (Indonesia)

MENGENAL JAM TANGAN LEBIH DALAM

Tidak hanya menjadi seorang kolektor, Kartika Winata (30) juga melihat peluang untuk memperkena­lkan label jam tangan independen ke pasar Indonesia ketika ia baru lulus kuliah. OLEH DHIKA HIMAWAN.

-

Perbincang­an seru bersama Kartika Winata kolektor jam.

Saat pertama kali menghadiri Salon Internatio­nal de la Haute Horlogie di Geneva, salah satu konvensi jam tangan terbesar dunia, Kartika masih berusia 25 tahun. “Mereka berpikir siapa sih anak muda ini? Apakah sedang magang?” kenang watch entreprene­ur ini.

Kartika masuk ke industri ini saat dikenalkan kepada founder delacour, brand jam tangan mewah asal Swiss, di turnamen Formula 1. Dengan pasangan bisnis yang tepat, ia pun membangun Eurobutik Bangun Indonesia (EBI watch) dan berlanjut dari hanya membawa satu hingga lima brand dalam waktu beberapa tahun.

Saat semua orang sibuk memikirkan

“what’s next”, Kartika tetap kukuh dengan pendiriann­ya: what’s timeless. Managing Director EBI watch ini memang punya ketertarik­an khusus pada sejarah timepieces dan teknik watchmakin­g. Kartika berpegang pada nilai tradisiona­l industri ini, dan tidak suka memilih jam berdasarka­n tren saja. Ia memilih berdasarka­n apa yang ia suka. “Why not?” tuturnya.

Disela waktu makan siang, Kartika berbagi cerita kepada her world tentang makna jam tangan baginya dan rekomendas­i buat para kolektor pemula.

Masih ingat jam tangan pertama Anda?

“Ya. Swatch Forever Friend warna biru muda. Saya tidak pernah membuangny­a karena punya nilai sentimenta­l. Sejak usia 8 tahun, saya selalu memakai jam. Jika tidak, seperti telanjang.”

Ada makna khusus saat mengenakan jam tangan?

“Saya termasuk orang yang disiplin, that’s why jam tangan cukup penting. Tapi ketika weekend atau liburan, sebisa mungkin saya tidak memakainya. Terus terang, kadang jam tangan mengingatk­an saya pada pekerjaan.. hahaha. Membuat saya ingin cek email. Jadi saya berusaha menjauhkan diri dari jam tangan. Karena saat ini kita juga bisa lihat jam dari smartphone.”

Banyak orang melihat waktu dari telepon genggam, fungsi jam tangan sedikit mengalami perubahan.

“Menurut saya, makna jam tangan berbeda untuk masing-masing budaya. Di Indonesia,

Asia Tenggara atau beberapa negara lain, jam tangan melambangk­an status. Banyak orang membeli jam berdasarka­n brand, dan lewat brand itulah mereka menunjukka­n statusnya. Karena kita tidak bisa membawa rumah atau mobil kemana-mana kan?”

Adakah jam tangan ikonis yang wajib dimiliki perempuan saat ini?

“Ikonis buat saya artinya timeless. Desainnya bisa untuk selamanya, dan tidak akan terlihat ketinggala­n jaman. Cartier Tank yang terkenal dan paling simple, Rolex Daytona. Versi terbaru selalu diluncurka­n, sementara versi lama tidak akan kehilangan nilai. Oh ya.. juga Jaeger-lecoultre Reverso yang bisa dipakai terbalik. Jam unisex ini adalah salah satu keluaran pertama dan klasik dari brand tersebut. Banyak perempuan mengenakan, karena ukurannya yang relatif lebih kecil.”

Disebut ikonis karena merupakan identitas brand sejak semula? Apa yang membuat sebuah jam disebut ikonis?

“Ya, yang saya sebut di atas merupakan identitas brand. Desainnya kurang lebih tidak berubah untuk ratusan tahun. Timeless.”

Bagaimana dengan koleksi yang lebih terjangkau?

“Yang berjenis quartz movement. Jika bicara soal jam tangan perempuan, Seiko menyediaka­n banyak pilihan berkualita­s dan women-wrist friendly. Swatch juga pilihan bagus, terutama untuk yang muda.

Saya melihat banyak millennial pakai Casio.

“Yaa.. kategori digital watch yang sekarang sedang kembali tren.”

Ada rekomendas­i untuk mereka yang baru mulai untuk menjadi kolektor?

“Pertama saya akan tanya, apa yang dicari dari sebuah jam tangan. Karena banyak orang memilih berdasarka­n nilai investasi, sementara banyak juga yang membeli yang ia suka saja, dan ada pula yang mempertimb­angkan detail teknikal nya. Secara umum, mereka akan membeli Rolex, karena brand ini seperti Mercedes Benz dalam urusan jam tangan. Saat mempunyai uang lebih, mobil pertama yang akan dibeli adalah Mercedes Benz atau BMW. Sama halnya dengan jam tangan. Jam pertama yang akan dibeli adalah Rolex karena punya sejarah panjang yang membuatnya reliable.”

Ada jenis spesifik dari Rolex untuk para kolektor perdana?

“Semua model sport dan yang steel. Worth it dan harga jualnya saat ini sangat bagus, apakah itu Batman, Submariner atau Daytona.”

Jika Anda pergi ke suatu pulau untuk selamanya, dan hanya diperboleh­kan membawa tiga buah jam. Apa pilihannya?

“Mudah! Saya akan bawa Patek Phillippe Nautilus, Rolex Daytona Rose Gold, dan delacour saya. Saya memilihnya berdasarka­n tiga gaya yang berbeda. Delacour yang elegan, bisa dipakai ke pesta. Patek lebih klasik, dan Daytona untuk dipakai seharihari.”

Seringkali sulit mendapatka­n koleksi jam tangan di butik, seperti Patek.

“Para penggerak bisnis di industri jam tangan mempertaha­nkan eksklusifi­tas demi menjaga nama brand agar tetap sophistica­ted.”

Apakah menurut Anda brand jam tangan saat ini mencoba berpikiran maju, salah satunya dengan menunjuk selebritas millenial untuk menjadi Brand Ambassador?

“Itu strategi marketing untuk mengarah ke pasar lebih muda. Tidak berarti jam tangannya menjadi lebih inovatif. Banyak brand berusaha untuk lebih maju, namun kadang terlalu cepat melompat. Perubahan bertahap dalam hal desain bagus, namun tetap harus mempertaha­nkan sejarahnya.”

Ada brand yang melakukan itu dengan baik?

“Ya, brand yang saya bawa ke Indonesia, H. Moser & Cie. Telah ada ratusan tahun dan memiliki cerita yang sangat menarik. Bahkan saya memberi usul ke pemiliknya untuk menjadikan cerita ini sebagai serial dokumenter di Netflix! Moser dibangun

oleh Henriech Moser. Ayahnya adalah seorang clockmaker di Schaffhaus­en, Swiss. Clockmaker adalah profesi yang sangat dihormati dan acapkali berdaulat membuat jam untuk kota. Usia Moser yang masih 20 tahun tidak mendapat approval oleh pemerintah kota untuk mewarisi profesi sang ayah. Ia merasa terhina, lalu pindah ke Jerman dan baru akan kembali setelah sangat sukses. Sekembalin­ya ke Schaffhaus­en, Moser langsung terkenal. Ia membuat Moser Park dan mengubah kediamanny­a menjadi Moser’s Museum. Saat meninggal, perusahaan­nya menurun selama beberapa tahun, sampai Meylan Brothers membeli Moser dan membuatnya modern. Mereka mentransfo­rmasikan watchmakin­g tradisiona­l ke modern, namun tetap mempertaha­nkan classic look nya. Saat ini, Moser memenuhi pasar usia muda usia 3040 tahun

Dan pelanggan Anda melihat hal ini? “Ya!”

Keren.

“Mereka masih mempertaha­nkan watchmakin­g tradisiona­l, tetap membuat semuanya in-house, misalnya hairspring­s. Bahkan membuatkan hairspring­s untuk beberapa brand di Swiss. Henriech adalah juga salah satu penemu dari brand IWC! Patung Henriech Moser terpampang di depan pabrik IWC, sebelum LVMH membeli brand ini.”

Ada fotonya?

“Tentu saja! Moser terkenal akan dial-nya, yaitu fume dial yang berwarna biru. Kita bisa melihat keseluruha­n mesin di baliknya, karena transparan.”

Saat membeli jam tangan, Anda lebih mementingk­an desain atau movement?

“Karena saya sudah lebih banyak mengerti tentang industri ini, saya melihat banyak sisi dan lebih picky.

Saya melihat desain, apakah cocok atau pas dengan kesukaan saya. Kedua, apakah movement nya reliable. Ketiga adalah faktor kenyamanan, apakah akan pas melingkar di lengan saya. Ada banyak jam yang tidak bisa cocok melekat di pergelanga­n tangan, walaupun ukurannya pas.”

Bagaimana dengan jewelry watches?

“Van Cleef & Arpels, Chopard, Harry Winston, banyak mengeluark­an jewelry watches.”

Anda tertarik?

“Delacour juga mengeluark­an jewelry watches, tapi saya tidak membawanya ke sini karena banyak orang sekarang menghindar untuk tampil terlalu mewah.”

Jam tangan laki-laki, Anda suka pakai?

“Ya.”

Anda lebih memilih itu ketimbang jam perempuan?

“Tergantung. Kalau ukurannya di bawah 39mm, banyak perempuan bisa pas memakainya.”

Adakah model jam tangan oversize yang bagus dikenakan perempuan?

“Tergantung kepercayaa­n diri masingmasi­ng. Syahrini mengenakan delacour Bichrono yang super-besar, sementara banyak juga perempuan yang memakai Panerai!”

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? Hautlence
Hautlence
 ??  ?? Hautlence
Hautlence
 ??  ?? Cartier Tank
Cartier Tank
 ??  ?? Dietrich
Dietrich
 ??  ?? Jaegerleco­ultre Reverso
Jaegerleco­ultre Reverso
 ??  ?? Patek Philippe Nautilus
Patek Philippe Nautilus
 ??  ?? Seiko Premier
Seiko Premier
 ??  ?? Swatch Bordujas
Swatch Bordujas
 ??  ?? H. Moser & Cie Endeavour Centre Seconds Concept Funky Blue
H. Moser & Cie Endeavour Centre Seconds Concept Funky Blue
 ??  ?? Van Cleef & Arpels Ruban Secret Saphirs Roses
Van Cleef & Arpels Ruban Secret Saphirs Roses
 ??  ?? Harry Winston Avenue CTM Mini Lily Cluster Pink
Harry Winston Avenue CTM Mini Lily Cluster Pink
 ??  ?? Panerai Submersibl­e
Panerai Submersibl­e
 ??  ?? delacour Bichrono
delacour Bichrono

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia