Cerita Dia yang Berhasil
Untuk memberikan ilustrasi nyata tentang bagaimana bisnis online ini bisa memberdayakan perempuan, her world mewawancari Yulia Riani yang sudah delapan tahun menjalani peran sebagai Beauty Entrepreneur di Oriflame Indonesia dan kini telah menjadi Top 1. Simak insights menarik yang bisa memotivasi kita di era new normal ini. Hi Yulia! Boleh ceritakan latar belakang dan motivasi Anda menjalankan bisnis ini? Dulu saya adalah pengusaha kue. Saya merasakan bahwa menjalankan bisnis konvensional sambil membesarkan anak-anak di rumah bukanlah hal yang mudah. Saya juga kerap berpikir bagaimana jika sewaktu-waktu saya harus menjadi tulang punggung keluarga. Saya harus siap. Lalu saya mulai mencari alternatif lain untuk mendapatkan penghasilan.
Bisnis direct selling masih sering dipandang sebelah mata, bagaimana mematahkan stigma tersebut dan menjadi yakin?
Awalnya saya pun skeptis, sampai akhirnya saya melakukan riset mendalam seputar bisnis ini dan pola pikir saya berubah. Saya melihat bisnis ini baik dan bisa membawa banyak manfaat, tak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan orang lain. Anda juga harus meyakinkan diri bahwa Andalah yang paling mengerti apa yang paling dibutuhkan untuk diri sendiri dan keluarga. Plus, perusahaan yang saya pilih bertaraf internasional dan produk-produknya memang berkualtias.
Dari segi load pekerjaan, bagaimana?
Pada tahap merintis, semua pekerjaan sama, tentu butuh pengorbanan. Bedanya, di bisnis kue saya menjadi center
dan mengerjakan semuanya sendiri. Kalau sesuatu menimpa saya, bisnis tersebut memiliki risiko berhenti total. Saya juga hanya mampu mempekerjakan dua orang karyawan dengan upah minimal. Tetapi di sini, jika saya harus berhenti, saya masih mendapatkan passive income,
dan tim yang sudah saya bimbing tetap bisa berjalan secara mandiri.
Sebagai perempuan, keuntungan apa yang paling Anda rasakan dari bisnis ini?
Tak hanya memberi penghasilan, bisnis ini juga fokus pada pengembangan diri. Kepribadian saya sebagai perempuan semakin kuat, dan yang paling penting adalah bisa turut memberdayakan perempuan lain. Saya percaya bahwa perempuan wajib memiliki skill dan daya finansial. Melihat sesama perempuan memiliki achievement, apa pun latar belakangnya, adalah hal yang sangat luar biasa dan menginspirasi. Apakah situasi pandemi ini membawa perubahan? Sebelum pandemi kami sudah lama terbiasa bekerja serba online, jadi secara teknis tidak ada masalah. Dari segi bisnis, justru banyak yang baru bergabung, bahkan profilnya lebih bervariasi. Misalnya, mahasiswi yang baru lulus dan mengambil peluang ini karena belum mendapat pekerjaan tetap, sampai perempuan berkarier di level direktur yang ingin menyiapkan kesejahteraan setelah pensiun nanti. Semuanya sangat open minded dan kreatif. Ada tip untuk yang baru bergabung agar bisnisnya tetap bertahan di segala situasi? Intinya lebih ke bagaimana kita bisa menghargai peluang. Saya pribadi bergabung atas kemauan sendiri, sehingga saya berkomitmen dengan keputusan saya dan tidak menganggap ini sebagai pekerjaan sampingan atau musiman. Usaha yang saya tuangkan pun menjadi maksimal. Agar awet dalam menjalankannya, kembali lagi, tanamkan mindset bahwa kita sebagai perempuan harus siap menghadapi apa pun di masa depan.