One Fine Afternoon
Mencoba perawatan spa terbaru sekaligus mencicipi menu high tea a la peranakan dalam satu hari menjadikan akhir pekan terasa spesial dan menyenangkan.
dibayangkan. Apalagi mereka adalah para perempuan aktif yang memiliki segudang kegiatan setiap harinya. Suasana relaks menyambut kami saat memasuki lobi Bimasena Spa. Kami terlebih dahulu mengisi formulir singkat yang diperlukan untuk melengkapi perawatan sambil disuguhkan secangkir teh jahe hangat lengkap dengan beberapa keping homemade
Akhir Januari lalu, her world Indonesia mengajak pembaca untuk mencoba menu perawatan spa terbaru di Bimasena Spa, hotel The Dharmawangsa Jakarta. Mengumpulkan enam orang pembaca dalam satu waktu ternyata memang tidak semudah yang
cookies. Terapis menerangkan tentang jenis spa yang akan memanjakan kami dalam dua jam ke depan.
Saat mendengar istilah Tangas Betawi, langsung teringat pada ritual calon pengantin wanita adat Betawi. Menu perawatan lebih dikhususkan bagi para perempuan, di mana fokus pijatan ada di area organ reproduksi.
Perawatan dimulai dengan foot terapi, dilanjutkan pijat tubuh dengan minyak campuran akar-akaran, bunga, rempah dan biji pinang sehingga menghasilkan harum yang khas dan membuat relaks. Pijatan dengan tekanan lebih keras dilakukan pada bagian perut bawah, area kewanitaan dan bokong. Berfungsi untuk melancarkan peredaran darah, meningkatkan vitalitas dan juga mengencangkan otototot di situ. Sebagai penutup, dilakukan proses ukup dengan posisi duduk. Kompor gas mungil diletakkan di bawah kursi untuk menjerang air yang telah diisi bunga kenanga, mawar, magnolia, melati, daun pandan, kayu secang, serai dan jeruk purut. Perawatan ini berfungsi mendetoksifikasi bagian kewanitaan, mengeluarkan bakteri atau jamur, memberi aroma harum serta dapat mengurangi pengeluaran keringat yang kadang menyebabkan bau tak sedap. Dua jam perawatan yang sungguh paripurna berlanjut dengan afternoon tea yang telah khusus disediakan untuk kami di Majapahit Lounge. Disini kami dijamu dengan menu baru yang unik. Yaitu suguhan teh hangat yang dibarengi dengan penganan khas peranakan dikemas dalam rantang kayu. Membuka sesi ini, Chef Kona menjelaskan konsep rantangan yang sebenarnya telah mengakar sebagai bagian dari budaya peranakan di Indonesia. Sungguh sebuah aktivitas pengisi akhir pekan yang sempurna!