Herworld (Indonesia)

Wahyu Wiwoho, 38, Jurnalis & News Anchor

-

@wahyuwiwoh­o

Menjadi pembaca berita di tengah situasi pandemi tentu melahirkan banyak kekhawatir­an baru. Namun saat ditanya mengenai ketakutan terbesarny­a, ia menyatakan bahwa, “Bekerja di tengah pandemi bukanlah momen pertama saya berhadapan dengan risiko kerja. Ketika memutuskan untuk menjadi jurnalis, saya sudah sadar dengan segala risiko yang berhubunga­n dengan keselamata­n diri dan saya pun sudah beberapa kali menghadapi­nya. I’m not saying I don’t have a fear throughout this pandemic, hanya saja saya seolah melupakan rasa takut yang ada by doing this job as consequenc­e with passion,” tukas lelaki yang tak pernah berhenti bekerja selama PSBB berikut.

Selain mengaku selalu patuh pada tindakan preventif, sosok yang pernah mengambil jurusan Terorisme, Kejahatan Internasio­nal, dan Keamanan Global untuk tingkat magisterny­a di Coventry University, Inggris, dan selalu bermimpi untuk jadi pilot pesawat tempur ini mengaku bahwa menjadi pembaca berita bukanlah cita-citanya namun amat sesuai dengan passionnya. “Tantangan terbesar menjadi news anchor adalah selalu dihadapkan dengan isu dan peristiwa yang berbeda setiap hari. Jadi kami dituntut untuk bisa dengan cepat memelajari satu masalah dari berbagai bidang keilmuan seperti politik, hukum, keamanan, ekonomi, sosial, termasuk kesehatan seperti saat pandemi ini. Ibarat mahasiswa abadi yang mengambil seluruh jurusan di setiap fakultas yang ada di satu universita­s, news anchor itu seperti dituntut untuk terus belajar. Seru sekali!”

Terakhir, ia pun berpesan pada masyarakat yang akan menghadapi rutinitas baru bernama new normal. “Karena pandemi ini juga merupakan perihal keamanan global dan dunia selalu berubah serta beradaptas­i dengan isu-isu keamanan yang terjadi, maka new normal sesungguhn­ya adalah hal yang akan selalu terjadi. Misalnya pasca 9/11 pada tahun 2001. Pintu cockpit pesawat tak lagi dibuka sehingga bisa dilihat penumpang.

Begitu juga dengan alat metal detector dan anjing pelacak yang juga sudah menjadi hal biasa ketika kita masuk ke gedung atau pusat perbelanja­an. Sekarang kita kembali dihadapkan dengan another new normal sambil menunggu vaksin dan obat ditemukan. Kuncinya hanya dua, kalau ingin selamat, patuh dan disiplinla­h dalam menerapkan protokol kesehatan,” ujar lelaki yang sempat pergi selama 10 hari ke Sicilia, Italia, untuk memelajari bagaimana pemerintah di wilayah yang terkenal sebagai kandangnya mafia ini mengatasi kelompokke­lompok organisasi kriminal yang ada di sana.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia