TO DO MATA
???
Tanda awal penuaan biasanya dimulai di area delicate sekitar mata, di mana ia tampak lebih lelah, gelap, dan berkerut. Untuk mengembalikan keremajaannya, tak hanya perawatan kulitnya saja yang harus maksimal, tetapi kesehatan penglihatan juga patut diperhatikan. Pada akhirnya, mata yang cerah, kencang, dan jernih pandangannya, akan membuat Anda tampil lebih muda. OLEH RAHMI DAVITA.
PERAWATAN KULIT UNTUK AREA SEKITAR MATA
Targetkan perawatan untuk tiga permasalahan, yakni mata sembap, dark circles, sampai kerutan.
Pijat dengan gel lidah buaya
Simpan satu tube gel aloe vera pilihan Anda di freezer. Saat membutuhkannya, keluarkan dan diamkan 10 menit di suhu ruangan. Ambil secukupnya dan pijatkan secara lembut di bagian bawah mata, dari arah dalam keluar, dan sebaliknya. Lidah buaya akan memberi efek antiinflamasi, sementara pijatan dan suhu dinginnya membantu mengurangi kebengkakan yang biasanya terjadi pada pagi hari. Gel lidah buaya dingin ini juga bisa Anda manfaatkan untuk meredakan iritasi kulit lainnya.
Sendok dan kantung teh klasik Trik yang tak pernah usang. Kompres mata terpejam dengan sendok besi atau kantung teh yang sudah direndam dan didinginkan. Ini akan menormalkan pembuluh darah yang mengalami sedikit pembengkakan.
Pilih perawatan mata dengan aplikator roll
Jika memiliki budget
ekstra untuk fokus mengatasi mata sembap, Anda bisa membeli serum atau gel mata yang dilengkapi aplikator roller, seperti:
Kurangi konsumsi garam Jika memiliki acara penting keesokan paginya dan ingin terlihat segar, sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang tinggi garam pada hari sebelumnya. Anda juga bisa tidur dengan ekstra bantal untuk mengurangi penumpukan cairan di area wajah.
Setelah mengetahui cara untuk de-puff mata yang sering tampak bengkak, perhatikan juga perawatan untuk mencerahkan lingkar mata yang gelap. Anda bisa mengandalkan kandungan seperti vitamin C dan retinol. Agar lebih efektif, tentunya perlu disertai dengan tidur yang cukup dan berkualitas.
MEMELIHARA KEREMAJAAN PENGLIHATAN
Tanda-tanda penuaan pada kulit di sekitar mata dapat terlihat dengan jelas. Namun bagaimana dengan penglihatan di dalamnya? Selain menjaga keremajaan kulitnya, kesehatan penglihatan juga tak kalah penting untuk dirawat. Terutama pada saat seperti ini di mana frekuensi tatap muka lebih sering diganti dengan tatap layar.
Untuk mengetahui gejala penuaan mata dan bagaimana cara merawatnya dengan benar (terutama di era normal baru ini), her world berkonsultasi langsung dengan ahlinya. Simak perbincangan seru dengan Dr. Nindya Z.lubis, SP.M berikut.
Hi dr. Nindya, sebenarnya apa sajakah tanda-tanda awal penuaan pada penglihatan?
“Terdapat beberapa tanda penuaan penglihatan yang umum terjadi, seperti rabun dekat, mata kering, radang kelopak mata, hingga penyakit seperti katarak, glaukoma, dan retinopati diabetes. Sementara age-related macular degeneration (AMD) atau degenerasi makula terkait usia, merupakan kelainan yang banyak terjadi di usia lanjut.”
Lalu, apakah
blue light yang dipancarkan oleh gawai berdampak bagi kesehatan mata kita?
“Blue light dapat memengaruhi ritme sirkadian tubuh, siklus bangun dan tidur alami kita.
Blue light sifatnya membangunkan dan menstimulasi. Jadi jika terlalu banyak paparan blue light pada larut malam (dari smart phone atau perangkat lain), kita akan lebih sulit untuk tidur. Hentikan screen time satu hingga dua jam sebelum waktu tidur. Gunakan pengaturan malam hari pada gawai dan komputer yang meminimalisir paparan blue light. Efek jangka panjang dari blue light ini sendiri belum sepenuhnya dipahami, meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa blue light dapat merusak sel retina.”
Apakah meningkatnya screen time yang signifikan bisa membuat tanda penuaan pada penglihatan terjadi lebih cepat?
“Efek yang paling terasa dari paparan blue light adalah computer vision syndrome atau dikenal dengan sebutan “mata lelah”. Hal ini biasanya tidak serius dan dapat diatasi dengan sesekali mengalihkan pandangan dari layar dan mempraktikkan beberapa teknik dasar untuk mengurangi ketegangan. Untuk dampak jangka panjang yang sebelumnya saya sebutkan berpotensi merusak sel retina, memang bisa menyebabkan masalah seperti degenerasi makula terkait usia. Walaupun begitu, masalah ini tidak cukup serius untuk menghentikan screen time sepenuhnya.”
Apabila pekerjaan menuntut screen time yang tinggi, apakah ada upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kondisi penglihatan?
“Yup, tentu ada. Agar mata tidak terlalu berat bekerja pada saat screen time, usahakan untuk selalu menjaga jarak mata dengan layar sekitar 25 inci (63.5 cm), atau kira-kira sepanjang lengan. Posisikan layar hingga pandangan mata sedikit mengarah ke bawah. Kurangi efek glare dengan menggunakan filter
layar. Atur cahaya dari layar agar tidak terlalu terang dan tingkatkan kontras. Selalu ingat untuk berkedip atau gunakan obat tetes pelembab mata bila perlu. Hindari screen time sebelum waktu tidur. Dan, coba lakukan latihan sederhana ini: setiap screen time 20 menit, istirahat selama 20 detik, arahkan pandangan ke jarak 20 kaki (6 meter). Ini namanya rules of 20, yang berguna untuk mengistirahatkan mata sehingga terhindar dari mata lelah.”
Makanan apa yang sebaiknya dikonsumsi untuk menjaga dan memperbaiki kesehatan mata?
“Makanan yang kaya vitamin A, C, dan E baik untuk mata dan kesehatan secara umum. Vitamin A baik untuk kornea. Vitamin C dan E dapat membantu mencegah penyakit mata saat bertambah usia. Anda bisa mendapatkan vitamin C dalam sebagian besar buah dan sayuran, terutama jeruk, jeruk bali, stroberi, pepaya, paprika hijau, dan tomat. Sedangkan vitamin E banyak ditemui dalam minyak nabati seperti minyak safflower dan minyak jagung, kacang-kacangan, gandum, dan biji bunga matahari. Vitamin A sendiri berasal dari susu, kuning telur, dan hati. Tetapi Anda juga bisa mengonsumsi makanan yang mengandung betakaroten seperti seperti melon, mangga, aprikot, persik, ubi jalar, labu dan wortel.”
Seberapa rutin sebaiknya kita memeriksakan mata?
“American Academy of Ophthalmology merekomendasikan pasien tanpa faktor risiko penyakit mata untuk menjalani pemeriksaan mata yang komprehensif pada interval berikut:
• Usia 18 – 39: setiap 5 - 10 tahun
• Usia 40 - 54: setiap 2 - 4 tahun
• Usia 55 - 64: setiap 1 - 3 tahun
• Usia 65 tahun ke atas: setiap 1 - 2 tahun.
Rekomendasi ini sesuai untuk orang tanpa gejala penyakit mata atau dengan resep kacamata korektif ringan. Pemeriksaan ini dapat menjadi tindak lanjut untuk memperbarui resep kacamata untuk orang dewasa yang sebelumnya telah menjalani pemeriksaan mata komprehensif secara langsung, yang memastikan bahwa mereka memiliki mata yang sehat. Namun rekomendasi ini tidak disarankan untuk anak berusia di bawah 18 tahun, siapa pun di segala usia dengan koreksi kacamata yang tinggi, atau mereka yang memiliki gejala atau faktor risiko penyakit mata. Orang dengan gejala atau faktor risiko harus menemui dokter mata dan melakukan kunjungan pada frekuensi yang direkomendasikan oleh dokter mata.”
Apakah pemakaian lensa kontak yang rutin berpengaruh buruk terhadap kesehatan mata?
“Jika digunakan dan dirawat dengan benar, soft lens maupun jenis lensa kontak lainnya merupakan pilihan yang aman dan efektif untuk memperbaiki penglihatan. Faktanya, jutaan orang di dunia memilih untuk menggunakan lensa kontak. Namun, memakai lensa kontak dapat meningkatkan resiko untuk terkena infeksi mata yang serius, terutama jika tidak dirawat dengan cara yang tepat. Pastikan untuk selalu membersihkan, melakukan disinfeksi, dan menyimpan lensa kontak sesuai anjuran.”
Bolehkah lensa kontak digunakan seharian selama bekerja di depan gawai?
“Sejumlah penelitian melaporkan bahwa tingginya screen time mengakibatkan menurunnya laju berkedip seseorang. Hal ini mengakibatkan lapisan air mata menjadi tipis dan tidak stabil, sehingga terjadi dry eye atau mata kering. Pada pengguna lensa kontak, gejalagejala ini tentu saja lebih parah. Tanpa manajemen yang benar, penggunaan gawai yang tinggi dapat mengurangi toleransi seseorang terhadap pemakaian lensa kontak.”
Apakah kondisi penglihatan berpengaruh pada tampilan kulit di sekitar area mata?
“Banyak penyakit yang dapat terjadi pada area kelopak mata sekaligus mengancam penglihatan.
Hal ini tentu perlu mendapat penanganan ahli. Apabila yang dimaksud adalah kelainan refraktif atau kacamata, memicingkan mata seperti yang sering dilakukan oleh orang dengan kelainan refraktif yang tidak/kurang tepat terkoreksi dapat mempercepat proses degenerasi kulit di area sekitar mata (menjadi mudah berkerut).”