Herworld (Indonesia)

Widhy C Adi,

-

Jurnalis berita lapangan

Kerap diturunkan ke lapangan dalam liputan khusus bencana, Widhy telah meliput perkara Corona bahkan jauh sebelum kasus pertama ditemukan di Depok. Datang mencari berita ke Natuna, Pulau Sebaru Kecil, hingga ke Wisma Atlet, semua dilakukan

Imelda mengemban tugas berat menjadi salah satu anggota tim dalam mempersiap­kan berjalanny­a fungsi Wisma Atlet sebagai Rumah Sakit Darurat Covid-19. Ia diutus oleh Direktorat Kesehatan Lingkungan & Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat untuk membuat prosedur operasiona­l standar dalam hal desinfeksi ruangan, dekontamin­asi permukaan, pengelolaa­n sampah B3 medis (Bahan Berbahaya dan Beracun) maupun domestik hingga pengelolaa­n Keselamata­n Kerja demi tersiarnya berita ke masyarakat luas. “Meliput ke area bencana memang tidak pernah mudah. Apalagi sekarang bencananya tak seperti biasanya. Saat pulang dari Natuna, kantor saya pun langsung mengirim semua kru yang berangkat untuk medical check up. Mengingat kami baru saja dari tempat di mana WNI di Natuna yang semuanya adalah ODP, maka pemeriksaa­n kesehatan wajib dijalani setelahnya. Untungnya fasilitas ini memang jadi bagian dari tanggung jawab perusahaan.," paparnya. Karena spesialis liputan ini tidak banyak, maka ia termasuk yang

bagi semua petugas termasuk prosedur pemakaian hingga pelepasan Alat Pelindung Diri yang wajib dipatuhi. Walau tidak bertemu langsung dengan para pasien Covid-19, ia punya wilayah lain yang tak kalah krusial. Keseharian Imelda dipenuhi oleh kegiatan pelatihan di mana “muridnya” adalah para cleaning service, relawan, hingga anggota TNI yang akan masuk dan bertugas di zona merah. Kerumitan terjadi saat pembuatan label untuk ruangan maupun tempattemp­at tertentu yang berbahaya. paling diandalkan. Kewaspadaa­nnya pun sudah terlatih. “Biar begitu kami juga sering was-was karena virus ini kadang tak bergejala. Kondisi teman liputan terpikirka­n dan tiap akan keluar rumah takut kalau malah membawavir­usdari luar masuk ke dalam keluarga saat pulang nanti. Tapi karena pekerjaans­ayamemang tidak memungkink­an untuk work from home, maka mau tidak mau semua saya jalani dengan tetap menjaga keselamata­n diri,” ujarnya menutup obrolan.

Ia juga harus memastikan agar tidak ada timbunan limbah yang tersasar sehingga berpotensi menimbulka­n penyakit baru. “Tidak boleh salah, karena akibatnya akan fatal. Kami membuat prosedur ini dari nol mengingat Wisma Atlet bukanlah rumah sakit,” tutur Imelda yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua PAKKI (Perhimpuna­n Ahli Kesehatan Kerja Indonesia) DKI Jakarta, dan bekerja di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendali­an Penyakit Jakarta.

U.S –

Mendamping­i suami positif Covid-19

Ketika mendengar sang suami positif terinfeksi virus Covid-19, ia merasa lemas, cemas, panik dan takut. Apalagi ketika melihat suami menuju rumah sakit dengan menyetir sendiri tanpa diantar seorang pun, untuk menghindar­i risiko penularan yang lebih luas lagi. Ia bersyukur, selama mendamping­i suami pada masa sulit ini, selalu diberikan kekuatan mental yang prima. Berkat rajin berserah kepada Tuhan, berdoa yang terbaik dan yang tak kalah penting pada saat bersamaan mencari orang-orang yang patut ditolong. “Energi yang saya dapatkan dari hasil menolong sesama itu luar biasa. Lebih manjur dari obat apa pun,” demikian akunya. Alhasil, virus Covid-19 yang luar biasa cepat penularann­ya tidak sempat masuk ke dalam tubuhnya, kedua anak, supir beserta asisten rumah tangga yang bekerja di rumah. Saat ini, sang suami sudah dinyatakan sembuh dan kembali berkumpul dengan keluarga. Pesannya, “Selalu sibukkan diri dengan hal-hal positif, tetap waspada, dan patuhi prosedur pencegahan penularan dengan benar.” Menurutnya, lebih aman untuk menganggap setiap orang saat ini adalah ODP (Orang Dalam Pemantauan). “Sehingga kita siaga dan waspada.”

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia