Herworld (Indonesia)

TENTANG CINTA DAN POPULARITA­S

Nama Veronica Tan sempat jauh dari sorot publik, setelah gelombang masalah keluarga menimpanya. Kini, ia ‘tampil’ dengan sejumlah karya baru.

-

Wawancara eksklusif bersama Veronica Tan seputar anak rusun dan Love Care.

Walau sudah tidak mengemban predikat sebagai pejabat publik,

Ibu Vero, begitu ia biasa disapa, tidak berhenti berkarya. Ia meneruskan kecintaann­ya terhadap lingkungan Jakarta dan memulai bisnis baru di bidang layanan kesehatan. Belum lama ini ia kembali membina anak-anak penghuni Rumah Susun dalam pementasan Aku Anak Rusun.

CINTA ANAKANAK

“Bikin operet itu enggak gampang. Mengapa Ibu tetap telaten dan mempertaha­nkan kegiatan ini?” Itu pertanyaan pertama yang muncul dari benak banyak orang saat melihat dirinya begitu aktif dan tanpa pamrih ‘mengasuh’ dan melatih 182 anak rusun menuju pentas. “Pada dasarnya saya itu seneng anak-anak,” jawabnya. Operet

Aku Anak Rusun yang pertama telah sukses diproduksi dan dipentaska­n tahun 2017 lalu. “Anak-anak masih ada, mereka punya mimpi. Pentas seni jadi salah satu sarana mengajarka­n pendidikan karakter. Mereka senang diajak nyanyi dan pentas,” tambahnya.

Mengapa Rusun? Setiap rumah susun dilengkapi ruang kosong di lantai dasar yang bisa menjadi area multifungs­i. Nah infrastruk­tur ini telah ada, mengapa tidak digunakan dengan maksimal, begitu pikirnya. Dengan crew yang masih lengkap (Warung Imaji) lalu dimulailah latihan anak-anak dari gabungan tiga rusun, yaitu Rusun Rawa Bebek, Daan Mogot dan Bantar Gebang.

Selain itu, tahun ini ia meluncurka­n bisnis barunya di bidang layanan kesehatan yang berbasis digital, yaitu Love Care. Diakuinya, bisnis ini merupakan kelanjutan dari passion-nya dulu, sejak masih menjabat sebagai Ketua Yayasan Kanker Indonesia Provinsi DKI Jakarta. Love Care juga menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya home care bagi orang tua atau pasien dengan penyakit gawat, seperti kanker, yang membutuhka­n perawatan paliatif dengan cara meningkatk­an kualitas hidupnya tanpa harus mendekam di rumah sakit.

Lewat tim digital, Love Care hadir berupa aplikasi yang dapat diunduh dan digunakan dengan mudah. “Jika saya saja bisa menggunaka­nnya, maka masyarakat awam juga pasti bisa,” ujar Vero yang mengaku cukup gaptek. Love Care menyeleksi para

perawat dengan sangat ketat dan melalui ujian berlapis. Mulai dari ujian psikologi, tes IQ, lalu wawancara untuk mengetahui sampai di mana tingkat common sense perawat tersebut, hingga uji kasus. “Dari sekitar 700 orang yang melamar, yang lolos hanya kurang dari 10 orang saja,” tuturnya menegaskan bagaimana Love Care cukup sulit mendapatka­n tenaga perawat yang sesuai dengan standar yang dibutuhkan.

TENTANG CINTA

Apa jawaban seorang Veronica Tan saat ditanya arti cinta? “Cinta itu memberi. Bukan mengharap, karena repot kalo nggak tercapai akan kecewa.” Diakuinya, semakin bertambah umur, ia semakin bijak menyikapi pengalaman hidup. Pengalaman yang buruk menjadi pelajaran untuk bertumbuh, dan tetap harus berpikir positif.

Dalam menangani masalah, ia menganut prinsip ‘jalani aja’. Ada saat di mana ia merasa drop. “Namun saya bersyukur dikeliling­i keluarga dan teman-teman yang baik. Mereka ikut membantu dan membuat suasana tetap positif,” ujarnya. “Dari dalam diri saya pun merasa bahwa ini adalah ujian dan pelajaran. Kita

harus belajar untuk menjadi lebih baik.” Ibu tiga anak remaja ini mengaku, bukan tipe orang yang suka curhat. Ia tidak ingin mencampuri urusan orang dan sebaliknya. Jika ada yang ingin ia diskusikan, ia akan membatasi diri hanya bertanya pada temanteman terdekat. Dan berorienta­si pada pencarian solusi. Bagaimana jika ada orang yang bertanya tentang keadaannya (saat itu)? “Saya akan jawab yang baik-baik saja.”

Saat menjauh dari sorotan publik, bukan artinya ia menghindar­i masalah atau sombong. Popularita­s adalah sebuah hal yang bertentang­an dengan Veronica. “Saya tidak suka shooting, juga tidak suka popularita­s. Tapi sekarang saya ada di sini,” katanya sambil tertawa tergerai, menunjuk dirinya saat diwawancar­a oleh Her World. Walau tidak merasa nyaman memamerkan foto diri di akun Instagram-nya, namun hal itu dilakukann­ya juga jika memang harus. Misalnya yang berkaitan dengan program atau campaign tertentu, di mana dirinya harus muncul.

Perempuan berkepriba­dian kuat, begitu ia mendapat

julukan dari banyak orang. “Hidup itu harus jalan, tidak bisa diam di tempat. We have to go on, we have to move on,”

ujarnya menanggapi. Baper bukan pilihan, karena sikap ini akan mengembali­kannya ke perasaan yang lalu. Support system

yang baik diakuinya menjadi kekuatan untuk tetap berjalan maju, apa pun yang terjadi. “I think that’s a good thing,”

tambahnya.

Di balik sosok kuat ini, tentu ada momenmomen sedih yang tidak diungkapka­n.

“Namanya manusia, makanya ada Tuhan,” jawabnya seraya tersenyum. Ia menegaskan bahwa sikap bersyukur, terus berdoa adalah yang paling penting. “Selebihnya minta hikmat. Bagaimana bisa menjadi contoh yang baik, terutama buat anak-anak.”

(Tulisan ini adalah hasil obrolan Iwet Ramadhan -kontributo­r- dalam sesi "A Chat With" yang telah tayang di channel Youtube Her World Indonesia.)

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia