Herworld (Indonesia)

STAR OF THE KITCHEN

Jadi sosok yang paling dicari saat ini, Renatta Moeloek bagikan kisahnya berkarier sebagai seorang chef dan perubahan hidup setelah Masterchef.

- OLEH KIKI RIAMA PRISKILA FOTO AGUS SANTOSO YANG (@AGUSSANTOS­OYANG/0878556080­55) PENGARAH GAYA BIMO PERMADI ASISTEN PENGARAH GAYA REGINA YOHANA TATA RIAS WAJAH BUBAH ALFIAN (@BUBAHALFIA­N) TATA RIAS RAMBUT RANGGA YUSUF (@HAIRBYRANG­GAYUSUF/0856807254­8)

Transforma­si Renatta Moeloek setelah Masterchef dan tampilan stylishnya dalam balutan Louis Vuitton, Fendi, dan Je Suis Flirt.

Hai Renatta, bagaimana kabarnya setelah Masterchef? Baik sekali, akhirnya bisa mengerjaka­n hal-hal kecil yang selama ini tertinggal karena shooting.

Apakah hidup Renatta berubah setelah tampil di Masterchef?

Sangat berubah! Tidak kaget

sih, tapi semakin banyak keputusan yang harus dibuat. Sebelum Masterchef, saya kerja di industri yang enggak ada kaitannya dengan

entertainm­ent. Tidak kerja di TV atau brand, lebih mengurus

private dining, buat menu, fokus pada event. Sekarang, semakin banyak keputusan dan kerja sama yang harus dipilih.

Banyak yang bilang Renatta adalah pribadi yang misterius, tegas, dan judes. Mungkin kalau dibilang tegas, masih oke. Tapi kalau judes, rasanya ini hanya karena wajah saya. Saat saya diam, beberapa teman pernah bertanya, “Rena kenapa? Lagi sedih, ya?” Padahal saya enggak merasakan apaapa, hanya lagi bingung mau makan malam apa. Tapi setelah menonton adegan audisi Masterchef musim 5, saya sadar, “I look depressed." Jadi setelah itu, saya berusaha untuk lebih senyum.

Tapi di Twitter, Renatta justru terlihat sangat lucu. Karena di Twitter, teman saya hanya Arnold saja yang sering bercanda. I don’t have many friends on Twitter. Lagipula sampai sekarang saya belum terlalu lancar bermain Twitter. Bahkan, saya enggak tahu perbedaan reply dan retweet.

Renatta sempat sekolah di Le Cordon Bleu di Prancis dan bisa menyelesai­kan course-nya hanya dalam delapan bulan.

Mereka punya program intensif. Jadi, daripada menghabisk­an dua tahun, saya bisa menyelesai­kan materi yang sama dalam delapan bulan. Masuk enam hari seminggu dari jam 09.00 sampai 21.00 Dibilang capek, enggak juga. Saat kita produktif, kita enggak merasa capek.

Waktu remaja, bagaimana cara Renatta menemukan passion sebagai chef. Apalagi dulu profesi ini belum hits.

Sejujurnya saya enggak pernah punya pikiran untuk jadi chef.

Yang pasti, apa pun yang saya lakukan nanti, pasti enggak akan jauh dari makanan atau F&B. Mungkin karena dari kecil memang sudah hobi baking.

Waktu SMP, saat teman-teman lain sering jajan, justru saya menghabisk­an uang untuk membeli beragam bahan-bahan aneh untuk dimasak. Saat itulah saya merasa bahwa ini lebih dari sekadar hobi.

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia